• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Thursday, November 6, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Konsep “ADA SEJATI” Dalam Filsafat Kontemporer

OPINI

by portall news
November 6, 2025
in Headline
Kenyang yang Membungkam

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

141
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh: Sudjarwo, Guru Besar Universitas Malahayati Lampung

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Cuaca pagi menjelang siang dihiasi mendung tebal, cuaca dingin tak berkesudahan. Namun, “Tidak” di ruang kerja penulis. Justru diskusi hangat sedang terjadi dengan seorang dosen yang berlabel diri penguat berfikir akal sehat. Kali ini topik perbincangan ada pada wilayah “Ada”, dengan sudut kajian filsafat manusia. Karena diskusi seperti ini hanya menhabiskan waktu dan kopi bagi mereka yang tidak paham, tetapi bagi kami diskusi ini menarik karena sering terjadi kajian lintas berfikir. Jika dibentang singkat, dan diambil sari patinya; maka diskusi tadi memiliki ringkasan seperti ini; Manusia sejak awal keberadaannya selalu dihantui pertanyaan tentang apa artinya “ada”.

Dalam setiap renungan, dalam setiap pergulatan dengan hidup, tersembunyi kerinduan untuk memahami sesuatu yang lebih dari sekadar bentuk dan peristiwa. Pertanyaan itu tidak pernah selesai, sebab “ada” bukan sekadar pernyataan bahwa sesuatu eksis, melainkan misteri tentang bagaimana segala sesuatu memperoleh makna keberadaannya. Di sinilah muncul gagasan tentang “Ada Sejati”; keberadaan yang tidak bersyarat, tidak bergantung pada apa pun, dan menjadi dasar dari segala wujud.

Baca Juga

349 Siswa SMA Al Kautsar Ikuti TKA Gelombang Pertama

Api Dibalik Kekuasaan (Refleksi Filsafat Kontemporer atas “Kebakaran Jenggot” Para Pejabat)

Membumikan Sains, Itera Ajak Siswa SMAN 1 Padang Cermin Amati Matahari Gunakan Teleskop

Ketika manusia menatap dunia, ia melihat perubahan yang tiada henti. Segalanya muncul dan lenyap, tumbuh dan punah, datang dan pergi. Namun di balik arus perubahan itu, selalu ada intuisi bahwa sesuatu yang tetap menopang seluruh proses itu. Seperti samudra yang tenang di balik ombak, “Ada Sejati” menjadi dasar dari setiap bentuk keberadaan, meski ia sendiri tidak berwujud. Ia bukan benda, bukan pikiran, bukan konsep, tetapi sesuatu yang memungkinkan semua itu ada. Maka, berbicara tentang “Ada Sejati” bukanlah berbicara tentang objek yang bisa dipahami, melainkan tentang sumber yang membuat pemahaman itu mungkin.

Manusia modern sering kali terperangkap dalam pemahaman yang terpisah antara subjek dan objek, antara diri dan dunia. Pengetahuan dianggap hanya sah jika diukur, diklasifikasi, dan dijelaskan melalui kategori yang pasti. Namun pandangan semacam itu, betapapun berguna, sering menutupi keutuhan keberadaan. Ketika budi manusia hanya bekerja sebagai alat analisis, ia memotong realitas menjadi potongan-potongan kecil yang terlepas dari makna keseluruhannya. Dalam keheningan reflektif, manusia menyadari bahwa realitas tidak bisa dijelaskan hanya dengan logika pemisahan; yang dibutuhkan adalah kejernihan batin untuk mengalami keberadaan secara langsung. Di situlah jalan menuju “Ada Sejati” dimulai: bukan melalui penjelasan, melainkan melalui penghayatan.

Budi yang terasah adalah budi yang tidak lagi terikat oleh keserakahan, ketakutan, dan kepentingan, akan menjadi cermin bagi keberadaan. Ketika cermin itu jernih, keberadaan memantulkan dirinya tanpa distorsi. Dalam keadaan demikian, manusia tidak lagi memandang dunia sebagai kumpulan objek, tetapi sebagai kesatuan wujud yang menampakkan “Ada Sejati”. Tidak ada lagi jarak antara yang memandang dan yang dipandang; keduanya hanyalah denyut dari keberadaan yang satu. Inilah momen ketika budi menemukan kedamaian: saat menyadari bahwa dirinya bukan pusat dunia, melainkan bagian dari aliran keberadaan yang tak terpisahkan.

