Tuhu Bangun: “Ketuk Pintu Tuhan Melalui Tanaman”

Api unggun dan renungan malam menjadi puncak acara "Short Refreshement" karyawan setingkat mandor ke atas PTPN I Regional 7 Kebun Tebenan, Kamis, 7 Agustus 2025. FOTO/DOK

PORTALLNEWA.ID (Banyuasin)— Gelap membekap Lapangan Komplek Rumah Dinas PTPN I Regional 7 Kebun Tebenan, Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (7/8/25) pukul 00.15. Api unggun dari kayu kering yang disusun di tengah dinyalakan. Cahaya jingga perlahan menyinari 42 karyawan setingkat mandor yang mengelilingi dengan bersila. Lagu “Doaku” dalam format musik tanpa syair menyeruak perlahan mengurung suasana. Tuhu Bangun, Region Head PTPN I Regional 7 membuka narasi dengan meminta peserta “short refreshement” itu memejamkan mata. Ia mulai memainkan alam bawah sadar para pejuang produksi komoditas karet itu untuk membangkitkan rasa pedulinya terhadap perusahaan.

“Allohurobbi, syukur kami kepada-Mu, sampaikan salam dan salawat kami kepada Rasul-Mu, dan berikan kami kesempatan bercermin diri untuk melihat hati kami yang kotor ini. Assalamualaika wahai semua mahluk yang hidup di sekitar tempat ini. Assamualaika wahai para arwah yang menjadi pahlawan Kebun Tebenan ini.”

Api unggun terus berkobar. Hening semakin bening. Organ ucap orang nomor satu di PTPN I Regional 7 itu terus mengalirkan narasi-narasi positif yang menukar dominasi logika masuk kepada dominasi rasa para peserta. Tuhu Bangun membawa hati peserta mengenang jasa ibu, jasa bapak, jasa istri, dan mimpi anak-anak yang selama ini menjadi tambatan penguat sehingga setiap kita bekerja dengan sepenuh jiwa. Pesan utama yang ia kuatkan malam itu adalah, agar setiap ikhtiar kita dalam bekerja mendapat rida dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya minta dengan kerendahan hati kepada Bapak Ibu semua, mari kita bekerja dengan kesadaran penuh, bahwa semua ikhtiar kita dilandasi dengan mengundang ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Lanjutkan dengan kesungguhan, kemampuan maksimal, dan kejujuran yang datang dari hati. Jadikan hati sebagai imam hidup kita. Ketuk pintu Tuhan lewat tanaman yang kita kelola. Ajukan proposal kepada Tuhan untuk hasil terbaik, produksi yang melimpah, dan tentu saja, rezeki yang berkah,” kata Tuhu Bangun.

Sesi renungan malam ini menjadi puncak acara “Short Refreshement” bagi karyawan setingkat mandor ke atas yang berkarya di PTPN I Regional 7 Kebun Tebenan. Sebanyak 42 peserta dari bagian tanaman dan pabrik ikut pada pelatihan yang difasilitasi Bagian SDM PTPN I Regional 7 itu.

Selain Region Head, hadir pada acara itu SEVP Operation Wiyoso, SEVP Business Support Iskandar Dewantara, Ketua Umum SPPN VII Sasmika Dwi Suryanto, Kabag. Sekretariat dan Hukum Agus Faroni, Kabag. Tenaman Yulianto, Kabag. SDM Ronald Sudrajat, dan para pejabat utama lainnya. Beberapa Manajer dari kebun terdekat juga hadir memberi dukungan.

Hampir satu jam Tuhu Bangun memberikan penguatan kepada para peserta dan seluruh karyawan perusahaan yang hadir. Selain mengetuk nurani untuk membangkitkan semangat dan rasa peduli kepada perusahaan, ia juga menyampaikan pesan-pesan teknis, termasuk data kinerja perusahaan yang dibangun dari akumulasi kinerja di unit terbawah. Ia mengaku telah membaca data kinerja Kebun Tebenan yang sempat kurang baik di semester pertama, tetapi mengapresiasi karena memasuki semester kedua mengalami kenaikan yang memberi harapan.

