PORTLLANEWS.ID (Bandar Lampung) – Universitas Lampung (Unila) meluncurkan mobil listrik Elektric Vehicle Unila 1 (E.V. U.1) dengan kapasitas 4 penumpang. Keunggulannya, bodi mobil listrik jenis mobil golf ini menggunakan bahan serat alam (eco-composit) berupa rami dan daun bambu sehingga lebih ramah lingkungan.
Rektor Unila, Prof. Karomani memberi apresiasi yang tinggi kepada Ketua Tim Mobil Listrik Unila, Martinus, S.T., M.Sc beserta para dosen serta mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik tersebut.
“Saya mengucapkan selamat kepada Pak Martinus, jujur, saya sempat tidak percaya ini bisa dilaksanakan. Takut gagal. Setelah saya lihat, sudah dicoba juga oleh WR 2, dan Anda jelaskan, saya mohon maaf, saya jadi percaya dengan Anda,” ujar Karomani saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran Mobil Listik Unila, Kamis (13/1/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan di teras depan Kantor Rektorat Unila ini, dihadiri oleh seluruh wakil rektor, dekanat, serta para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik Unila.
Menurut Karomani, saat ini Unila baru memproduksi satu unit prototipe mobil listrik untuk uji coba. Ke depan, Unila akan mengupayakan kerjasama dengan pihak industri agar mobil listrik Unila ini dapat dikembangkan dan diproduksi secara massal.
“Jadi ini kita ingin ada kerjasama dengan pihak perusahaan, industrial dan komunitas lain supaya mobil listrik ini pengembangannya lebih cepat dan bisa kita produksi secara massal,” tuturnya.
Menurut Karomani, mobil listrik ini menjadi bukti bahwa dosen dan mahasiswa Unila mampu melakukan inovasi yang luarbiasa di bidang teknologi.
“Kita dorong mahasiswa lebih kreatif dan inovatif, dan ternyata ini bisa karena mobil listrik ini melibatkan mahasiswa. Sekarang juga lebih banyak mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dosen. Kita fokus pada penguatan akademik mahasiswa,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Karomani, mobil listrik ini juga sangat mendukung program Sustainable Development Goals (SDG’s) di kampus Unila. Ke depan, Unila juga akan membuat kebijakan transporasi ramah lingkungan di dalam kampus.
“Bertahap, kita akan terapkan, kendaraan yang boleh masuk ke dalam kampus adalah yang ramah lingkungan, yang bukan berbahan bakar fosil, supaya lingkungan kampus terjaga. Jadi, saya ingin nanti ada sepeda untuk siapa saja yang ingin keliling di kampus Unila, dan mobil-mobil berbahan bakar nonfosil,” ujarnya.
Bodi Mobil dari Serat Alam
Ketua Tim Mobil Listrik Unila, Martinus menjelaskan, pembuatan mobil listrik ini dimulai pada Oktober 2021. Sebagian besar komponen dibuat oleh tim Unila, hanya dua komponen yang dibeli dari luar yaitu motor listrik produk China, dan batere produk lokal buatan Indonesia.
“Chassis (rangka mobil) kita buat sendiri, gandar-gandar, engsel depan belakang, gear box-nya dirakit sendiri,” ujar Martinus.
Menurut dia, pembangunan chassis melalui beberapa kali uji coba dan tes berkala untuk mengukur kekuatan struktur dalam menopang bodi mobil, mesin, dan penumpangnya. Mobil seberat 400 kg ini mampu menampung 4 penumpang dengan berat maksimal sekitar 300 kilogram.
“Kita lakukan tes secara berkala, termasuk uji coba struktur apakah cukup kuat untuk ditumpangi 4 orang, jadi tidak kita bikin sembarangan, kita sudah lakukan uji coba,” ujarnya.
Dan, yang lebih menarik, lanjut Martinus, ini adalah pertamakalinya bodi mobil listrik dibuat dari bahan alam, kompist alam, tidak ada yang menggunakan fiberglass. Jok mobil juga dibuat dari serat kelapa.
“Ini adalah salah satu contoh penggunaan serat alam, walau belum sempurna, tapi kalau dilanjutkan akan menjadi sempurna nantinya,” tutur Martinus.
Salah satu penelitian lanjutan ke depan adalah menguji kekuatan serat alam yang dipakai pada bodi mobil, walau di pasaran serat alam sudah terbukti kuat untuk keamanan, salah satunya adalah bahan helm dari serat sawit.
“Untuk helm saja bisa dipercayakan ke serat sawit, masa sih untuk bodi kendaraan tidak bisa?” ujarnya.
Walau dibangun dalam waktu yang sangat cepat yaitu sekitar 2,5 bulan, Martinus mengklaim mobili listrik Unila 1 ini sudah sangat lengkap sebagai kendaraan yang legal di jalan raya.
Dia memaparkan spesikasi mobil listrik tersebut yaitu memiliki motor listrik 3 KW, torque 70 Nm, gear ratio 1:10 dan 1:20, solar panel 100 Wp, baterai 60 V 45 Ah, top speed 45 kpj, range 100-150 kilometer, berat 400 kilogram, dan body eco-composit dari rami dan daun bambu.
“Baterai 60 Volt 45 Ah tersebut, kalau full speed tahan satu jam, tapi kalau intermittent bisa 2-3 jam, kita juga menggunakan solar panel untuk lampu mobil, lampu sen, dan lain-lain,” urainya.
Ke depan, lanjut Martinus, perlu dibangun ekosistem di kampus Unila, diantaranya pengisian bahan bakar tenaga surya, produksi kendaraan listrik lain, dan sebagainya. Penelitian-penelitian lanjutan ini tentunya akan melibatkan banyak dosen lintas fakultas dan lintas bidang, serta melibatkan lebih banyak mahasiswa.
“Terimakasih kepada Rektorat dan teman-teman dosen, mobil listrik ini akhirnya berhasil diwujudkan, ini adalah bukti bahwa Unila bisa,” tandasnya. (R-1)
Recent Comments