PORTALLNEWS.ID (Jakarta) – Bedah Buku “Kata Rakyat Tentang Anies Baswedan” menghadirkan diskusi yang cukup gayeng membahas ungkapan jujur dari rakyat yang bersentuhan langsung dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan.
Kegiatan bedah buku digelar di Rumah Duren Tiga, Jakarta, Rabu (11/1/2023), menghadirkan langsung dua penulis buku, M. Chozin Amirullah dan Ina Aie Tanama, dimoderatori oleh Euis Pretty. Peserta yang hadir mencapai ratusan orang baik yang hadir secara offline, maupun online melalui live IG penyelenggara.
M. Chozin Amirullah mengatakan, buku berjudul “Kata Rakyat Tentang Anies Baswedan” berupa kompilasi atau kumpulan pengalaman rakyat yang bersentuhan langsung dengan pemerintahan Anies Baswedan saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
“Rakyat lebih jujur dalam mengungkapkan pengalamannya, jadi buku ini lebih bersifat terbuka, jujur, dan tanpa tendensi apapun,” ujar Chozin dalam paparannya.
Sementara, Ina Aie Tanamas menjelaskan proses pembuatan buku yang melalui proses cukup panjang. Dia menemui warga satu per satu, mengetuk dari pintu ke pintu untuk melakukan wawancara dengan nara sumber.
“Ini kami lakukan demi memperoleh orisinalitas pengalaman dari warga. Kami melakukan wawancara dengan santai, mengobrol lama dengan warga,” tuturnya.
Bedah buku menghadirkan diskusi yang cukup hangat. Salah satu peserta menanyakan apakah isi buku tersebut juga berisi jawaban atas tuduhan politik identitas Anies Baswedan?
Dengan tegas, Chozin menjawab bahwa semua orang memiliki identitas, tidak hanya melalui identitas resmi berupa KTP, tetapi pakaian yang dipakai seseorang pun juga bisa menunjukkan identitas dirinya.
“Terlepas dari semua itu, isi buku ini lebih jujur mengungkapkan pengalaman langsung rakyat yang mendapat kebaikan dan kemajuan bersama atas kebijakan-kebijakan yang diterapkan Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta,” kata Chozin.
Dikutip dari nongkrong.co, peserta lain, Agung Nugroho mengungkapkan, pada era kepemimpinan Anies Baswedan dibangun klinik dalam panti yang menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Hal ini memudahkan pemeriksaan kesehatan bagi para ODGJ.
Menurut dia, ODGJ yang biasanya harus berdesak-desakan dalam satu kendaraan untuk mengecek kesehatan ke RSKO Duren Sawit, tidak perlu lagi dibawa ke luar panti setelah dibangunnya klinik kesehatan di dalam panti tersebut.
“Yang gila aja dipikirin oleh Pak Anies, apalagi yang waras,” ujar Agung Nugroho. (R-1)
Recent Comments