Tim PKM Unila yang berhasil mengharumkan nama Kampus Hijau di kancah nasional yakni, Kelompok PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK) yang diketuai Agus Wibowo dari Fakultas Pertanian (FP), meraih medali emas untuk kategori Presentasi dan perunggu untuk kategori Poster.

Sementara kelompok PKM Penelitian Eksakta (PE) yang diketuai Chandra Pratiwi dari FMIPA meraih medali perak untuk kategori Poster.

Perolehan tiga medali ini berhasil mengantarkan Unila masuk pada peringkat ke 9 atau 10 besar Peraih Terbanyak Medali Pimnas tahun 2020 bersama sembilan universitas besar lainnya.

“Alhamdullilah Unila tahun ini bisa menembus top ten universityPimnas yang digelar Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud, yang dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada, tanggal 25 hingga 28 November 2020,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Prof. Dr. Yulianto, M.S., saat konferensi pers di ruang kerjanya.

Prof. Yulianto mengatakan, prestasi yang diraih kedua tim bukan suatu hal yang mudah. Proses panjang tersebut sudah dimulai sejak tahun 2019 dengan membuat proposal PKM yang diunggah pada Simbelmawa setelah sebelumnya Tim PKM Kemahasiswaan Unila melakukan evaluasi internal.

Saat itu, Unila berhasil mengunggah 500-an proposal untuk berkompetisi dengan 65.000 proposal secara nasional. Tahap berikutnya, Dikti melakukan penilaian proposal. Dari hasil seleksi ini 22 proposal Unila lolos.

Dengan bimbingan dosen dan tim PKM kemahasiswaan, kelompok mahasiswa yang lolos pada Pimnas melakukan simulasi presentasi dan pembuatan poster.

Penjurian presentasi dilakukan pada 26 November 2020 dan penjurian poster pada 27 November 2020. Puncak kegiatan ditutup dengan pengumuman pemenang pada 28 November 2020.

“Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak antara lain mahasiswa, dosen pembimbing, tim kemahasiswaan, ketua jurusan, wakil dekan bidang kemahasiswaan dan alumni, serta dekan yang telah bersinergi menyukseskan Pimnas ke 33,” kata Yulianto.

Ketua Tim PKM GFK Agus Wibowo saat diwawancarai menyampaikan, prestasi yang diraih timnya merupakan penghargaan yang didapat secara lengkap untuk setiap kategori penjurian (presentasi dan poster).

Dirinya dan tim bangga karena berhasil mengungguli universitas besar seperti ITB, UI, Unhas, dan UB untuk skema yang diikuti timnya.

Dengan bimbingan dosen, proposal berjudul “Smart Integrated Aquaculture Management, Konsep Tata Kelola Akuakultur untuk Perikanan Berkelanjutan” yang digagas mahasiswa Perikanan dan Kelautan 2017 bersama dua mahasiswa lain, yaitu Imam Hidayatulloh Angga Wijaya P.D (Hukum 2017) dan Menik Mujayani (Biologi 2018), mampu memukau dan meninggalkan kesan mendalam bagi dewan juri.

Chandra Pratiwi, Ketua Tim PKM FE mengungkapkan, proposal tim berjudul “Sistem Cepat Deteksi Penyakit Diabetes Melitus dengan E-nose Berbasis Matriks Sensor dan Arduino” merupakan rekomendasi dosen pendamping yaitu Dr. Junaidi, S.Si., M.Sc.

Judul ini dipilih berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tenaga Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2009 tentang banyaknya kasus diabetes melitus di Provinsi Lampung.

Teknologi E-nose menyediakan alternatif hemat biaya untuk melakukan analisis VOC pada pernapasan. Memberikan solusi untuk pemeriksaan gula darah yang biasanya relatif lama dan tidak efisien.

Dirinya pun memberikan semangat bagi para mahasiswa baru yang berminat mengikuti Pimnas di tahun-tahun mendatang.

“Buat adik-adik mahasiswa, tetap semangat untuk terus berprestasi. Semoga di tahun selanjutnya tim yang lolos Pimnas semakin banyak,” ujarnya.

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional merupakan kegiatan puncak tahunan pertemuan nasional perwujudan kreativitas dan penalaran ilmiah mahasiswa yang terjadwal secara akademik oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pimnas ke-33 ini diikuti 625 tim mahasiswa dari 101 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia yang berkompetisi meraih 186 medali.

Adapun medali yang diperebutkan dibagi dalam dua kategori, poster dan presentasi. Pelaksanaan Pimnas tahun ini dilaksanakan daring dan luring.

Presentasi hasil PKM dan sesi tanya jawab dilakukan melalui platform Zoom. Sementara, metode luring diberlakukan bagi juri dan panitia Pimnas dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Sumber berita : unila.ac.id