PORTALLNEWS.ID ( Pesawaran ) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pesawaran terus menunjukkan kiprahnya dalam mendukung pembangunan daerah, sekaligus menjaga marwah profesi kewartawanan. Sebagai bentuk refleksi perjalanan organisasi dan mengenang para pendiri, PWI Pesawaran menggelar doa bersama di Sekretariat Balai Wartawan Pesawaran, Jumat (14/11/2025).
Ketua PWI Pesawaran, M. Ismail, S.H., mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai penghormatan kepada wartawan yang telah memberi kontribusi bagi kemajuan pers di Pesawaran, termasuk rekan-rekan yang telah wafat.
“Acara ini menjadi momentum untuk mendoakan para almarhum sekaligus mempererat solidaritas di internal PWI,” ujarnya.
Sejarah Berdirinya PWI Pesawaran
Ismail mengisahkan, perjalanan panjang PWI Pesawaran berawal pada Maret 2008 ketika tim perumus mulai menyusun persyaratan pembentukan organisasi. Saat itu, PWI perwakilan harus memiliki minimal lima anggota penuh, pernah menjadi pengurus, menggelar Konferensi Kabupaten, serta memiliki kantor sekretariat.
Pada masa itu, kantor sekretariat PWI Perwakilan Pesawaran berada di depan Gedung Museum Transmigrasi, Desa Bagelen, Kecamatan Gedongtataan.
“Konferkab perdana digelar pada September 2008 di Aula Museum Transmigrasi,” jelas Ismail.
Dalam forum tersebut, Drs. Erland Syoffandi terpilih sebagai Ketua, Alm. Triadi Pramono, SH sebagai Sekretaris, dan Muhajirin sebagai Bendahara untuk masa bakti 2009–2012 melalui proses aklamasi. Pelantikan pengurus kemudian dilaksanakan oleh PWI Provinsi Lampung pada Februari 2009.
Komitmen Profesionalisme dan Tantangan Era Digital
Lebih jauh, Ismail menegaskan bahwa PWI Pesawaran hingga kini konsisten melahirkan wartawan yang profesional melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
“Dari total 27 anggota aktif, 99 persen sudah mengantongi sertifikat kompetensi, mulai dari jenjang Muda, Madya, hingga utama,” tegasnya.
Sementara itu, Penasehat PWI Pesawaran, Erland Syofandi, berharap roda organisasi terus berjalan dan mampu menjaga marwah PWI sebagai organisasi profesi yang independen serta menjadi kontrol sosial pemerintah daerah.
“Semoga PWI Pesawaran tetap profesional dan mampu menyajikan informasi yang akurat dan bermanfaat,” ungkapnya.
Erland juga mengenang masa-masa awal dunia pers yang belum tersentuh teknologi digital. Kini, wartawan menghadapi tantangan baru yang menuntut adaptasi cepat terhadap perkembangan teknologi.
“Setiap masa ada generasinya, dan setiap generasi ada masanya. Karena itu estafet organisasi harus terus berjalan lebih maju,” ujarnya.
Kegiatan doa bersama ini menjadi pengingat bahwa perjalanan panjang PWI Pesawaran tak lepas dari kontribusi para pendahulu. Kini, generasi wartawan muda diharapkan dapat meneruskan perjuangan dengan profesional, berintegritas, dan relevan di tengah pesatnya era digital..
Recent Comments