Penulis : Han Gagas, penulis novel dan pengamat sosial budaya.
PORTALLNEWS.ID – Anies Baswedan menjalani tirakat dengan melakukan ziarah ke makam pujangga besar Jawa, Ronggowarsito, di Trucuk, Klaten, Minggu, (9/4/2023). Tirakat dilakukan dengan cara menyepi, mengosongkan diri dari keramaian, dari hiruk-pikuk keduniawian.
Oleh sebab itu, Anies Baswedan datang tidak seperti kunjungannya yang biasa dihadiri ratusan bahkan ribuan orang, kali ini hadir dengan sedikit teman.
Memang ini sengaja dilakukan untuk menyepi yang bahkan pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, tempat dimana Nabi Muhammad menyendiri dan menerima wahyu dari Allah yang pertama kalinya melalui malaikat Jibril.
Tradisi tirakat dengan menyepi ini merupakan tradisi spiritual Jawa yang dijalani dengan mengasingkan diri ke tempat yang sunyi (di gunung, makam, sumber mata air, petilasan, dan sebagainya).
Seseorang yang menjalani tirakat berarti siap meninggalkan sesuatu yang bersifat duniawi menuju ukhrowi. Apalagi ini dilakukan di bulan Ramadhan tentu akan berlipat barokahNya.
Ronggawarsito sendiri adalah adalah pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta. Ia dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa.
Nama aslinya adalah Bagus Burhan. Ia adalah putra dari Mas Pajangswara (juga disebut Mas Ngabehi Ranggawarsita. Ayahnya adalah cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta.
Ayah Bagus Burhan merupakan keturunan Kesultanan Pajang, sedangkan ibunya adalah keturunan dari Kesultanan Demak.
Sewaktu muda Burhan terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di desa Tegalsari (Ponorogo).
Nah di pesantren Tegalsari inilah Anies Baswedan memiliki ikatan. Anies memiliki rumah peninggalan dari keturunan keluarga Kyai Imam Besari nama lengkapnya Kyai Muhammad Besari, dan pernah menginap di sana.
Kyai Muhammad Hasan Besari selain guru dari pujangga besar Jawa, Ronggowarsito juga guru dari HOS.Tjokroaminoto sang pahlawan nasional dan pendidik Soekarno.
Tirakat ke makam Ronggowarsito tentu memiliki kesinambungan dengan Pesantren Tegalsari, dan juga sejumlah sunan wali Songo yang memiliki silsilah sampai Kyai Muhammad Besari.
Tirakat sebagai budaya Jawa juga bermakna peningkatan spiritual. Dan hal ini biasa dilakukan oleh raja-raja Jawa. (R-1)
Recent Comments