PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Geofani Petros Debora Yawan, mahasiswa baru Institut Teknologi Sumatera (Itera) asal Nabire, Papua, menjadi mahasiswa terjauh di Itera.
Geofani diterima di Program Studi Teknik Sistem Energi melalui Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua. Pilihannya di prodi yang mempelajari energi baru dan terbarukan ini demi meraih cita-cita membantu Papua terang oleh listrik hingga ke desa-desa terpencil.
Menurut Geofani, ada dua siswa dari SMKN 2 Teknologi dan Rekayasa Nabire yang mendaftar untuk mengikuti Program ADik ini, tetapi hanya dia yang dinyatakan lolos di Itera.
“Tidak pernah terbayang akan masuk kuliah di sini, rasanya senang, bersyukur sekali ada di sini,” kata Geofani, saat diwawancara di sela kegiatan Sidang Penerimaan Mahasiswa Baru Itera, Senin, 11 Agustus 2025, di kampus setempat.
Geofani mengaku tertarik untuk mempelajari sumber-sumber energi baru dan terbarukan yang ada di sekitar. Sebab, banyak warga di desa-desa Papua yang belum memiliki penerangan listrik.
“Tujuan saya mengambil jurusan ini karena ingin membangun energi yang lebih baik di sana, karena di sana masih kurang pemanfaatan energinya. Sementara, banyak rumah-rumah yang belum punya listrik,” katanya.
Menurut Geofani, saat di SMK, dia pernah magang di PLN Nabire selama tiga bulan. Ketika itu, dia terlibat pendataan rumah-rumah warga yang akan dipasangi meteran listrik.
Melalui magang itu, Geofani juga menjadi tahu tentang pembangkit listrik tenaga surya yang mulai diterapkan oleh PLN Nabire. Sementara di beberapa daerah terpencil, PLN memanfaatkan tenaga air atau mikrohidro.
“Saya pernah magang di PLN Nabire, di sana baru memulai energi terbarukan seperti panel surya mulai ada. Sedangkan di daerah terpencil digunakan pembangkit listrik tenaga air,” katanya.
Ini menjadi alasan kuat Geofani untuk memilih Program Studi Teknik Sistem Energi di Itera. Dia ingin mendalami teknologi di bidang energi baru dan terbarukan untuk nanti diterapkan di daerahnya.
“Setelah lulus, saya ingin balik ke daerah untuk membangun daerah, pengen kerja di PLN karena pernah magang di sana,” kata Geofani.
Geofani datang ke Lampung sejak 19 Juli lalu, dan langsung masuk di asrama Itera. Menurutnya, semua mahasiswa Program ADik Papua diwajibkan tinggal di asrama sampai lulus.
“Di asrama ada teman sekamar dari Pesisir, ada yang dari Papua juga. Kalau dengan teman-teman kampus, masih beradaptasi, masih menyesuaikan cara berbicara dan logat,” tutur Geofani. (RINDA/R-1)
Recent Comments