“Ada Sejati” tidak dapat dijangkau dengan kata-kata, sebab setiap bahasa selalu membatasi. Ia melampaui dualitas: bukan “ada” dan bukan “tiada” dalam pengertian biasa. Ia adalah dasar dari keduanya. Dalam perenungan mendalam, manusia mungkin mengalami bahwa di balik segala perubahan dan kesementaraan, ada kediaman yang tidak terguncang. Itulah “Ada Sejati” yaitu; keheningan yang tidak mati, kehadiran yang tak terkatakan. Dari keheningan itu, semua bentuk lahir, tumbuh, dan kembali. Maka “Ada Sejati” bukanlah sesuatu yang jauh atau asing; ia justru paling dekat, bahkan lebih dekat dari kesadaran manusia terhadap dirinya sendiri.

Dunia modern dengan segala kebisingan dan percepatannya sering membuat manusia kehilangan kedalaman penghayatan terhadap “ada”. Segalanya diukur dengan manfaat, efisiensi, dan kecepatan. Dalam keadaan itu, manusia menjadi makhluk yang bergerak tanpa arah, sibuk tanpa makna. Ia hidup di permukaan gelombang, tanpa sempat menyelami samudra keberadaan. Maka tugas filsafat, dan terutama tugas kesadaran manusia, adalah mengembalikan pandangan ke dasar samudra itu; ke keheningan yang memberi arti bagi semua gerak. Mengingat “Ada Sejati” berarti kembali mengingat siapa diri kita di dalam keseluruhan ini.

“Ada Sejati” bukanlah sesuatu yang harus dicapai, sebab ia selalu hadir. Yang hilang hanyalah kesadaran kita akan kehadirannya. Seperti langit yang tetap biru meski tertutup awan, “Ada Sejati” tetap ada meski kesadaran manusia tertutup oleh kabut pikiran dan emosi. Menemukannya bukan berarti menciptakan sesuatu yang baru, tetapi menyingkap tabir yang menutupi apa yang selalu ada. Proses itu membutuhkan keheningan, kesabaran, dan keterbukaan batin, yaitu sebuah sikap budi yang tidak menuntut, tidak memaksa, hanya menyadari.

Pada akhirnya, “Ada Sejati” bukanlah konsep yang bisa dimiliki, tetapi pengalaman yang hanya bisa dihayati. Ia hadir dalam keheningan doa, dalam renungan sunyi, dalam pandangan yang jernih terhadap sesama, bahkan dalam kepasrahan menghadapi kematian. Ia adalah rahasia yang menyatukan segala sesuatu tanpa harus meniadakan perbedaan. Dalam setiap nafas, dalam setiap gerak, “Ada Sejati” berdenyut; tak terlihat, tak terdengar, namun menjadi sumber dari seluruh keberadaan.
“Ada Sejati” bukan akhir dari perjalanan, tetapi kesadaran yang menyertai setiap langkah. Ia adalah keheningan yang hidup di tengah suara, cahaya yang tersembunyi di dalam bayangan, dan keberadaan yang menjiwai segala yang tampak. Ketika manusia mampu berdiam sejenak dan menatap ke dalam dirinya sendiri dengan penuh kejernihan, ia akan menemukan bahwa “Ada Sejati” tidak pernah pergi. Ia selalu ada, menunggu untuk dikenali, dalam setiap hembusan napas keberadaan. Ringkasnya: “Ada Sejati” adalah keberadaan murni yang tidak terikat bentuk, sumber dari segala yang ada, dan dapat dialami hanya melalui budi yang telah jernih dalam keheningan. Semakin kita mendekat kepadaNYA, maka NYA akan semakin lari menghampiri kita.
Salam Waras. (R-1)

Previous Post

349 Siswa SMA Al Kautsar Ikuti TKA Gelombang Pertama

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Konsep “ADA SEJATI” Dalam Filsafat Kontemporer
  • 349 Siswa SMA Al Kautsar Ikuti TKA Gelombang Pertama
  • Api Dibalik Kekuasaan (Refleksi Filsafat Kontemporer atas “Kebakaran Jenggot” Para Pejabat)
  • Membumikan Sains, Itera Ajak Siswa SMAN 1 Padang Cermin Amati Matahari Gunakan Teleskop
  • Pemkot Bandar Lampung Gelar Lomba Senam Kreasi Tabola Bale, Ajak Pelajar dan Instansi Meriahkan Gaya Hidup Sehat

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist