• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Thursday, July 3, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Kentus dan Kementhus

OPINI

by portall news
May 15, 2024
in Headline
Kumat

Prof. Sudjarwo

281
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh: Sudjarwo, Guru Besar Universitas Malahayati Lampung

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Ketus dan Kementhus. Kedua kata itu berasal dari bahasa Jawa yang ucapannya hampir sama, tetapi maknanya sangat berbeda. Kentus atau tombong merupakan cikal bakal pembentukan tunas kelapa. Kentus kelapa bentuknya bulat dan terletak di dalam daging buah kelapa yang sudah tua. Waktu kecil zaman tahun 50-an dahulu kalau mengupas kelapa yang sudah tua, maka di dalam dagingnya tadi ada juga daging bulat, dengan tekstur yang sangat lembut, dan itulah namanya kentus. Biasanya menjadi rebutan kami yang masih anak-anak pada waktu itu, dan itu merupakan kebahagiaan tersendiri.

Berbeda lagi dengan Kementhus; dari hasil penelusuran digital ditemukan informasi Kata “kumenthus” dan “kumaki” sering diucapkan “kementhus” dan “kemaki” masih sering kita dengar dalam percakapan bahasa Jawa. Arti umumnya adalah “sombong”. Masih banyak orang yang berbahasa ibu “Jawa” mengerti hal ini. Yang bukan Jawa pun tahu mengatakan “kemaki”.

Baca Juga

PJR Polda Lampung Gagalkan Penyelundupan 4 Kg Ganja di Tol Bakter

Program MBG, Strategi Pemerintah Tekan Stunting dan Wujudkan Generasi Sehat

Dua Alumni SMA Al Kausar Bertarung di Clash of Champions Season 2

Kumenthus berasal dari kata “Kenthus”, yaitu sejenis katak yang bisa menggembungkan perutnya. Kataknya kecil-kecil saja, tetapi kalau pas menggelembung dia akan menjadi besar. Tidak hanya besar badannya tetapi suaranya pun menjadi besar. Kita tidak akan menyangka kalau bunyi yang keras itu dikeluarkan oleh makhluk sekecil itu. Orang “kumenthus” adalah orang yang berlagak sok berani sepertinya dia yang paling jagoan.

Tampaknya sekarang sedang banyak para kemethus ini berkeliaran disekitar kita dengan berlagak sok berani mencegat kendaraan berat untuk dimintai uang. Hampir sepanjang jalan raya yang dilalui kendaraan berat, mereka selalu beroperasi dengan cara memintapaksa kepada sopir kendaraan. Itu adalah permintaan yang terang-terangan dilakukan mereka ditengah jalan.

Bagaimana dengan para kementhus yang berbaju petugas dengan teknik “uang keamanan” mereka memeras para sopir kendaraan berat. Walaupun kalau kita telusuri mereka beraksi itu karena ada target yang harus mereka capai guna menenangkan Sang Bos. Persoalannya siapakah Sang Bos ini; ternyata Bos ini bagai multilevel, dimana setiap Bos punya Bos Besar lagi di atasnya; dan seterusnya.

Dunia kementus ternyata tidak hanya ada di jalan, tetapi kementhus berdasi juga tidak kurang; justru ini pada umumnya lebih rakus. Terkadang perilakunya menggelikan, kelihatan sok bersih bahkan sok suci; ternyata menerima storan lebih banyak dan lebih beragam. Kantornya berpendingin, bersih, wangi; walaupun sejatinya bau bangkai. Untuk masuk keruangannya-pun harus melalui lapisan security yang berlapis-lapis; namun manakala berhadapan dengan penyetoran, maka kata orang Palembang…..”lanjak ke”…

Lucunya lagi juga melanda orang yang merasa menjadi tokoh agama, yang seharusnya bisa berkata lebih santun, lembut dan penuh etika. Ternyata saat berhadapan dengan perbedaan sudut pandang; asli kementhusnya keluar; bahkan tidak segan-segan mengkafirkan orang yang alim dan hafal kitab suci yang sama dia yakini, dan belum tentu dia mampu menghafal dan sedalam pemahaman yang dikafirkan. Ternyata kementhus sudah menutupi akal sehatnya sebagai manusia yang merasa diri sebagai ahli.

Dunia kementhus sudah merajalela ke semua sendi kehidupan; hanya tampilannya saja yang membedakan. Ada yang berpola terang-terangan, ada yang malu-malu tapi mau, ada yang sok menolak tapi sebenarnya rakus. Atau gabungan dari ketiganya, dan ini yang sering tampak sekarang, bahkan bisa jadi musang berbulu ayam; tampak sekilas alim alamak ternyata kelakuannya saat sendiri bagai singa lapar yang tujuh hari tidak makan.

Kekementhusan ini tampaknya sudah menjadi “wabah sosial” karena hampir di semua lapisan masyarakat perilaku kementhus melanda. Terlepas apakah itu bawaan lahir, namun tampaknya keacuhtakacuhan masyarakat selama ini akan kondisi sosial sekitar ikut mengkontribusi tumbuh suburnya sikap kementhus. Miskinnya keteladanan dari pemimpin bangsa yang tampaknya akhir-akhir ini makin sulit didapat, diduga juga memberi kontribusi yang signifikan akan tumbuhkembangnya sikap kementhus bagi rakyatnya.

Dagelan kementhus tiap hari ditampilkan dihadapan kita, pertanyaan tersisa sampai kapan sikap kementhus itu akan terus dipertontonkan. Tentu saja jawabannya sampai alam ini digulung oleh malaikat atas perintahNYA. Konon juga kehancuran alam ini diakibatkan oleh sikap kementhus penghuninya. Semoga kita tidak menjadi bagian pengkontribusi timbulnya sikap kementhus.
Salam Waras (R-1)

Previous Post

Ketua Bawaslu RI Bersama Walikota Eva Resmikan Kantor Bawaslu Kota Bandar Lampung

Next Post

Unila Jalin Kerja Sama Dengan Komisi Kejaksaan RI

Next Post
Unila Jalin Kerja Sama Dengan Komisi Kejaksaan RI

Unila Jalin Kerja Sama Dengan Komisi Kejaksaan RI

Siswa SD Al Kautsar Raih Medali Perunggu Olimpiade Matematika Internasional SASMO

Siswa SD Al Kautsar Raih Medali Perunggu Olimpiade Matematika Internasional SASMO

LP3M Unila Sosialisasi Program MBKM Secara Daring

LP3M Unila Sosialisasi Program MBKM Secara Daring

Unila Dukung Ketahanan Nasional Lewat Pendidikan Karakter Mahasiswa

Unila Dukung Ketahanan Nasional Lewat Pendidikan Karakter Mahasiswa

Walikota Eva Dwiana Sambut Silaturahmi SSDN PPRA LXVI Lemhanas

Walikota Eva Dwiana Sambut Silaturahmi SSDN PPRA LXVI Lemhanas

No Result
View All Result

Recent Posts

  • PJR Polda Lampung Gagalkan Penyelundupan 4 Kg Ganja di Tol Bakter
  • KSPM UM Metro Gelar Sekolah Pasar Modal : Bekali Mahasiswa Jadi Investor Sejak Dini
  • Program MBG, Strategi Pemerintah Tekan Stunting dan Wujudkan Generasi Sehat
  • “Candikolo” (Saat Senja Mejadi Cermin)
  • Dua Alumni SMA Al Kausar Bertarung di Clash of Champions Season 2

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist