PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Ratusan warga yang mayoritas kalangan emak-emak berduyun-duyun mendatangi dan mengantri di depan rumah diatributor minyak goreng di Kelurahan Sukamenanti, Bandar Lampung, Selasa (15/2/2022).
Distributor minyak goreng, Firman, yang awalnya akan menjual secara langsung minyak goreng kepada masyarakat terpaksa dihentikan oleh Satgas Covid-19 Bandar Lampung karena warga ramai berkerumun.
“Jadi begini ibu-ibu, kita stop sementara, saya bawa bapak ini ke kantor kelurahan, kita bicarakan bagaimana teknis penyaluran yang tidak menyebabkan kerumunan, oke,” ujar seorang petugas TNI yang menertibkan warga di depan rumah Firman.
Sempat terjadi adu mulut antara petugas dengan warga yang sudah sejak pagi mengantri untuk mendapatkan minyak goreng seharga Rp14.000/liter.
“Tidak bisa begitu Pak, kami sudah dari pagi mengantri disini, kami butuh minyak goreng Pak! ” teriak ibu-ibu yang berkerumun di luar pagar.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya warga membubarkan diri dan berteduh di beberapa lokasi dekat rumah distributor minyak untuk kembali mengantri.
Seorang ibu penggiat UMKM, Sriwana mengatakan minyak goreng sangat penting baginya untuk keberlangsungan usahan yang dia kelola.
“Penting minyak bagi saya untuk kelangsungan usaha saya, kelangsungan home industri saya. Saya mewakili komunitas saya yang menjerit, menangis, makanya saya mencari tahu dimana ada minyak goreng murah, makanya saya kesini,” ujar Sriwana setengah berteriak. Dia meluapkan kekesalan karena belum mendapatkan minyak goreng walau sudah mengantri sejak pagi.
Sementara, distributor minyak goreng merek Tawon, Firman mengatakan, dia diminta untuk menyalurkan minyak goreng kepada masyarakat. Awalnya dia ingin menyalurkan lewat pasar, tapi karena melihat masyarakat sekitar kesulitan mendapatkan minyak goreng, maka dia berinisiatif menyalurkan ke masyarakat sekitar terlebih dahulu.
“Biasanya kan ke pasar, tapi saya lihat masyarakat sini kan nggak ada minyak, dari pemerintah harga Rp14 ribu, saya jual Rp14 ribu per liter, satu orang hanya boleh 4 piece,” kata Firman.
Sebab, jika dijual satu orang satu kardus, dia khawatir orang tersebut mencari keuntungan ditengah kesulitan yang lain.
“Nanti masyarakat yang perlu seperti penjual gorengan, rumah makan, ibu rumah tangga malah nggak dapat, makanya saya pikir 4 piece saja setiap orang, biar rata,” kata Firman.
Hingga siang tadi, Firman bersama tim Satgas Covid-19 bermusyawarah dengan lurah setempat tentang teknis penyaluran minyak goreng, sementara warga masih mengantri di depan rumah Firman. (R-1)
Recent Comments