• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Thursday, December 11, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Antara Api Emosi dan Keseimbangan Batin

Refleksi

by portall news
December 11, 2025
in Headline
Menjaga yang Nyaris Hilang

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

133
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh: Sudjarwo, Guru Besar Universitas Malahayati Lampung

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Sudah menjadi kebiasaan sejak dulu untuk selalu meminta konfirmasi, masukan, ide-ide baru; kepada sohib-sohib berkaitan dengan tulisan sebagai karya pemikiran yang sudah diproduksi. Hal ini antara lain dilakukan karena bertolak dari pemikiran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Salah seorang sohib menggugat agar juga menulis tentang filosofi yang ada pada karya-karya para pujangga negeri ini di masa lalu; salah satu diantaranya adalah episode dalam karya Mahabrata. Untuk itu lahirlah karya ini; sekalipun sangat sulit mencari referensi baku berkaitan dengan topik yang ada; sebagai contoh episode yang akan kita bentang berikut:

Dalam kisah pewayangan Jawa, kemarahan seorang istri yang lembut, bisa berubah menjadi daya batin yang mengguncang alam. Ini disimbolkan pada peristiwa Sembadra istri Arjuna yang pernah marah besar kepada suaminya, karena ditinggal bertugas tanpa pamit terlebih dahulu; lengkap adegannya sebagai berikut:
Subadra: “Kanda, sudah terlalu lama aku menyimpan rasa ini. Kau pergi tanpa kepastian, tanpa satu pun kata yang menenangkan hatiku. Aku menanti, tetapi yang datang hanyalah gelisah”. Arjuna menjawab dengan lembut: “Adinda, aku tidak bermaksud membuatmu cemas. Ada tugas yang tak bisa kutinggalkan. Aku harus pergi seketika, tanpa waktu untuk menjelaskan panjang lebar”.
Subadra menukas: “Aku bisa menerima kepergianmu, tetapi bukan ketidakjelasanmu. Hatiku bukan batu. Setiap malam aku diliputi takut; takut kau tak kembali, takut aku hanya menunggu bayangan. Kau tak tahu betapa berat menanggung itu”. (Dedaunan pohon pisang di belakangnya mulai mengering, tak kala Sambadra bersandar dibatangnya, karena tersentuh panas dari amarahnya.)

Baca Juga

KPMDI Lampung Helat Bakti Sosial

Bandar Lampung Raih Kota Terinovatif 2025

Bantuan Bandar Lampung Tiba di Tiga Provinsi

Dalam kisah tradisi yang berkembang di tanah Jawa, terdapat gambaran mengenai seorang perempuan yang memiliki kemarahan sedemikian dahsyat hingga pohon pisang tempat ia bersandar dapat mengering seketika. Kisah ini tampak berlebihan jika dipahami secara harfiah, namun justru di dalam keluwesan simboliknya itulah tersimpan refleksi mendalam mengenai hakikat manusia, terutama tentang daya batin, intensitas emosi, serta hubungan antara kehendak pribadi dan lingkungan. Cerita tersebut dapat dibaca sebagai alegori tentang bagaimana manusia, ketika berada dalam puncak gejolak batin, mampu mempengaruhi dunia di sekitarnya; baik secara nyata, maupun melalui makna yang ditimbulkan bagi sesama.

Dalam pandangan filsafat manusia, kemarahan bukan hanya sekadar ledakan emosi, tetapi juga ekspresi dari realitas eksistensial. Manusia adalah makhluk yang hidup di antara dua kutub: kelembutan dan ketegasan, kasih dan amarah, penerimaan dan perlawanan. Kisah perempuan yang kemarahannya mengeringkan pohon pisang menghadirkan simbol tentang bagaimana kondisi batin yang ekstrem dapat menyingkapkan potensi laten dalam diri manusia. Kemampuan tersebut bukan soal kekuatan supranatural semata, melainkan sebuah metafora tentang dampak psikologis dan moral yang bisa muncul ketika seseorang berada dalam tekanan emosional yang intens.

