PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Dosen Teknik Mesin Universitas Lampung (Unila), Prof. Ir. Gusri Akhyar Ibrahim, S.T,. M.T., PhD., dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manufaktur Teknik Mesin, Senin, 9 Desember 2024, di Gedung Serba Guna (GSG) Unila.
Dalam pidato pengukuhannya, Gusri Akhyar memaparkan tentang “Pembuatan Baut Ulir Implan Tulang Kortikal Ti-6Al-4V ELI”.
Pidato ini berisi tentang gagasan dan temuan karya ilmiahnya tentang pembuatan komponen implan yang aman dan presisi untuk menyambung tulang yang patah menggunakan paduan titanium gred Istimewa, yaitu paduan Titanium dengan 6% Aluminium dan 4% Vanadiaum Extra Low Interstitial (Ti-6Al-4V ELI).
Di awal pidatonya, Gusri menjelaskan bahwa dia telah menggeluti penelitian bidang pemesinan bahan titanium sejak 2002 ketika menempuh S-2 di Universitas Gadjah Mada. Dan berlanjut ke tingkat Doktoral di Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 2010, dia juga melakukan kajian pemesinan matarial super alloy (titanium).
“Saya melanjutkan riset di bidang kajian yang sama yaitu pemesinan bahan super alloy berupa magnesiun, titanium, inconel dan tulang,” tuturnya.
Menurut Gusri, penelitian dan kajian tentang komponen implan tulang ini dilakukan untuk memperoleh komponen yang mudah digunakan sewaktu proses pemasangan baut pada manusia yang mengalami kecelakaan patah tulang. Dalam hal ini, Gusri membuat baut ulir implan tulang kortikal menggunakan bahan titanium jenis Ti-6%Al-4%V ELI.
Dalam pidato sekitar 15 menit, Gusri memaparkan tentang seluruh proses pembuatan baut ulir implan tulang kortikal menggunakan paduan titanium jenis Ti-6Al-4V ELI. Mulai dari penjelasan tentang keunggulan dan kekurangan bahan titanium, paduan titanium jenis Ti-6Al-4V ELI, pemesinan Ti-6Al-4V ELI, pemesinan bubut baut ulir kortikal Ti-6Al-4V ELI, pahat karbida ulir kortikal, kepresisian ulir kortikal, termasuk kesalahan sudut alfa dan beta saat pembuatan baut ulir untuk implan.
Gusri juga menjelaskan tentang optimasi parameter dalam pembuatan baut ulir kortikal sehingga diperoleh kepresisian dan kehalusan baut ulir, dan dilakukan uji torsi baut ulir kortikal serta uji geser baut ulir kortikal.
“Bahan titaninun jenis Ti-6Al-4V ELI telah berhasilkan dikembangkan untuk komponen implan berupa baut ulir kortikal karena tahan terhadap karat dan cocok di dalam tubuh manusia. Walaupun bahan ini dikategorikan sebagai bahan yang sulit dimesin, akan tetapi bila melakukan pemesinan dengan parameter yang tepat maka komponen yang dibuat memiliki tingkat kepresisian yang memenuhi standar,” ujar Gusri membacakan kesimpulan dari karya ilmiahnya.
Namun, Gusri merekomendasikan beberapa hal, yakni pembuatan baut ulir kortikal sebaiknya menggunakan proses whirling sehingga mendapatkan produk baut ulir yang presisi dan waktu pembuatan yang lebih singkat. “Dalam penelitian saya ini, pembuatan baut ulir masih menggunakan pahat bubut kortikal,” ujarnya.
Untuk pengeboran terhadap tulang, Gusri juga masih menggunakan tulang sapi dengan ketebalan 3 mm, sedangkan tulang manusia lebih tipis daripada itu. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pengeboran dilakukan menggunakan tulang dengan ketebalan yang lebih kecil sehingga komponen implan dengan kerusakan tulang yang terjadi lebih presisi.

Pengukuhan Guru Besar Gusri Akhyar oleh Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani, bersamaan dengan delapan guru besar lainnya, yakni Prof. Dra. Endang Linirin Widiastuti, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Biologi Fungsi Hewan/Biologi Integrasi Organisme), Prof. Dr. Ir. Ktut Murniati, M.Τ.Α. (Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Produksi Tanaman Pangan), Prof. Ir. Masdar Helmi, S.T., DEA., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Konstruksi Bangunan Gedung), Prof. Dr. Ir. Nandi Haerudin, S.Si., M.Si., IPM. (Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Geofisika Mitigasi Bencana).
Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Pengembangan Lingkungan Kehutanan dan Perdesaan), Prof. Drs. Tugiyono, M.Si., Ph.D. (Guru Besar Bidang Ilmu Ekologi Perairan), Prof. Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S. (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Ketahanan Pangan), dan Prof. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S. (Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Sumberdaya Alam dan Pertanian Berkelanjutan).
Dengan dikukuhkannya 9 guru besar baru ini, maka Unila memiliki total 135 guru besar. Dalam waktu dekat akan dikukuhka enam guru besar yang telah mendapat SK dari kementrian. Selain itu, empat calon guru besar tinggal menunggu keluarnya SK kementrian, dan sekitar delapan calon guru besar yang telah diusulkan dalam proses penyempurnaan berkas.
“Insyallah di akhir tahun ini, Unila memiliki 147 guru besar, sudah lebih dari 10 persen dari jumlah total dosen Unila,” ujar Lusmeilia. (RINDA/R-2)
Recent Comments