PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Selama sepuluh hari pelaksanaan Expo Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) 2022, 10—21 Oktober 2022, UPT Perpustakaan Unila tidak pernah sepi pengunjung. Perpustakaan yang biasanya identik dengan suasana hening, menjadi riuh dengan kehadiran 1.500 hingga 2.000 pengunjung per harinya.
Beberapa kegiatan digelar selama Expo Perpustakaan, mulai dari pameran lukisan, pentas seni tari Lampung, nonton bareng pemutaran film daerah karya sineas muda, hingga Pagelaran Wayang Sekelik, telah menjadi oase bagi sivitas akademika dan masyarakat Lampung yang selama ini haus hiburan di masa pascapandemi Covid-19.
Perhelatan Expo Perpustakaan Unila ditutup pada Jumat, 21 Oktober 2022, oleh Plt. Rektor Unila Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed.. Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, khususnya kepada para pelaku seni yang sudah memeriahkan Pesta Seni Unila tersebut.
“Mudah-mudahan Unila akan tetap berjaya, pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dari kondisi saat ini. Kita akan terus bergerak maju dan berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis,” ujarnya.
Beberapa pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini di antaranya Dewan Kesenian Lampung yang dipimpin Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., Akademi Lampung Ir. Anshori Djausal, M.T., Dekranasda Lampung yang dipimpin Riana Sari Arinal, para Sineas Lampung, dalang dan kru Wayang Sekelik Lampung, Perkumpulan Pelayang Indonesia Cabang Lampung, FPPTI, PUI, dan PT Green Technology Unila.
Pada kegiatan pameran lukisan, ditampilkan sekitar 80 lukisan karya pelukis Dewan Kesenian Lampung (DKL) dan mahasiswa yang ditata rapi di ruang teater Lantai 3 Gedung UPT Perpustakaan Unila. Diantaranya karya pelukis Anshori Djausal, Bunga Ialang, dan putri pertama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, yaitu Rissana Innisa Arinal.
Kepala UPT Perpustakaan Unila Ir. Khairudin, S.T., M.Sc., Ph.D., Eng. Menyampaikan, Expo Perpustakaan Unila merupakan festival perayaan sains, teknologi, dan seni, bertujuan untuk mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk cerdas dan menghargai keindahan. Antusiasme mahasiswa dan masyarakat umum yang luar biasa menunjukkan bahwa sains, teknologi, dan seni, merupakan satu kesatuan yang dapat memberi warna tersendiri bagi sivitas akdemika.
Khairudin mengatakan, saat ini Perpustakaan Unila secara bertahap bertransformasi menjadi perpustakaan modern. Perpustakaan tidak hanya penyedia koleksi bahan literatur yang ramah dikunjungi, tetapi juga menjadi diseminator ilmu pengetahuan, seni, dan budaya, seperti expo, pameran lukisan, pentas wayang dan tari, pemutaran film dan workshop penulisan ilmiah serta bazar.
“Kita tinggalkan paradigma lama bahwa perpustakaan hanya menjadi tempat penyediaan koleksi bahan-bahan literatur, tempat yang tidak boleh berisik, dan terkesan kaku, karena itu kita gelar expo perpustakaan ini sebagai hiburan, ” tuturnya.
Kegiatan nonton bareng tiga film daerah juga disambut antusias mahasiswa dan masyarakat. Ada tiga film sineas muda yang diputar pada Expo Perpustakaan yaitu “Serdam (The Death Wistle)” disutradarai Dede Safara dan diproduksi Movie Lab Dewan Kesenian Lampung tahun 2022, “Surau” disutradarai Jesika, rumah produksi Sukuano Kreativa dari Ekskul film MTS Hidayatul Islma Sukadana tahun 2021,dan “Cikal” disutradarai Wahyu Adul dari Institut Seni Indonesia.
Tak kalah heboh, Pagelaran Wayang Sekelik yang membawakan lakon “Legenda Gunung Sugih” menyebabkan gedung theater tiga Perpustakaan Unila overload. Gedung yang berkapasitas 80 orang itu dipadati sekitar 150 penonton 150 penonton.
Dalang Ki Supriyanto S.Sn., M.M., yang akrab disapa Mas Pri sangat apik memainkan gagrag wayang sekelik yang memadukan lakon, unsur cerita, dengan lagu dan sastra Lampung, seperti bubandung, hahiwang, ringget, dan Pepaccur. Kisah yang menceritakan terbentuknya nama Kampung Gunung Sugih tersebut dikemas dalam pagelaran yang estetis.
Expo Perpustakaan Unila yang masih merupakan rangkaian Dies Natalis ke-57 Unila tidak hanya dihadiri oleh para wakil rektor, dosen, dan mahasiswa Unila, tetapi juga dikunjungi oleh istri Gubernur Lampung sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Riana Sari Arinal.
Dalan kunjungannya, Riana mengungkapkan rasa kagum dan bangga karena masih banyak anak-anak muda di Lampung yang sangat antusias dengan seni.
“Pameran ini digelar di kampus, tetapi dalam sehari bisa mencapai 2000-an pengunjung mahasiswa maupun masyarakat umum. Ini patut diapresiasi,” ujarnya.
Kegiatan expo ini, lanjut Riana, merupakan wadah penyaluran bakat dan ide sekaligus peluang bagi mereka yang ingin mencoba melukis, karena melukis adalah satu cara mediasi mendapatkan ketenangan. Oleh karena itu banyak lukisan memiliki arti dan ceritanya masing-masing. (R-1)
Recent Comments