PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) –Menjelang perayaan Tahun Baru 2022, harga jual ikan laut di Gudang Lelang, Bumi Waras, Bandar Lampung mengalami kenaikan mulai 20% hingga 30%.
Pedagang ikan di Gudang Lelang, Wasiroh mengatakan, permintaan akan ikan laut meningkat selama sebulan menjelang akhir tahun 2021. Namun, sayangnya, hasil tangkapan ikan nelayan menurun disebabkan perubahan cuaca dan gelombang tinggi.
“Pembeli mah banyak, tangkapan nelayan sedikit, jadi harganya melonjak tinggi. Yang tadinya beli ke nelayan Rp16 ribu, Rp17 ribu, sekarang jadi Rp24 ribu, tapi harga jual naik dikit aja. Ikan tongkol tadinya beli ke nelayan Rp21 ribu sekilo, sekarang jadi Rp25 ribu. Kita jual Rp30 ribu, tapi kalau sepi pembeli ya jual modal Rp25 ribu,” ujar Wasiroh ditemui di Gudang Lelang, tiga hari lalu.
Dia mengaku kenaikan harga beli ikan ke nelayan ini menyebagkan penghasilannya turun drastis. Jika sebelumnya, dalam satu bulan dia mendapat penghasilan Rp4 juta sampai Rp5 juta, sekarang turun hanya sekitar Rp2 juta.
Hal yang sama disampaian Nuraini, pedagang ikan asal Bumi Waras. Menurut dia, harga cumi-cumi yang biasanya Rp45 ribu naik hingga Rp55 ribu. Sehingga, dia terpaksa menjual cumi antara Rp69 ribu sampai Rp65 ribu.
“Rata-rata kenaikan itu lima ribuan untuk semua jenis ikan,” katanya.
Sementara, buruh nelayan kapal besar, Basali mengatakan cuaca buruk dan gelombang tinggi di laut sering datang secara dadakan. Kondisi ini menyebabkan nelayan kesulitan mencari ikan.
“Cuaca lagi kurang baik, di laut sering dadakan, pengaruh juga, yang tadinya kita nyari, kaarena gelobang gede, ngak jadi. Kalau ikan mah nggak ngaruh sama angin atau gelombang, walau gelombang tinggi, tetap ada ikan,” tutur Basali.
Walaupun, dalam kondisi mendesak karena kebutuhan nafkah keluarga, Basali mengaku tetap nekad mencari ikan walau ada peringatan dini dari BMK Panjang akan adanya gelombang tinggi.
“Kalau mikiran gelombang gede, nggak nyari ikan terus, mau makan apa kita. Kita ini udah jadi nelayan puluhan tahun, jadi, ya ibaratnya gelombang itu bantalnya kita,” ujar Basali sambil meringis.
Dia mengaku, selama enam bulan belakangan ini, hasil tangkapan ikan menurun. Istilah para nelayan paceklik ikan. Tak jarang, Basali bersama belasan nelayan lain yang menjadi pekerja di kapal penangkapan ikan harus berada di laut sampai sepuluh hari. Itupun, hasil tangkapan menurun drastis dibandingkan sebelumnya.
“Sekarang banyak tekornya, tapi ya namanya nelayan gimana lagi ya. Biasanya dapat 10 ton, sekarang paling 3 ton,” pungkasnya. (Danil/R-1)
Recent Comments