PORTALLNEWS.ID ( Lampung Barat ) – Pengolahan infrastruktur pada sektor pertanian di Kecamatan Bandar Negri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, menerima keluhan dari warga setempat. Dari ratusan hektar persawahan yang berlokasi di rawa kalong, hanya Sebagian besar saja yang memiliki jalur irigasi, sementara lainnya bersifat irigasi manual atau sederhana, para petani masih menggunakan alkon ( mesin sedot air pompa ) memanfaatkan air dari Sungai Way Semaka untuk mengairi sawah mereka.
Tak hanya irigasi areal persawahan yang menjadi hambatan, akses untuk mengeluarkan hasil bumi petani juga mengalami kesulitan dikarenakan harus melewati Sungai Way Semaka yang membelah wilayah pemukiman warga dengan hamparan sawah yang berada di Rawa Kalong.
Sementara itu satu-satu nya akses untuk melewati Sungai hanya bisa menggunakan rakit bambu.
Jalur irigasi yang masih belum merata sangat berdampak untuk perawatan sawah oleh para petani, yang Dimana jikalau masih menggunakan irigasi manual sering terjadi kendala seperti penimbunan pada dasar jalur irigasi atau erosi tepian yang masih terbuat dari tanah, tentu akan menyumbat saluran air yang masuk lalu mengakibatkan sawah tidak menerima pasokan air dan menjadi kering.
Bahkan dari 10 ( sepuluh ) Pekon yang ada di Kecamatan Bandar Negri Suoh, Pekon Srimulyo masih memiliki sekitar 40% ( empat puluh persen ) areal persawahan yang menggunakan sistem irigasi manual.
Selama ini perairan untuk irigasi sawah menggunakan alkon, dengan sumber air dari Sungai Way Semaka. Akan tetapi tidak semua petani memiliki alat tersebut, dan mereka harus meminjam kepada petani lainnya untuk mengairi sawah mereka, yang tentunya akan menambah biaya.
Dikarenakan hal tersebut, petani yang tidak memiliki pompa air hanya dapat melakukan panen sebanyak satu kali setiap tahunnya, sedangkan petani lainnya dapat panen sebanyak dua kali per-tahunnya.
Harapan dari para petani agar pemerintah segera melaksanakan Pembangunan jalur irigasi guna mempermudah akses petani untuk mengairi sawah mereka.
“ kalau jalan itu sudah bagus, tapi jalur irigasi yang masih jadi masalah di sini. Kami petani kesulitan untuk mengairi sawah kami dengan sistem irigasi yang masih manual, makannya kami berharap agar kedepannya pemerintah mau membangun irigasi perairan yang lebih memadai dan bagus agar kami para petani dapat terbantu. “ ujar Suranto, salah satu petani, Minggu (30/6/2024).
Selain dari sistem irigasi perairan sawah yang menjadi kendala, akses untuk mengeluarkan hasil bumi juga hanya bisa melalui rakit bambu melewati Sungai Way Semaka. Sudah lebih dari sepuluh tahun Masyarakat menggunakan jasa rakit untuk menyeberangi Sungai sejak awal pembukaan Rawa Kalong menjadi areal persawahan. Dari total 10 ( sepuluh ) titik rakit yang tersedia, 6 ( enam ) diantara nya digunakan khusus untuk mengeluarkan hasil bumi pertanian warga, sedangkan 4 ( empat ) lainnya merupakan transportasi umum yang digunakan untuk penghubung antar pekon.
Keenam rakit ini terletak di Pekon Srimulyo dan Pekon Tanjung Sari, serta rakit-rakit ini berasal dari swadaya Masyarakat. Setiap panen atau 6 ( enam ) bulan sekali, 1 ( satu ) hektar lahan sawah dikenakan biaya Rp100.000,00 ( seratus ribu rupiah ) untuk perawatan serta perbaikan rakit.
Jasa ojek motor masih diperlukan untuk membantu warga membawa hasil panen keluar. Biaya yang ditetapkan sekitar Rp250,00 ( dua ratus lima puluh rupiah ) sampai Rp350 ( tiga ratus lima puluh rupiah ) per kilo nya. Untuk hasil panen, 1 ( satu ) hektar sawah dapat menghasilkan gabah kering panen ( GKP ) sebanyak 6,5 ( enam koma lima ) sampai 7 ( tujuh ) ton, serta gabah kering giling ( GKG ) sebanyak 5,5 ( lima koma lima ) ton setiap sekali panen, dan dalam satu tahun bisa sampai dua kali panen.
“ kami berharap ada Pembangunan jembatan untuk Sungai Way Semaka ini, biar akses jalan nyeberang itu mudah dan tidak perlu lagi menggunakan rakit bambu ini, Kami juga ingin beraktivitas dengan mudah dan nyaman. “ seru Rosmawati, warga Pekon Srimulyo.
Masyarakat Kecamatan Bandar Negri Suoh berharap agar pemerintah mendukung infrastruktur Pembangunan sektor pertanian guna mempermudah mereka dalam mengelola wilayah persawahan, serta menyediakan akses transportasi yang lebih layak dan aman untuk menyeberangi Sungai Way Semaka.
( Pascal )
Recent Comments