Lampung Targetkan Zero Stunting Lewat Kolaborasi Hingga Tingkat Desa

PORTALLNEWS.ID ( Bandar Lampung ) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menargetkan zero stunting melalui penguatan kolaborasi lintas sektor hingga ke tingkat desa. Pada 2025, angka stunting diharapkan turun hingga 13,2 persen.

Hal ini terungkap dalam Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Lampung yang dipimpin Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, M. Firsada, dan dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, di Ruang Sakai Sambayan, Kantor Gubernur Lampung, Bandarlampung, Senin (2/6/2025).

Firsada menekankan pentingnya mengaktifkan peran posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Posyandu diharapkan mampu menerapkan pendekatan jemput bola serta diperkuat dengan kader yang terlatih, agar intervensi gizi terhadap ibu hamil dan balita bisa tepat sasaran.

“Seluruh posyandu harus aktif dan dilengkapi tenaga terlatih. Ini penting untuk memastikan intervensi gizi berjalan efektif,” ujar Firsada.

Ia juga menyoroti pentingnya edukasi masyarakat tentang gizi seimbang dan pola hidup sehat. Dalam hal ini, Dinas Kominfotik di seluruh daerah didorong untuk gencar mengampanyekan penurunan stunting melalui berbagai platform komunikasi.

“Masyarakat harus paham dampak stunting terhadap tumbuh kembang dan masa depan anak. Edukasi ini harus menyentuh pola makan sehat, sanitasi, dan peran keluarga,” jelasnya.

Pemprov Lampung, lanjutnya, telah menjalankan program lintas sektor yang menyasar ibu hamil, balita, remaja putri, calon pengantin, dan pasangan usia subur. Pendampingan khusus juga diberikan bagi ibu hamil berisiko kekurangan gizi.

Dengan kolaborasi dari provinsi hingga desa, Firsada optimistis Lampung mampu menekan angka stunting menuju nol kasus.

Senada dengan itu, Ketua TP PKK Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, mengajak semua elemen masyarakat bersatu dalam upaya menekan angka stunting.

“Zero stunting adalah tujuan bersama. Kita harus bergandengan tangan untuk mewujudkannya,” tegas Wulan.

Ia juga menekankan pentingnya intervensi sejak remaja putri dan calon ibu, seperti pemberian tablet tambah darah rutin untuk mencegah anemia dan mendukung kesehatan janin sejak masa pra-konsepsi.

“Dengan komitmen kuat dan langkah nyata seluruh lapisan masyarakat, kita bisa membangun generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan bebas stunting,” pungkasnya.