PORTALLNEWS.ID (Lampung Barat) – Kelompok mahasiswa KKN UIN Raden Intan membantu promosi produk ikan asap Betutu khas Pekon Suka Banjar, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat, melalui artikel berita, dan Vlog di media sosial.
Salah satu mahasiswa KKN, Mandini Alfariyani, dari kelompok KKN 487 Pekon Suka Banjar mengatakan, ikan Betutu merupakan salah satu potensi yang dimiliki Danau Ranau. Ikan Betutu cepat berkembang biak dan tumbuh dengan pesat. Namun, ikan Betutu menjadi hama bagi para pembudidaya ikan Nila di Danau Ranau karena menjadi predator bagi ikan-ikan Nila kecil.
“Jadi ikan Betutu ini sering ditangkap dan dijual tapi harga jualnya murah, sekitar Rp12.000, bahkan sekarang hanya Rp6.000 per kilo,” jelas Mandini.
Sumber daya ikan Betutu yang melimpah menjadikan ikan tidak habis terjual dalam kondisi segar. Agar tidak merugi, banyak nelayan yang mengolah ikan Betutu menjadi ikan asap agar lebih tahan lama. Saat ini, ikan asap Betutu menjadi salah satu oleh-oleh dan kuliner khas Pekon Banjar, Lumbok Seminung, Lampung Barat.
“Jadi selama 40 hari kami KKN di pekon ini, mulai 14 Juli hingga 24 Agustus 2024, kami membantu promosi produk ikan asap Betutu melalui artikel berita dan Vlog,” kata Mandini, Senin, 19 Agustus 2024.
Menurut Mandini, dia bersama delapan anggota tim KKN lainnya secara rutin membuat konten berita dan video tentang ikan asap Betutu, mulai dari proses penangkapan ikan Betutu di Danau Ranau, pembersihan ikan, teknik pengasapan ikan, hingga pengemasan dan penjualan ikan. Mahasiswa UIN Raden Intan yang melaksanakan KKN di pekon ini berasal dari beberapa jurusan, yakni jurusan Komunikasi Penyiara Islam, Hukum Tata Negara, Manajemen Bisnis, Ekonomi Syariah, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Arab, Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, serta Sistem Informasi.
“Alhamdulillah, promosi-promosi lewat artikel berita dan video di media sosial mendapat banyak viewer dan respon. Ini sangat membantu mengenalkan dan memasarkan produk ikan asap Betutu khas Lampung Barat,” jelas Mandini.
Selain membantu pemasaran digital ikan asap Betutu melalui media sosial, tim KKN UIN juga melatih masyarakat membuat olahan lain dari ikan Betutu untuk meningkatkan nilai jual, seperti kerupuk seblak ikan Betutu dan pempek ikan Betutu.
Mahasiswa KKN mewawancarai salah satu nelayan Suka Banjar, Bapak Jon Piter mengatakan yang mengeluhkan murahnya harga ikan Betutu jika dijual segar.
“Ikan Betutu dari jual harga Rp12.000 per kilo, sekarang cuma Rp 6.000 per kilo,” tuturnya.
Salah satu pengrajin ikan asap Betutu, Ibu Munasep, mengatakan ikan asap Betutu banyak sekali peminatnya. Bahkan, dia bisa memproduksi 50 kilogram ikan asap Betutu setiap hari.
Ibu Munasep melakukan pengasapan ikan secara kovensional menggunakan bahan bakar kayu sebagai penghasil asap sehingga ikan dapat awet hingga satu bulan lamanya.
Menurutnya, banyak suka duka dalam proses pembuatan ikan asap ini.
“Ikan harus terus ditunggu selama proses pengasapan yang membutuhkan waktu tiga hari, jangan sampai kayu bakar tersebut jadi api, nanti bukan jadi ikan asap malah jadi ikan bakar,” urainya sambil tertawa kecil.
Menurut Ibu Munasep, selama tiga bulan memproduksi ikan asap Betutu, konsumennya tidak hanya berasal dari sekitar Lampung Barat dan daerah-daerah di Lampung saja, tetapi sudah menjangkau hingga ke luar Sumatera.
Produksi ikan asap ini disambut baik oleh Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Barat karena Pekon Suka Banjar merupakan satu-satunya yang memproduksi ikan asap Betutu.
“Awalnya cuma posting ikan asap buat makan pribadi ke facebook, eh dilihat sama bosku, terus sama dia suruh lanjut saja usaha ikan asap ini,” cerita Ibu Munasep. (RLS/R-1)
Recent Comments