“Saya membaca laporan bahwa Tebenan tidak maksimal penggalian produksi di semester pertama. Faktor alam memang terjadi, tetapi mohon jangan salahkan Tuhan. Tuhan lebih tahu kapan waktu terbaik diturunkan hujan atau sebaliknya. Termasuk mengapa karet kita diserang penyakit sehingga daun gugur sebelum waktunya. Kita harus perkuat ikhtiar dan mencari cara terbaik untuk memperbaiki. Dan karena faktor alam itu domain Tuhan, maka jangan pernah tinggalkan Tuhan dalam setiap ikhtiar. Libatkan Tuhan sebelum kita beraktivitas,” kata dia.

Dalam balutan kalimat-kalimat berhikmat, mata belasan karyawan terlihat basah oleh air mata. Tuhu Bangun terus mengingatkan peserta tentang nasib diri jika perusahaan BUMN ini tidak berdiri di sini. Ia mengajak bersyukur karena mendapat pekerjaan dan penghidupan dari perusahaan yang diamanahkan. Berapa kebutuhan hidup, tempat tinggal, kendaraan, biaya sekolah anak-anak, hingga berbagai fasilitas untuk kehidupan yang datang dari perusahaan ini.

“Saya minta, mulai besok pagi, awali aktivitas kerja kita dengan berdoa, salat subuh bagi yang muslim, dan bermohon kebaikan semuanya. Salami ibu dan bapak kalau masih ada, cium istri dan ucapkan terima kasih, peluk anak-anak, dan sayangi sesama. Lanjutkan dengan kesungguhan bekerja, niatkan ini sebagai bagian dari ibadah, dan jalankan dengan penuh dedikasi dan kejujuran. Malam ini kita membakar ranting kayu untuk api unggun untuk menjadi simbol bahwa mulai saat ini kita membakar semua sifat buruk. Yakin, kita akan capai RKAP tahun 2025 ini.”

Sebelum sesi renungan malam, Ketua SPPN VII Sasmika Dwi Suryono juga menyampaikan sambutan. Ia mengajak seluruh insan PTPN I, terutama Regional 7 untuk memastikan setiap aktivitas dalam pekerjaan memiliki nilai. Ia mengapresiasi panitia yang merancang acara dengan sentuhan nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Hal ini tepat, kata dia, karena PTPN I Regional 7 dan seluruh asetnya adalah amanah dari negara untuk dikelola dengan baik. Dari pengelolaan ini, seluruh karyawan mendapat akses rezeki yang baik.

“Sebagai karyawan PTPN, kita harus bangga. Jangan rendah diri. Sama seperti saudara-saudara kita yang TNI, Polri, dan semua yang berjuang untuk bangsa. Kita juga patriot yang harus berjuang demi bangsa. Itulah mengapa tagline kita, PTPN I Tumbuh, Juara, Bangun Negeri. Mari kita berikan yang terbaik untuk negara melali perusahaan ini,” kata dia.

Tak kurang menarik, Kabag. Tanaman Yulianto juga menyampaikan pesan-pesan untuk menguatkan peserta pelatihan. Ia meminta semua insan PTPN I Regional 7 untuk bijak dalam setiap gerak hidup, terutama ketika menjalankan tugas sebagai karyawan. Ia mengajak peserta untuk memahami pesan ajaran agama yang paling hakiki dalam kehidupan. Yakni, tentang siapa diri kita, untuk apa kita hadir di dunia, dan akan kemana kita harus kembali.

“Dalam agama Islam, tugas kita dalam hidup ini sesungguhnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Dan Aku ciptakan jin dan manusia sesungguhnya supaya menyembah Allah. Maka, jalankan setiap gerak kita sebagai bagian dari ibadah. Dan dalam ibadah, semua dijalankan dengan kejujuran, kemampuan yang maksimal, kepasrahan, dan keyakinan yang penuh. Mari kita bekerja dengan baik, hindari kecurangan, penyimpangan, apalagi pengkhianatan.”

Acara yang selesai pukul 01.30 itu diakhiri dengan foto bersama. Suasana haru dan keramah tamahan antara para pejabat dengan para karyawan terlihat begitu kental dan alamiah. Mereka saling memberi dukungan dan saling memaafkan dan bertekat memperbaiki keadaan. (R-1)