Pohon pisang dalam kisah itu dapat dipandang sebagai representasi dari dunia luar, sebuah lingkungan yang tampak sederhana dan lemah, tetapi sekaligus vital karena memberikan penopang kehidupan. Ketika pohon itu mengering akibat luapan emosi, kisah tersebut menyiratkan bahwa alam sekitar manusia sesungguhnya rapuh terhadap guncangan batin manusia. Hal ini sejalan dengan gagasan bahwa manusia selalu berada dalam hubungan timbal balik dengan dunianya. Lingkungan bukan hanya memberikan pengaruh pada manusia; manusia juga memberi bentuk pada lingkungannya melalui tindakan, perkataan, bahkan keadaan batinnya. Emosi, jika tidak dikelola dengan bijaksana, dapat menciptakan kerusakan tak terduga pada hubungan sosial maupun alamiah.

Di sisi lain, kisah tersebut juga menyentuh soal ketidakseimbangan antara kekuatan diri dan kemampuan mengelola kekuatan itu. Perempuan dalam cerita itu digambarkan penuh kasih, lembut, dan memancarkan keteduhan. Namun ketika kemarahannya memuncak, ia menjadi representasi dari energi batin yang tak tertahankan. Manusia pada dasarnya memiliki dua sisi yang terus bergerak: sisi yang menenangkan dan sisi yang mengancam. Sisi pertama menyalurkan kehangatan yang memelihara, sementara sisi kedua membawa potensi destruktif yang perlu diolah agar tidak menimbulkan kehancuran bagi diri sendiri dan sekitar. Kisah tersebut mengingatkan bahwa setiap manusia, betapapun lembut, menyimpan potensi kekuatan yang besar, dan kekuatan itu menuntut penguasaan diri.

Kisah itu sekaligus menyampaikan pesan tentang hubungan harmonis antara batin dan alam. Jika kemarahan dapat mengeringkan pohon, maka ketenangan bisa saja membuat pohon kembali rimbun. Hal ini menunjuk pada prinsip keseimbangan: manusia mempengaruhi dunia, tetapi juga bertanggung jawab menjaga keteraturan alam melalui pengelolaan dirinya sendiri. Dalam kerangka filsafat Jawa, alam dan manusia tidak dipisahkan, melainkan saling terhubung dalam kesatuan rasa, sebuah jalinan halus dimana batin yang jernih memancarkan keselarasan bagi lingkungan. Ketika seseorang tidak mampu merawat batinnya, ia berpotensi merusak harmoni yang lebih luas. Dan, ini membahayakan.

Lebih jauh, cerita tersebut mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada ledakan emosi, melainkan pada kendali atas emosi itu. Manusia yang bijaksana bukanlah yang tak pernah marah, tetapi yang mampu mengelola kemarahannya sehingga tidak mengeringkan apa pun di sekitarnya. Dalam konteks inilah, kisah itu mengandung pembelajaran moral: bahwa potensi destruktif dalam diri harus diimbangi oleh pengertian dan kelembutan. Penguasaan diri bukan sekadar kedisiplinan, tetapi juga bentuk kecerdasan emosional dan spiritual.
Kisah tersebut, melalui simbol-simbolnya, menempatkan manusia sebagai pusat pertanggungjawaban moral. Dunia luar tidak hanya mencerminkan keadaan batin manusia, tetapi juga dipengaruhi olehnya. Pada akhirnya, cerita tentang perempuan yang marah hingga mengeringkan pohon pisang bukan soal kekuatan gaib, melainkan tentang betapa berbahayanya manusia ketika ia tak mengenal dirinya, dan betapa mulianya ia ketika berhasil menata daya batinnya menjadi kekuatan yang menopang kehidupan.
Salam Waras (R-1)

 

Previous Post

Bandar Lampung Raih Kota Terinovatif 2025

Next Post

KPMDI Lampung Helat Bakti Sosial

Next Post
KPMDI Lampung Helat Bakti Sosial

KPMDI Lampung Helat Bakti Sosial

No Result
View All Result

Recent Posts

  • KPMDI Lampung Helat Bakti Sosial
  • Antara Api Emosi dan Keseimbangan Batin
  • Bandar Lampung Raih Kota Terinovatif 2025
  • Pemprov–PII Perkuat Profesi Insinyur di Lampung
  • Camat Kedamaian Bantah Isu Penelantaran Nenek Maymunah

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist