PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memotivasi para mahasiswa Intitut Teknologi Sumatera (Itera) untuk mengikuti perkembangan teknologi, terutama di bidang bisnis digital dan perdagangan melalui sistem elektronik atau e-commerce.
Dalam kuliah umum di Itera, Jumat, 6 September 2024, Zulkifli menceritakan pesatnya perkembangan teknologi digital di berbagai negara maju, seperti produksi smart shirt atau baju yang memiliki banyak fungsi, tidak hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga bisa untuk mengecek kesehatan menggunakan teknologi sensor dan fitur digital, serta berbagai fungsi lainnya.
Oleh sebab itu, dia mendorong para mahasiswa untuk mengikuti perkembangan teknologi dalam bisnis digital, serta memiliki kreativitas dan inovasi untuk bersaing di era digital.
Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa, apalagi dalam sistem perdagangan elektronik, sebab melalui perdagangan elektronik ini, mahasiswa tetap bisa belajar sambil berjualan sehingga tidak ada alasan mahasiswa tidak mandiri.
“Kalau mahasiswa cantik-cantik dan gagah-gagah, tetapi belum bisa mengatasi untuk kebutuhan dirinya sendiri, itu nggak boleh, harus mandiri, jangan masih minta-minta sama orang tua,” tegasnya.
Zulkifli menceritakan pernah bertemu dengan pedagang buku online yang menjual buku dengan harga ratusan ribu rupiah, dalam satu hari bisa laku 30 sampai 50 buku. Semua operasional penjualan dilakukan sendiri, mulai dari menerima telpon, menerima pesanan, mengemas pesanan, hingga mengirim ke jasa pengantaran.
“Saya tanya, ternyata dia masih mahasiswi semester tiga. Berapa sih harga cetak buku, dikurangi biaya pengemasan dan lain-lainnya, anggaplah dia mendapatkan keuntungan 10 ribu saja per buku, dikali 30 buku per hari. Dalam satu hari penghasilannya 300 ribu, kalau sebulan jadi 9 juta. Bayangkan, mahasiswi semester tiga sudah memiliki penghasilan 9 juta sebulan,” tuturnya.
Zulkifli juga mencontohkan CEO-CEO platform digital yang masih muda-muda, usia mereka berkisar 30 tahun sampai 40 tahun, seperti CEO Tiktok dan Facebook, di usia tersebut mereka sudah mencapai puncaknya. Jika mahasiswa Itera tidak bergerak mulai dari sekarang, maka akan tertinggal jauh.
Bagikan Jaket Chlesea

Mendag kemudian meminta lima mahasiswa untuk maju ke depan. Melalui contoh sederhana ini, dia menekankan bahwa lima mahasiswa yang maju ke depan adalah mahasiswa yang berani membuat pilihan dan mengambil risiko.
“Ini mereka yang berani maju, berani mengambil risiko. Risikonya ya paling malu kalau tidak bisa menjawab kan? Tapi mereka sudah memilih,” kata Zulkifli.
Dia kemudian mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa tersebut nama ibukota negara yang baru, dan meminta satu mahasiswa lainnya untuk membacakan lima sila Pancasila. Zulkifli memberikan kelima mahasiswa yang maju ke depan, jaket Chelsea dan uang masing-masing Rp2,5 juta.
“Hayo, pada nyesalkan, kenapa tadi nggak berani maju, itu lah pilihan, harus berani mengambil risiko, kalau pun misalnya kalian punya usaha dan bangkrut, itu hanyalah kesuksesan yang tertunda,” ujarnya.
Pada wawancara usai kuliah umum, Zulkifli menekankan bahwa dunia berubah dengan cepat. Dia mengharapkan para mahasiswa Itera harus mengikuti perkembangan teknologi dan mampu bersaing di era digital yang semakin canggih saat ini.
“Sekarang ini sistem perdagangan dan sistem bisnis sudah berubah jauh dengan yang lalu. Jadi, kalau kita tidak mengikuti perkembangan teknologi, ya tentu kita ketinggalan. Andalan kita anak-anak Itera yang hebat-hebat ini,” pungkas Zulkifli.
Dorong Starup Mahasiswa
Sementara itu, Rektor Itera Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha mengatakan, mahasiswa Itera adalah generasi emas yang akan membangun Sumatera dan Indonesia. Oleh sebab itu, Itera berkomitmen menjadikan mahasiswa dan alumninya untuk eksis di masyarakat dalam berbagai bidang, terutama di dunia entrepreneurship. Terlebih saat ini, teknologi sangat maju, dengan bekal ide, mahasiswa bisa dengan mudah menjalankan kegiatan wirausahaan.
“Itera juga sudah memulai memberikan dorongan dan apresiasi kepada mahasiswa yang memiliki inovasi di bidang kewirausahaan, dan mau membangun startup. Tahun lalu ada 60 paket pelaku usaha mahasiswa yang kegiatannya didanai oleh Itera. Selain itu, sebanyak 150 startup mahasiswa juga mendapatkan dukungan pendanaan,” kata Pugeg.
Hal ini menjadi upaya Itera merangsang mahasiswa melakukan kegiatan kewirausahaan, baik di bidang jasa, atau menghasilkan produk-produk inovatif. Bahkan dari kegiatan tersebut, sudah ada produk karya mahasiswa Itera yang didaftarkan hak kekayaan intelektualnya.
“Sehingga dengan kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan ilmu langsung tentang e-commerce yang bisa menjadi bekal mahasiswa berwirausaha,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kegiatan kewirausahaan di kampus, dalam waktu dekat, Itera juga akan meresmikan penggunaan Gedung Training Center.
“Itera di masa akan datang akan semakin kuat secara finansial, jika banyak alumni yang berkiprah sebagai wirausaha,” pungkas Pugeg. (RIN/R-2)
Recent Comments