PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (ITERA) diresmikan oleh Rektor ITERA Prof. Dr. Ing. Drs. Ir. Mitra Djamal, IPU., Rabu (7/6/2022). Dengan peresmian ini, maka Kebun Raya ITERA yang menjadi pusat konservasi tanaman khas Sumatera tersebut dibuka untuk umum.
Peresmian digelar di depan gerbang Kebun Raya ITERA. Dihadiri oleh Deputi Riset dan Inovasi BRIN Dr. R. Hendrian, M.Sc., Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Lampung Kementrian PUPR Maria Doeni Isa, ST., MM., Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ir. Kusnardi M. Agr. Ec., Kepala UPT Konservasi Flora Sumatera Dr. Adi Pancoro, pada dosen dan mahasiswa ITERA, serta tamu undangan.
“Semoga Kebun Raya ITERA dapat dimanfaatkan oleh seluruh sivitas akademika ITERA untuk kepentingan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta bermanfaat untuk masyarakat sebagai wahana edukasi, hingga rekreasi,” ujar Mitra Djamal dalam sambutannya.
Menurutnya, Kebun Raya ITERA sudah mampu menjalankan lima fungsi yakni konservasi, pendidikan, penelitian, wisata, dan jasa lingkungan. Sudah ada lebih dari 50 riset yang dilakukan di kebun raya, dan 16 Jenis Pratikum mahasiswa yang rutin dilakukan dengan memanfaatkan berbagai koleksi di Kebun Raya ITERA.
Secara singkat, Mitra Djamal memaparkan sejarah berdirinya Kebun Raya ITERA yang saat ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Flora Sumatera. Menurut dia, Kebun Raya ITERA dirintis sejak 2016, merupakan gagasan besar Rektor pertama ITERA Alm. Prof. Ofyar Z Tamin. Dari 275 hektare luas lahan kampus ITERA, 75,52 hektare diantaranya digunakan untuk pengembangan Kebun Raya ITERA. Gagasan ini selaras dengan komitmen ITERA menjadi Smart, Friendly and Forest Campus. Dokumen masterplan Kebun Raya ITERA selesai disusun pada tahun 2017 bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang saat ini menjadi BRIN.
Dia mengatakan, saat ini di Indonesia hanya ada tiga Kebun Raya yang berada di bawah perguruan tinggi yakni Kebun Raya Universitas Haluoleo, Kebun Raya ITERA, dan Kebun Raya Universitas Palangkaraya. “Syukur Alhamdulillah, Kebun Raya ITERA menjadi kebun raya di dalam lingkungan kampus di Indonesia yang pertama diresmikan hari ini,” ujarnya.
2.000 Koleksi Tanaman Khas Sumatera
Sementara, dalam konferensi pers, Kepala UPT Konservasi Flora Sumatera Dr. Adi Pancoro mengatakan, dari 75,52 hektare luas Kebun Raya ITERA, sekitar 30-40 persen akan dijadikan sebagai lahan untuk koleksi tumbuhan dataran rendah yang menjadi ciri khas Sumatera. Ini sesuai dengan tema Kebun Raya ITERA, yakni Konservasi Tumbuhan Pamah Sumatera.
“Hingga saat ini sudah sekitar 2.000 spesimen tanaman koleksi khas Sumatera yang kami dapatkan melalui koleksi dari BRIN, Kebun Raya Bogor, dan eksplorasi dari tim Konservasi Flora Sumatera,” ujar Adi Pancoro.
Dia menyatakan, Kebun Raya ITERA akan terus bertumbuh. Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperbanyak koleksi tanaman di Kebun Raya ITERA. Beberapa koleksi tanaman khas Sumatera yang dimiliki Kebun Raya ITERA adalah Alpukat Siger, Pohon Gaharu, dan 34 anggrek spesies alam khas Lampung, serta beberapa tanaman langka seperti teratai raksasa (Victoria amazonica), tanaman baobab (Adansonia digitata). Kebun Raya ITERA juga telah ditanami dengan 11.315 tanaman penghijauan. Kebun Raya ITERA juga membangun Gaharu Center sebagai pusat riset gaharu di Sumatera dan Indonesia.
Deputi Riset dan Inovasi BRIN Dr. R. Hendrian, M.Sc., menyatakan dukungan penuh untuk hal-hal yang substantif dalam pengembangan Kebun Raya ITERA. Bahkan, dia berharap, Kebun Raya ITERA tidak hanya menjadi platform terbuka untuk Sumatera saja.
“Kami akan sangat senang apabila dikemudian hari, ITERA ini bisa memberikan koleksi yang lengkap untuk diteliti oleh peneliti dari mana saja, bukan hanya riset mahasiswa, peneliti Sumatera, tetapi juga periset Indonesia,” tutur Hendrian.
Menurutnya, fasilitas rumah kaca dan paranet pembibitan yang dimiliki Kebun Raya ITERA merupakan suatu awal yang baik untuk kegiatan riset dan perbanyakan tumbuhan langka.
“ITERA memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang, dan BRIN siap mendukung itu,” katanya.
Dia menyatakan, tidak ada target angka untuk koleksi tanaman di Kebun Raya ITERA, dia berharap tim ITERA melakukan eksplorasi seluas-luasnya dan mampu mengoleksi sebanyak mungkin tumbuhan khas Sumatera.
Infrastruktur Kebun Raya ITERA
Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Lampung Kementrian PUPR, Maria Doeni Isa yang membacakan sambutan Mentri PUPR mengatakan, Kebun Raya ITERA diharapkan menjadi laboratorium alam yang menunjang program studi berbasis sains dan ilmu terapan, seperti Rekayasa Kehutanan, Biologi Teknologi Pangan, Teknik Lingkungan, Farmasi, Teknik Industri Pangan, dan Arsitektur Landskap.
“Dukungan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diberikan melalui pemberian bantuan insfrastruktur dimulai dari tahun 2015,” ujar Maria.
Dia merinci, bantuan dari Direktorat Sumber Daya Air melalui pembangunan embung ITERA dari 2015 sampai 2020 dengan total anggaran sekitar Rp80 Miliar. Lalu, dari Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan pembangunan Kebun Raya dalam dua tahap yaitu mulai 2018 dengan nilai Rp14,8 Miliar untuk pembangunan gedung kantor, green house, labirin, power house, dan lanskap. Untuk 2021, membangun jalan akses kebun raya, drainase, rumah kaca, dan tiga paranet dengan anggaran Rp16,66 Miliar.
Selanjutnya, dari Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan membangun Rusunawa pada 2016 dengan anggaran sebesar Rp40 Miliar, pada 2017 sebesar Rp20 Miliar, 2018 sebesar Rp20 Miliar, dan 2021 sebesar Rp26 Miliar. Dari Direktorat Jenderal Bina Marga juga membangun jalan akses masuk di depan lingkar masuk Rektorat ITERA sebesar Rp26 Miliar.
“Kementrian PUPR sangat support dan berpartisipasi untuk melaksanakan kegiatan baik itu penataan infrastruktur kampus ITERA, maupun penataan Kebun Raya ITERA,” ujarnya.
Maria menyatakan, amanat dari Menteri PUPR agar Kebun raya ITERA dapat menuhi visinya sebagai Forest Campus dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk seluruh civitas akademika ITERA dan masyarakat Provinsi Lampung, serta kemajuan civitas akademi Pulau Sumatera.
“Kami berharap, kebun raya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar koleksi tumbuhan yang ada nantinya dapat terdokumentasi dan tertata dengan baik,” pungkasnya. (RINDA/R-1)
Recent Comments