PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Rumah kuno dan bersejarah peninggalan keturunan Imam Besar, Kyai Muhammad Hasan Besari di Dusun Ngguron, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo yang terancam dirobohkan berhasil diselamatkan, dan kini menjadi pusat kegiatan masyarakat sekitar.
Rumah bertiang kayu dengan bangunan sederhana itu berada dalam kompleks Kampung Tegalsari yang terdapat Masjid Kyai Hasan Besari nan legendaris.
Di barat masjid juga terdapat Makam Agung Kyai Ageng Muhammad Besari beserta Kyai Muhammad Hasan Besari dan Kyai Muhammad Ilyas. Ketiganya adalah keluarga dengan silsilah ke atas hingga sampai Raden Patah dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Penulis dan Pemerhati Sosial Kebudayaan, Rudy Han Gagas yang turun ke lokasi rumah kuno mengatakan, mendapat cerita mistis dari tukang kebun yang kerap membersihkan rumah kuno tersebut.
“Tukang kebun yang biasa dipanggil buat bersih-bersih rumah ini, Pak Wujud, mengaku bermimpi didatangi lelaki tinggi besar bersurban dan berjubah,” kata Rudi, Minggu (18/12/2022).
Tukang kebun tersebut mengaku mendengar teriakan, “Ndang rampungno, resikki! (Segera beresi, bersihkan!),” jelas Rudy.
Teriakan itu membuat Pak Wujud gemetar, setelah bangun, dia langsung memotong dahan pohon mangga dan membersihkan sampah dedaunan di depan rumah yang terkenal keramat itu. Memotongnya juga pas surup menjelang maghrib. Tak hanya melewati waktu wingit, rumah itu juga angker.
Menurut Rudy, rumah kuno ini memang bukan rumah biasa. Selain merupakan rumah peninggalan keturunan Kyai Muhammad Hasan Besari yang merupakan guru dari pujangga besar Jawa, Ronggowarsito, pahlawan nasional HOS. Tjokroaminoto juga pernah belajar dan nyantri di rumah ini.
Dia menceritakan, rumah bersejarah ini sempat terbengkalai dan tidak terawat hingga bertahun-tahun. Bahkan, pihak keluarga atau keturunan yang tinggal tersebar di berbagai kota, telah menjual rumah tersebut.
Uniknya, jodohnya adalah sejumlah budayawan seperti Mbah Cuk, dan tokoh setempat seperti Pak Lurah Tegalsari. Hingga suatu waktu, para seniman, budayawan, dan agamawan dari berbagai daerah menghubungi Anies Baswedan yang terkenal peduli dengan warisan sejarah dan budaya, untuk membeli rumah tersebut. Pasalnya, mereka mendapat informasi rumah bersejarah itu akan dirobohkan dan dijadikan perumahan untuk bisnis properti.
“Waktu itu rumah itu sudah terlanjur di DP oleh salah satu pembeli yang berniat merobohkan rumah itu untuk membangun rumah-rumah petak, karena lahannya memang luas dan lebih menguntungkan,” tutur Rudy.
“Alhamdulillah, dengan berbagai upaya dan usaha, akhirnya rumah kuno ini bisa dibeli oleh Pak Anies. Kini, rumah ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan seperti pengajian, musyawarah, dan dalam waktu dekat juga segera dirapikan untuk perpustakaan umum,” lanjut novelis pemenang Falconscripthunt 2021 ini.
Selain sebagai tempat kegiatan keagamaan, rumah kuno peninggalan keturunan Kyai Muhammad Besari ini akan digunakan sebagai rumah budaya. Ada sejumlah kamar yang bisa digunakan oleh para peziarah makam Muhammad untuk tinggal dan menginap.
Rudy mengatakan, Anies Baswedan memang sejak lama mencintai budaya sehingga tidak aneh jika berupaya menyelamatkan rumah bersejarah yang telah banyak melahirkan tokoh bangsa Indonesia itu. (R-1)