PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) : Beberapa Pemilih pemula di TPS 22 Hajimena, Natar, Lampung Selatan mengaku sudah mantap dengan pilihan calon presiden masing-masing, tetapi bingung memilih calon legislatif (caleg) yang cukup banyak dan tidak dikenal.
Namun, mereka tetap menyoblos dan memberikan hak suara serta berharap siapapun pemimpin yang terpilih agar amanah dan bisa memajukan Indonesia ke depannya.
Sekitar pukul 10.30 WIB, Rabu, 14 Februari 2024, suasana di TPS 22 Hajimena mulai ramai pemilih yang antri. Panitia menyediakan kursi di dalam tenda dan di luar tenda. Tidak hanya para orang tua, terlihat cukup banyak anak muda yang bersiap memberikan hak suara mereka pada Pemilu serentak ini.
Di sebelah kiri pintu masuk TPS, panitia menyediakan papan yang ditempeli dengan contoh surat suara pemilihan presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provinsi Lampung, dan DPRD Kabupaten Lampung Selatan. Pada contoh surat suara ini dilengkapi dengan nama partai, foto dan nama calon.
Sebelum mendaftar dan dipanggil untuk mencoblos di bilik suara, banyak warga yang berkumpul di samping pintu masuk tersebut. Mereka mencari nama-nama caleg yang mereka kenal. Terlihat beberapa warga kebingungan membedakan lima kertas suara yang ada di contoh. Mereka saling bertanya dan berdiskusi mana kertas suara untuk DPD, DPR RI, DPRD Provinsi Lampung, dan DPRD Kabupaten Lampung Selatan.
Ditemui di TPS 22, beberapa pemilih pemula juga mengalami kebingungan yang sama saat memilih caleg baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten.
Seperti yang diakui oleh Moza Soraya Salsabila yang tahun ini berusia 17 tahun. Ini merupakan pengalaman perdana bagi Moza ikut mencoblos pada Pemilu. Pelajar SMAN 13 Bandar Lampung ini mengaku sudah mantap untuk pemilihan presiden karena mengenal nama calon presiden dan mengetahui nomor urut calon predisen yang akan dipilih. Namun, dia mengaku kebingungan saat memilih caleg.
“Bingung lah karena baru pertama kali kan, di presiden tahu, yang legislatifnya bingung, banyak nggak kenal. Nyari-nyari namanya susah, banyak banget,” kata Moza.
Untuk tata cara pencoblosan pada Pemilu, Moza mengaku lebih banyak bertanya kepada orang tuanya. Dia juga senang bisa ikut memilih para pemimpin bangsa Indonesia melalui konstenstasi Pemilu di tahun ini. “Seru dong, karena ramai aja, terus bisa memilih sesuai kemauan kita,” tuturnya.
Moza berharap, Pemilu berjalan dengan lancar dan baik, serta para pemimpin yang terpilih bisa memajukan Indonesia dan menepati janji-janji yang telah disampaikan selama masa kampanye.
Hal senada disampaikan Aghnata Diyah Harapan, warga Perumahan Bunga Mustika yang tahun ini berusia 19 tahun dan menjadi pemilih pemula. Menurutnya, dia sudah tahu siapa calon presiden yang bakal dicoblos, tetapi masih bingung dengan pilihan calon legislatif.
“(cara) nyoblosnya sudah tahu, tapi untuk nama orangnya (caleg) bingung sih. Kalau untuk presiden tahu,” tuturnya. Diah berharap Pemilu berlangsung secara jujur dan lancar.
Tidak jauh berbeda, Oma Athaya Vito yang tahun ini berusia 20 tahun dan menjadi pemilih pemula, juga mengalami kebingungan yang sama. Warga Perumahan Sejahtera ini mengaku bingung memilih caleg karena tidak ada yang dikenal.
“Selain presiden bingung sih, nggak ada yang tahu soalnya. Gimana ya, pokoknya nyoblos aja lah,” kata Oma yang juga mahasiswa Itera ini.
Dia mengaku mengetahui tata cara mencoblos dalam Pemilu melalui sosialisasi Pemilu di Instagram. Oma berharap, siapapun yang terpilih menjadi pemimpin bangsa agar bisa memegang amanah. “Siapapun yang kepilih tetap amanah lah, nggak menjatuhkan bangsa sendiri, itu aja sih,” ujarnya. (RINDA/R-3)
Recent Comments