Oleh: Syafri Maltos, S.Pd, M.Pd (Kepala MTs Al- Ittihadiyah Pekanbaru)
Jadwal rapat wali kelas dengan pimpinan madrasah dua pekan sekali. Waktu ini terasa lama mengingat banyaknya permasalahan yang disampaikan oleh wali kelas disetiap pertemuan. Dalam masa dua pekan sekali itupun harus pandai –pandai membagi waktu dalam sesi pertemuan.
Pada pertemuan wali kelas yang pertama, kami mulai dengan laporan dari kelas paling atas yaitu kelas 9. Setelah satu kelas menyampaikan laporan dan permasalahan kemudian ditanggapi oleh pimpinan, BK dan Wali kelas lain yang juga menjagar di kelas yang bersangkutan.
Ternyata tidak cukup waktu yang disediakan mulai dari pukul 13.30 WIB – 15.30 WIB. Bahkan di jeda shalat ashar dan kemudian dilanjutkan rapatnya sampai pukul 17.30. Amazing.
Pada pertemuan pertama masalah mulai muncul, karena pertemuan ini setelah satu setengah bulan proses PBM berjalan. Masalah yang muncul di masa pandemik ini biasanya kehadiran di Zoom, keterlambatan hadir di Zoom, hadir tapi tidak menyalakan kamera, ikut opening tapi tidak ikut clossing class.
Khusus clossing, ketika ditanya alasannya maka jawabannya rata –rata sama yaitu baterai lemah. Ini barangkali masih bisa diterima. Ada juga masalah pada kejujuran. Bahkan ananda seolah main kucing –kucingan dengan orangtua. Maklumlah, bagi orangtua yang bekerja, anak belajar dirumah dengan kepercayaan semata.
Ternyata anak belum terbentuk karakter jujurnya. Ketika ditanya orangtua, mereka ikut belajar atau tidak? Mereka jawab ikut. Tapi laporan itu terbantahkan dengan adanya laporan dari Wali kelas bahwa ananda tidak masuk. Nah lo…
Begitu juga dengan tugas –tugas yang diberikan.
Jika pada semester sebelumnya waktu penyerahan tugas diberikan waktu yang cukup lama bahkan sampai dua pekan. Untuk semester ini tugas tidak boleh lebih waktunya dari hari Sabtu pada pekan tersebut.
Alhamdulillah secara keseluruhan hasilnya baik, walau ada beberapa pencilan yang masih enggan mengumpul sampai batas waktu yang ditentukan. Biasanya nama –nama yang terlambat ini menjadi pembicaraan khusus dalam pertemuan wali kelas ini. Ya, jadi terkenal ya. Hehe…
Pada pertemuan pertama semua wali kelas sepakat untuk meningkatkan intensitas komunikasi dengan orangtua dan siswa. Nah, pada pertemuan wali kelas di waktu kedua ini. Its amazing. Alhamdulillah. Bahkan ekspektasinya sangat luar biasa.
Untuk pengisian Amal Yaumi persentasenya sampai 98 % yang mengisi. Terima kasih Yaa Allah. Begitu juga kehadiran di Zoom, opening dan clossing, serta pengumpulan tugas.
Hebatnya lagi dari pertemuan yang kedua ini saya bisa memetakan keunikan perlakuan masing –masing wali kelas di kelasnya. Ini saya sebut “Tips Jitu Wali Kelas” dalam mengatasi permaslahan di kelas, yaitu :
1. Komunikasi efektif
Hampir semua wali kelas memiliki skill komunikasi yang baik dengan orangtua. Tanpa lelah, tanpa henti dan tanpa mundur selangkahpun. Bahkan kalau boleh dikata, ke lubang semutpun akan dikejar. Tentunya dengan bahasa yang bersahabat, dengan cara –cara yang baik. Tujuannya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siswa.
Dan Alhamdulillah nya juga, orangtua dengan senang hati menerima. Bahkan ada orangtua yang minta tolong ke wali kelas untuk menegur langsung anak mereka yang butuh perhatian lebih agar mereka bersedia mengikuti kelas Zoom.
Wali kelas dengan senang hati menjalankannya. Karena wali kelas menjadi kunci suksesnya pembelajaran di masa pandemi ini.
2. Gali potensi setiap siswa
Ada juga wali kelas yang mencari solusi kemudian mengkomunikasikannya dengan orang dengan cara menggali informasi tentang bakat dan hobi ananda. Lalu, ke orangtua disampaikan untuk memfasilitasi hobi tersebut.
Walhasil, ada perubahan dalam keseharian ananda pada proses pembelajaran. Awalnya kurang aktif namun setelah itu menjadi aktif.
3. Program peduli pada warga kelas
Ini memang unik. POMG atau persatuan orangtua murid dan Guru di kelas tersebut memiliki program yang tidak lumrah. Orangtua sepakat memberikan santunan kepada setiap anggota kelas yang ditimpa musibah.
Alhasil kelas jadi kompak, orangtua saling berkomikasi dan membicarakan ide –ide kreatif untuk ikut berkontribusi posistif bagi kemajuan ananda di kelas.
4. Apresiasi bagi yang berprestasi
Selain memberi santunan bagi yang ditimpa musibah. Ada juga program kelas dari POMG untuk memberikan penghargaan berupa hadiah bagi anggota kelas yang mendapat prestasi. Bahkan prestasi yang dimaksud tidak melulu dalam perlombaan.
Bagi ananda yang sampai target bacaan Alqur’annya yang dilihat dari mutaba’ah amal yaumi maka ini juga prsetasi yang diberikan penghargaan berupa hadiah.
5. Screenshoot melatih kejujuran
Nah, yang ini memang harus ya. Karena permasalahan “kucing-kucingan” antara orangtua dan anak tadi bisa diatasi dengan bukti screenshoot. Si anak tak bisa mengelak lagi. Karena sudah ada buktinya. Apakah mereka hadir di kelas Zoom, apakah mereka mengirim tugas. Ini akan bisa terlacak dengan screenshoot.
Wali kelas merupakan bagian terpenting di sekolah. Tugas mereka sangat banyak. Selain menjadi wali kelas yang bertanggung jawab penuh terhadap anggota kelas nya. Mereka juga harus mempersiapkan pembelajaran di semua kelas yang mereka ajar.
Sangat naïf jika tugas ini disepelekan bahkan dengan lontaran kata –kata merendahkan yang mengatakan ah…Wali kelas itu tugasnya cuma absen saja. Stop. Mari buka mata buka pikiran dan hati. Tanpa Wali kelas siswa seperti anak ayam kehilangan induknya.
Recent Comments