PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Aparat polisi mendalami unsur kelalaian dan pidana pada tragedi jatuhnya lift di Sekolah Az Zahra yang menyebabkan tujuh pekerja bangunan meninggal dunia dan dua dalam kondisi kritis.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Ino Harianto mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan melakukan penyelidikan kasus lift jatuh di sekolah Az Zahra.
“Kami sudah memeriksa beberapa saksi yag terkait dengan peristiwa tersebut, ada ketua yayasan, kepala sekolah, dan saksi-saksi yang melihat setelah kejadian,” kata Ino diwawancara di sela kunjungan ke salah satu rumah korban di Negri Olok, Telukbetung Barat, Bandar Lampung, Kamis (6/7/2023).
Pihaknya juga meminta laporan dari laboratorium forensik untuk mengkaji apa penyebab kecelakaan tersebut.
“Yang jelas siapapun dia yang ada kaitannya dengan peristiwa tersebut harus bertanggungjawab,” tutur Ino.
Terkait kunjungannya kepada keluarga korban, Ino menyampaikan bela sungkawa yang dalam atas musibah yang menimpa pekerja bangunan di sekolah Az Zahra.
“Kami berempati pada kejadian musibah lift jatuh ini, semoga korban husnul khotimah,” ujar Ino.
Dirkrimum Polda Lampung, Kombes Reynold Elisa Partomuan Hutagalung juga menyampaikan turut berduka atas kecelakaan kerja yang dialami oleh sembilan pekerja bangunan di sekolah Az Zahra.
“Tujuh orang meninggal dunia sesaat setelah lift jatuh dengan indikasi patah tulang, dua lainnya kritis juga patah tulang. Kita doakan supaya dua orang ini bisa pulih. Kami juga sudah melakukan kunjungan ke keluarga korban dan turut berduka atas musibah ini,” tuturnya.
Menurutnya, polisi masih melakukan penyelidikan apakah ada suatu kelalaian atau peristiwa pidana dalam tragedi lift jatuh ini.
“Saat ini kami juga bekerja sama dengan pihak Az Zahra melakukan investigasi kapan dimulainya kontrak kerja dan apa bentuk kerja samanya,” kata Reynold diwawancara di sela peninjauan olah TKP lanjutan di lokasi kejadian sekolah Az Zahra, siang tadi.
Menurut Reynold, jika dilihat dari kondisi sling lift yang putus, diduga beban yang ditanggung katrol berlebihan, di luar kapasitas maksimal.
“Tali pengait lift putus, secara logika kami melihat beban yang ditanggung mesin katrol lift ini terlalu berat karena sesungguhnya ini lift angkut barang, tetapi diisi sembilan pekerja secara bersamaan,” jelas Reynold.
“Tadi kita lihat liftnya tidak besar, bagaimana sembilan orang masuk, tentunya berhimpit-himpitan,” lanjutnya.
Dia menyatakan, polisi telah melakukan pemeriksaan kepada empat saksi dari pihak Az Zahra secara marathon sejak kemarin malam, dan dua saksi lagi juga diperiksa hari ini. (TIM/R-1)
Recent Comments