Oleh : Ruslan Anwar Sani, Jurnalis
PORTALLNEWS.ID ( Bandar Lampung ) – Malam itu, saya tidak sedang mencari kenangan. Seperti biasa, di depan laptop sambil mengetik, buka youtube dan sesekali searching berita-berita yang menarik. Namun, tiba-tiba saya mengklik sebuah video youtube Powerslaves – Malam Ini feat. Riffy ( Live).
Lagu itu sudah lama tak saya dengar. Namun, begitu intro-nya mulai, dengan tabuhan drum dan suara gitar yang menonjol membuat tubuh dan pikiran langsung bereaksi. Terlebih lagi, saat mendengarkan syairnya, tanpa terasa kepala pun ikut bergoyang dan mulut spontan ikut bernyanyi.
Kedua vokalis Powerslaves memang memiliki suara yang lantang, bulat dan gurih. Musiknya keras, jelas—rock khas 90-an yang penuh energik, tetapi liriknya, ah, justru lembut, hampir menyayat. Tentang harapan, tentang ingin bersama seseorang, tentang mencari ketenangan dalam pelukan orang tercinta. Namun, bukan itu yang saya kenang.
Lagu yang populer di tahun 1999-an itu memilik khas ritme yang kuat terutama gitar listrik dan vokal yang ekspresif ini seolah-olah memberikan energi dan membawa kenangan. Malam itu, saya seakan dibawa kembali ke tahun 1995, dua tahun setelah lulus SMA.
Saat itu hidup belum benar-benar jelas arahnya. Dunia kerja keras, bukan hanya soal pekerjaan, tetapi juga soal bertahan secara mental. Di tahun itu, merantau adalah suatu kebanggaan, bahkan bisa dibilang hebat atau orang menyebut “baru ini lelaki” apalagi jika merantau ke Ibukota Jakarta.
Marunda, Kelapa Dua, Pela-pela dan Pasar Uler adalah daerah yang sering saya kunjungi saat merantau di Jakarta. Saat itu, mencari kerja kantoran sulit, Namanya juga perantau, akhirnya bekerja apa saja yang penting bisa makan.
Dan tentunya, pekerjaannya pun tidak jauh dari dunia lelaki yakni penagih hutang, pekerjaan yang penuh kekerasan dan harus mempunyai mental yang kuat. Namun karena tidak ada pilihan, ya…mau apalagi, namanya juga perantau, mau tidak mau harus mau dan berani.
Sekarang, hampir 30 tahun kemudian, mendengarkan lagu Power Slaves ini membawa perasaan campur aduk. antara bangga karena pernah bertahan, dan haru karena semua itu sudah menjadi kenangan, dan bukan kenangan kosong, justru kenangan itu yang menjadi modal dan rasa syukur. Bahwa saya, kita semua pernah berdiri di tepi jurang, tetapi tidak jatuh. Pernah lelah, tetapi tetap berjalan.
Lagu itu juga mengingatkan saya bahwa semangat dan harapan bukan hal remeh. Di tengah dunia yang makin cepat dan sibuk ini, berjuang, belajar dan semangat adalah suatu keharusan.
Saya jadi berpikir, mungkin yang membuat kita terus bertahan bukan hanya semangat untuk berhasil, tapi juga lagu-lagu, musik, alunan nada, gurindam, kata-kata mutiara, kata-kata motivasi, syair, nasehat-nasehat, ceramah agama, dan tentunya lantunan ayat suci Al-Qur’an yang mengingatkan kita siapa diri kita dulu, dan kenapa kita pernah begitu keras berjuang.
“Malam ini akulah milikmu, lupakan yang ada”
“Malam ini dekaplah diriku, lepaskan tangismu”
Begitulah penggalan lirik Malam Ini lagu Powerslaves. Tergantung bagaimana kita memaknai, juga hendak dibawa kemana kenangan itu. Namun, yang jelas walaupun waktu sudah berlalu dan banyak hal yang telah berubah, semangat dan harapan itu masih ada, dan selalu akan ada tempat untuk hidup. (R-1)
Recent Comments