Kenaikan Harga Minyak Goreng Sumbang Inflasi Lampung pada April 2022

FOTO ILUSTRASi MINYAK GORENG

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 0,86% (mtm). Tingkat inflasi IHK tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Nasional dan Sumatera yang masing-masing mengalami inflasi 0,95% (mtm) dan 0,87% (mtm).

Melalui siaran pers tertulis, Selasa (10/5/2022), Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiyono menjelaskan, sumber inflasi pada April 2022 didorong oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas, seperti minyak goreng yang memberi andil paling besar, yakni 0,30%. Selanjutanya bensin, angkutan udara, mobil, dan telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,13%; 0,08%; 0,06% dan 0,04%.

“Peningkatan harga minyak goreng didorong oleh pencabutan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Kementerian Perdagangan pada 16 Maret 2022,” ujarnya.

Lebih lanjut, peningkatan harga bensin didorong oleh naiknya harga minyak mentah dunia yang turut mendorong naiknya harga minyak mentah di Indonesia.

Sementara, peningkatan harga angkutan udara selain dampak meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN), juga akibat tingginya harga Avtur dunia yang sangat mempengaruhi biaya operasional penerbangan.

“Harga mobil juga mengalami peningkatan disebabkan dicabutnya kebijakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk beberapa tipe mobil, selain itu juga adanya kenaikan tarif PPN menjadi 11% mulai April 2022 turut menjadi penyumbang naiknya harga mobil,” papar Budiyono. Sedangkan, kenaikan harga telur ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang masuknya HBKN Idul Fitri 1443 H.

Meski demikian, lanjut Budiyono, inflasi yang lebih dalam pada periode April 2022 tertahan oleh tekanan inflasi yang terjadi pada sebagian komoditas di antaranya beras, cabai rawit, tahu mentah, cabai merah, dan tomat dengan andil masing-masing sebesar -0,086%; -0,048%, -0,025%; -0,019%; dan -0,014%. Penurunan harga pada komoditas beras, cabai rawit, dan cabai merah didorong oleh meningkatnya pasokan seiring dengan masuknya masa panen.

Sedangkan, penurunan harga pada komoditas tahu mentah didorong oleh menurunnya harga kedelai. Penurunan harga tomat juga didorong oleh peningkatan jumlah pasokan di tengah rendahnya permintaan masyarakat. (R-1)