• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Monday, December 8, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Rishal Asri: Ketergantungan Energi Masih Tinggi, Kedaulatan Baru di Level 6,9 dari 10

by portall news
October 23, 2025
in Ekonomi, Headline
Rishal Asri: Ketergantungan Energi Masih Tinggi, Kedaulatan Baru di Level 6,9 dari 10

Pakar Energi dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Rishal Asri, S.T., M.Eng., Ph.D. saat memberi materi dalam diskusi “Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Sudah Berdaulatkah Kita dalam Energi?, Kamis (23/10/2025)

138
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

PORTALLNEWS.ID ( Bandar Lampung ) – Pakar Energi dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Rishal Asri, S.T., M.Eng., Ph.D., menilai bahwa setelah satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, Indonesia masih jauh dari kedaulatan energi nasional.
Menurutnya, dari skala 1 hingga 10, tingkat keamanan energi Indonesia baru mencapai 6,9, atau masih berada di bawah ambang aman.

“Kita ini masih tergantung impor. Baik untuk minyak maupun gas, defisitnya besar. Artinya kedaulatan energi belum benar-benar kita capai,” tegas Rishal dalam forum diskusi  Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Sudah Berdaulatkah Kita dalam Energi?” di Bandar Lampung, Kamis (23/10/2025).

Defisit Energi Masih Lebar

Baca Juga

Tim Literasi Lampung Gelar Pelatihan Untuk Donasi Korban Banjir Sumatera

IIB Darmajaya Pertahankan Predikat Informatif 2025

Kapolda Lampung Tegaskan Sikap: Illegal Logging Tak Ada Ruang di Pesisir Barat

Rishal menjelaskan, kebutuhan gas LPG nasional mencapai 8–8,8 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri hanya 1,2–1,9 juta ton.
Artinya, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 7 juta ton LPG setiap tahun.

Kondisi serupa terjadi pada sektor minyak bumi (BBM).
Konsumsi nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan produksi hanya 600 ribu barel.
“Defisit satu juta barel ini yang menimbulkan beban impor dan subsidi,” ujarnya.

Masalah Subsidi dan Ketidaktepatan Sasaran

Rishal mengkritisi kebijakan subsidi energi, terutama LPG 3 kilogram, yang hingga kini belum tepat sasaran.
Sebagian besar justru dinikmati oleh kelompok menengah ke atas.

“LPG 3 kilo ini rantai distribusinya panjang dan rawan bocor. Dari pengisian sampai ke tangan pengguna, banyak yang tidak sesuai harga subsidi,” jelasnya.

Sebagai alternatif, ia mendorong pemerintah mengembangkan jaringan gas kota yang dinilai lebih efisien dan tepat sasaran.
“Bandar Lampung sudah mulai punya jaringan gas kota, tapi belum merata. Ini yang perlu diperluas untuk mengurangi beban subsidi,” tambahnya.

Solusi: Elektrifikasi dan Kompor Listrik

Rishal menilai, elektrifikasi alat masak menjadi langkah strategis untuk menekan subsidi LPG.
Ia menyebut bahwa di banyak negara maju, masyarakat sudah beralih ke kompor induksi listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan ini perlu disertai inovasi teknologi dan kesiapan infrastruktur listrik.
“Masalahnya, kalau mati lampu, nggak bisa masak. Jadi solusi ini juga harus dibarengi perbaikan pasokan listrik,” kata Rishal disambut tawa peserta.

Transportasi dan Konsumsi Energi

Lebih dari 50 persen energi nasional terserap di sektor transportasi, terutama BBM untuk kendaraan pribadi. Rishal menilai, ketergantungan tinggi pada transportasi berbahan bakar minyak menjadi penghambat utama kedaulatan energi.

“Begitu harga BBM naik sedikit, semua harga ikut naik. Ini karena 50 persen energi kita habis di transportasi,” jelasnya.

Menurutnya, solusi jangka panjang adalah penguatan transportasi publik dan percepatan elektrifikasi kendaraan.
Namun, ia mengingatkan bahwa jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Lampung masih minim.

