Lewati Seleksi Ketat, Aliya Lolos Pertukaran Pelajar ke Jepang

Ketua Yayasan Al Kautsar Wagiso melepas siswa SMA Al Kautsar Aliya Ayesha Rahma Hadi ikut pertukaran pelajar ke Jepang, Jumat (10/6/2022).

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Siswa SMA Al Kautsar, Aliya Ayesha Rahma Hadi berhasil mewakili Lampung sebagai peserta Program Pertukaran Pelajar Asia Kakehashi Project ke Jepang. Dari 33 pelajar Indonesia yang lolos pada program Asia Kakehashi ini, Aliya merupakan satu-satunya pelajar asal Lampung.

Menurut Aliya, program pertukaran pelajar di Jepang akan berlangsung selama 10 bulan, mulai 13 Juni 2022 sampai Maret 2023. Dia akan belajar di salah satu sekolah seringkat SMA di Osaka, Jepang. Para peserta tinggal di asrama yang telah disediakan oleh penyelenggara program pertukaran pelajar Asia Kakehashi.

“Selain ikut belajar di sekolah Jepang, saya juga akan belajar budaya Jepang terutama budaya disiplinnya dan memperlancar bahasa Jepang,” ujarnya pada cara pelepasan di kantor Yayasan Al Kautsar, Jumat (10/6/2022).

Aliya hadir didampingi kedua orangtuanya, Asnuri Hadi Broto dan Eny Puspasari. Diterima langsung oleh Ketua Yayasan Al Kautsar Wagiso, Kepala SMA Al Kautsar Eko Anzair, Kabid Pendidikan Yayasan Al Kautsar Rizal Effendi serta jajaran pengurus dan guru.

Aliya juga berbagi cerita tentang proses awal mengikuti seleksi program pertukaran pelajar ke Jepang  tersebut.

“Awalnya saya ragu untuk ikut karena seleksinya ketat, apalagi nilai saya nggak bagus-bagus amat, tapi daripada tidak mencoba sama sekali, akhirnya memutuskan untuk mencoba ikut,” tutur Aliya.

Seleksi Program Asia Kakehashi

Menurut Aliya, seleksi awal berupa seleksi berkas di tingkat chapter Palembang pada 2021 lalu. Ketika itu kasus Covid-19 masih tinggi sehingga seleksi dilakukan secara daring. Beberapa berkas yang harus dia lengkapi seperti surat rekomendasi dari sekolah, sertifikat kursus bahasa Jepang, dan lainnya.

“Setelah seleksi berkas, diumumkan 15 orang lolos, dilanjutkan dengan seleksi wawancara kepribadian dan wawancara bahasa Inggris. Untuk wawancara bahasa Inggris, insyaallah saya juga bisa jawab,” ujar Aliya.

Usai seleksi wawancara lanjut ke seleksi dinamika kelompok. Beberapa peserta dari daerah yang berbeda-beda dibagi dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalah yang diberikan oleh tim penguji.

“Itu waktunya cepat banget, dan juga susah karena anggota kelompok berasal dari berbagai daerah, Alhamdulillah saat pengumuman lima peserta lolos ke tingkat nasional, termasuk saya,” urainya.

Pada seleksi tingkat nasional, lanjut Aliya, peserta harus mengerjakan tugas essay dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang dengan batas waktu yang juga sangat cepat.

“Alhamdulillah saat pengumuman, dari chapter Palembang ada tiga peserta yang lolos pertukaran pelajar ke Jepang, dua dari Palembang dan saya satu-satunya dari Lampung,” kata Aliya.

Baca Juga : Siswa Al Kautsar Tampilkan Tarian Lampung di Amerika 

Apresiasi Prestasi Siswa

Sementara, Ketua Yayasan Al Kautsar Wagiso mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Aliya.

“Kami ikut bangga atas prestasi ananda, kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu yang telah mempercayakan anak-anaknya sekolah di Al Kautsar,” ujarnya.

Wagiso menjelaskan, berdasarkan pengalaman siswa SMA Al Kautsar yang juga lolos pertukaran pelajar ke Jepang pada tahun lalu, kegiatan di Jepang akan sangat padat. Untuk itu, siswa terpaksa cuti satu tahun agar fokus mengali ilmu, wawasan, dan pengalaman di Jepang.

“Jadi terpaksa harus cuti sekolah setahun, tapi tidak apa-apa, manfaat dan bekal yang didapat oleh ananda justru lebih luarbiasa ke depannya,” ujar Wagiso. Dia juga mendoakan Aliya diberi kesehatan dan kelancaran selama kegiatan pertukaran pelajar di Jepang.

Kepala SMA Al Kautsar, Eko Anzair juga mendoakan agar Aliya mendapat banyak wawasan dan pengalaman selama belajar di Jepang.

“Siapa tahu sepulang dari sana dapat beasiswa S-1 ke Jepang, dengan pengalaman dan kemampuan bahasa Jepang yang dimiliki mudah-mudahan dimudahkan,” kata Eko.

Dia berpesan agar Aliya tidak meninggalkan kewajiban shalat lima waktu dimanapun berada, termasuk saat belajar di Jepang. “Jaga nama baik, dan ingat jangan pernah tinggalkan shalat walau dimanapun berada,” pungkas Eko.(RINDA/R-1)