PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-15 menghadirkan 96 makalah yang mengupas tentang peran Artificial Intelligence (AI) dalam Perpustakaan Digital. KPDI diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan pustakawan, serta pemerhati dan peneliti bidang perpustakaan digital dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan konferensi berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis, 6-8 Agustus 2024 di Grand Mercure Lampung. Universitas Lampung (Unila) didapuk menjadi tuan rumah pelaksanaan KPDI ke-15 di Provinsi Lampung.
Dalam konferensi pers di Grand Mercure tadi pagi, Sestama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Dr. Joko Santoso mengatakan, Perpusnas mendorong perkembangan perpustakaan digital di era disrupsi saat ini, agar bisa memberikan layanan dengan jangkauan yang lebih luas ke masyarakat, terutama kepada generasi Milenial dan generasi Z.
“Perpusnas memiliki perhatian yang besar kepada implementasi teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan, terutama yang berhubungan dengan pengumpulan ilmu pengetahuan secara digital, pemprosesan, pengolahan data, dan pengembangan akses layanan dalam program digital untuk menjangkau wilayah-wilayah yang cukup jauh yang tidak terjangkau sarana secara fisik, termasuk keluasan layanan kepada generasi Milenial dan Generasi Z,” ujar Joko.
Upaya yang kedua, lanjut Joko, Perpusnas mengadopsi implementasi AI dalam pengumpulan ilmu pengetahuan dan akselerasi penyediaan sumber-sumber bacaan yang tidak terbatas secara digital. Ketiga, mengupayakan kolaborasi dan sinergi dengan lembaga termasuk semua jenis perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan sekolah sebagai upaya menjaga sumber-sumber bacaan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Selain itu, kata Joko, pihak Perpusnas juga memastikan peningkatan keterampilan digital masyarakat melalui program Pojok Baca Digital untuk memperkuat literasi kelompok muda, sebab 64,5% dari total penduduk Indonesia merupakan generasi muda.
Dia menjelaskan, saat ini sudah tersedia sebanyak 115 Pojok Baca Digital yang ditempatkan di area-area publik di beberapa daerah di Indonesia. Pojok Baca Digital menyediakan Smart TV, tablet yang telah dilengkapi jaringan internet untuk mengakses berbagai macam sumber bacaan digital seperti e-book cerita anak, dan tema umum lainnya.
“Tempatnya di area publik, seperti di pos-pos pelayanan publik, pujasera, kantor Samsat, kalau di Lampung Pojok Baca Digital ada di Taman Kota Metro,” tuturnya.
Menurut Joko, berdasarkan hasil research Microsoft, meski Indonesia merupakan pengguna media sosial tertinggi, tetapi Indeks Keberadaban Digital atau Digital Civility Index-nya masih rendah. Hal tersebut terlihat dari masih tingginya angka penipuan online, siber bullying, pornografi dan penyebaran hoaks.
“Inilah yang kita dorong, kita tingkatkan Digital Civility kita, keberadaban digital kita. Bagaimana anak-anak muda menggunakan perangkat digital secara bertanggung jawab,” katanya.
Selain itu juga ada program Titik Baca Digital yaitu dengan menyediakan QR Code yang bisa di-scan untuk mengakses bahan bacaan digital Perpusnas.
“Titik Baca Digital ini program baru, tahun kemari ada 32 titik, dan tahun ini ditargetkan 110 Titik Baca Digital yang dipasang sampai ke desa-desa,” kata Joko.
Sementara itu, Ketua Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Prof. Jonner Hasugian menyampaikan tema yang diusung pada KPDI ke-15 ini adalah “Artificial Intellegence dalam Perpustakaan Digital”. Untuk menkaji tema ini, panitia menghadirkan dua pakar AI, yakni Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., M. Kom., Ph.D. CISA, CISM, dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan Prof. Dr.Eng. Admi Syarief, dosen pada Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Unila yang telah berhasil menciptakan Sistem Kecerdasan Buatan di Bidang Kesehatan.
Tema konferensi dirinci menjadi empat Sub Tema yang sekaligus menjadi rujukan bagi penulis yang mengajukan paper atau makalahnya pada konferensi ini. Terjaring 96 judul makalah yang diikutkan dalam KPDI, jumlah ini meningkat dari KPDI ke-14 di Malang yang hanya mencapai 94 judul makalah. Pada umumnya makalah ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh pustakawan, pemerhati perpustakaan digital, mahasiswa dan dosen.
“Hanya 16 makalah terbaik yang dipaparkan atau dipresentasi mulai besok pagi melalui empat sesi paralel sesuai empat Sub Tema yang telah ditentukan panitia,” ujarnya.
Konferensi Pers dihadiri oleh Dr. Joko Santoso, M.Hum (Sestama Perpusnas RI), Prof. Dr. Drs. Jonner Hasugian, M.Si., (Ketua FPDI), Dr. Taufiq Abdul Gani, S.Kom., M.Eng, Sc (Kepala Pusdatin Perpusnas RI), Riski Sofyan, S.STP., M.Si., (Kadis Perpusda Lampung), dan Dr. Eng. Ir. Khairudin, S.T., M.Sc (Ketua Panitia Lokal Unila yang juga Kepala UPT Perpustakaan Universitas Lampung). (RINDA/R-1)
Recent Comments