Tantangan Infrastruktur dan Penerimaan Publik

Rishal juga menyoroti masalah infrastruktur dan penerimaan masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Harga kendaraan listrik masih tinggi, servis terbatas, dan daya listrik rumah tangga banyak yang belum memadai.

“Masyarakat masih takut. Takut baterai habis di jalan, takut tidak kuat nanjak. Ini persoalan sosial yang harus dijawab lewat edukasi dan insentif,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan pemerintah seharusnya lebih terarah dan bertingkat — kendaraan listrik untuk kelas menengah ke atas, sementara subsidi BBM dan gas difokuskan untuk kelompok bawah.

Komunikasi Publik Pemerintah Dinilai Lemah

Sementara itu , dalam Diskusi , Pakar Komunikasi Publik Universitas Lampung, Dr. Feri Firdaus, S.I.Kom., M.A. juga menilai kebijakan energi nasional di bawah pemerintahan Prabowo–Gibran belum diiringi dengan komunikasi publik yang baik, transparan, dan terintegrasi.

Framing dan Krisis Kepercayaan Publik

Dr. Feri mengingatkan bahwa lemahnya strategi komunikasi membuat narasi kebijakan pemerintah mudah kalah oleh opini media sosial. Ia mencontohkan bagaimana isu soal program MBG bahkan dipelintir dalam ruang digital seperti gim Roblox, yang menggambarkan makanan bantuan pemerintah sebagai “racun”.

“Ini menunjukkan bahwa komunikasi publik pemerintah kalah cepat dan kalah menarik. Publik akhirnya lebih percaya pada narasi alternatif ketimbang sumber resmi,” jelasnya.

Seruan Bangun Pusat Komunikasi Energi

Untuk memperbaiki situasi, Feri mengusulkan pembentukan Pusat Komunikasi Energi Nasional sebagai sumber informasi satu pintu. Ia juga menekankan pentingnya pemerintah mengadopsi prinsip Crisis and Emergency Risk Communication (CERC) dari WHO, yakni:

  1. Be First – pemerintah harus jadi sumber informasi pertama.
  2. Be Right – sampaikan data akurat.
  3. Be Credible – jujur dan transparan.
  4. Express Empathy – tunjukkan empati pada masyarakat.
  5. Promote Action – beri panduan nyata.
  6. Show Respect – hargai publik.

“Tanpa komunikasi publik yang kredibel dan berempati, kebijakan energi hanya akan dianggap propaganda,” tegasnya.

 

Previous Post

Satu Tahun Prabowo–Gibran: Kedaulatan Energi Masih di Persimpangan Jalan

Next Post

Tol Bakter Respons Cepat Dugaan Penggelapan Mobil di Ruas Bakauheni

Next Post
Tol Bakter Respons Cepat Dugaan Penggelapan Mobil di Ruas Bakauheni

Tol Bakter Respons Cepat Dugaan Penggelapan Mobil di Ruas Bakauheni

Lampung Matangkan Persiapan Jelang Forum Investasi Internasional LEIF 2025

Lampung Matangkan Persiapan Jelang Forum Investasi Internasional LEIF 2025

“Bebay Butabuh 2025: Perempuan Lampung Tunjukkan Harmoni Budaya”

“Bebay Butabuh 2025: Perempuan Lampung Tunjukkan Harmoni Budaya”

Lampung Siap Jadi Pusat Bioetanol Nasional

Lampung Siap Jadi Pusat Bioetanol Nasional

Kelurahan Kedamaian Masuk 5 Besar Nasional, Pemkot Bandar Lampung Torehkan Prestasi di Ajang Pemerintahan Award 2025

Kelurahan Kedamaian Masuk 5 Besar Nasional, Pemkot Bandar Lampung Torehkan Prestasi di Ajang Pemerintahan Award 2025

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Tim Literasi Lampung Gelar Pelatihan Untuk Donasi Korban Banjir Sumatera
  • IIB Darmajaya Pertahankan Predikat Informatif 2025
  • Kapolda Lampung Tegaskan Sikap: Illegal Logging Tak Ada Ruang di Pesisir Barat
  • Polri Salurkan Air Bersih bagi Warga Terdampak Banjir di Nagan Raya
  • Lampung Waspada Inflasi Akhir Tahun

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist