PORTALLNEWS.ID (Sumatera) – Anies Baswedan akan berkunjung ke beberapa daerah di Pulau Sumatera seperti Aceh, Sumatra Barat, dan Riau. Staf Ahli DPD-RI asal Sumatera, Edo Andrefson mengatakan, Sumatera bukan lah daerah baru bagi Anies, sebab Anies telah hadir secara berkelanjutan selama bertahun-tahun di Pulau Sumatra.
Semasa kuliah di UGM, Anies Baswedan melakukan perjalanan darat ke Padang hanya untuk mengenal tanah Sumatra, khususnya Bukittinggi. Tempat di mana lahir tokoh bangsa seperti Bung Hatta, Agus Salim, Natsir, Tan Malaka, Moh. Yamin, dan lainnya.
Melalui program Indonesia Mengajar yang digagas Anies Baswedan sejak 2009, berkolaborasi dengan para Pengajar Muda untuk memajukan pendidikan dan ikut mencerdaskan masyarakat Pulau Sumatera. Program Indonesia Mengajar telah mengirim ratusan Pengajar Muda ke Pulau Sumatera.
“Saya menjadi saksi, kira-kira 12 tahun yang lalu, saat Mas Anies datang ke Padang melakukan sosialisasi Indonesia Mengajar di UNP (Universitas Negeri Padang), saya sebagai Sekjend BEM UNP turut menjadi host acara tersebut,” ujar Edo Andrefson, Jumat (2/11/2022).
Di Aceh, Indonesia Mengajar mengirimkan Pengajar Muda sejak 2011. Di Kabupaten Aceh Utara setiap tahun dikirim Pengajar Muda. Sudah lebih dari 40 desa di Aceh Utara mendapatkan manfaat program Indonesia Mengajar. Sementara di Kabupaten Aceh Singkil, 30-an desa mendapatkan manfaat program Indonesia mengajar. Di Provinsi Aceh saja sudah lebih dari 70 desa mendapat manfaat dari program Indonesia Mengajar.
Di daerah Bengkalis Riau, jumah desa yang yang mendapat manfaat program sebanyak 40 desa. “Bayangkan bila di satu desa, murid yang terdampak dalam sekali program 200 anak, berarti sekitar 8.000 ribu anak mendapat manfaat program,” tutur Edo.
Menurutnya, program Indonesia Mengajar tidak hanya menyasar murid-murid sekolah, tetapi juga berinteraksi dan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar tempat Pengajar Muda tinggal. Berapa puluh ribu orang terimbas dari program ini, hanya dari satu kabupaten.
Selain tiga daerah tersebut, masih banyak daerah di Pulau Sumatera yang menjadi area program Indonesia Mengajar yang diinisiasi Anies Baswedan, seperti Pulau Nias, Tanjung Jabung Timur, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Tulang Bawang Barat. Bisa dibayangkan betapa besarnya dampak program Indonesia Mengajar di satu pulau seperti Sumatera.
“Interaksi Anies Baswedan dengan mengirim Pengajar Muda sudah dilakukan lebih dari sepuluh tahun lalu, dan itu dilakukan secara berkelanjutan. Kiprah para Pengajar Muda ini juga sangat luar biasa. Mereka tidak hadir ke daerah perkotaan di masing-masing area program kerja, tetapi datang ke daerah-daerah pelosok,” kata Edo.
Sebagai contoh, untuk mencapai daerah program kerja di Aceh Utara, Pengajar Muda harus menempuh waktu sekitar sepuluh jam dihitung dari Bandara Soekarno-Hatta. Dari Cengkareng, mereka harus melakukan penerbangan ke Medan dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Setelah itu, mereka harus menempuh perjalanan darat sekitar delapan jam menuju lokasi.
Daerah-daerah lain pun tak kalah menantang. Di Bengkalis, program kerja Pengajar Muda salah satunya di Pulau Rupat. Pulau ini terletak di Selat Malaka dan harus ditempuh dari Dumai menggunakan transportasi air. Di lokasi, listrik juga biasa baru menyala pada pukul 18.00 WIB. Itu pun hanya menyala selama empat jam, sampai pukul 22.00 WIB.
Para Pengajar Muda memberikan pelayanan setara untuk semua, tanpa membedakan suku dan agama. Di Kabupaten Bengkalis, masyarakatnya sangat beragam dan mereka mendapat pengajaran yang sama. Ada Suku Melayu, Tionghoa, Jawa, dan lainnya. Agamanya pun beragam mulai dari Islam, Buddha, Kristen, dan Konghucu.
“Apa yang dilakukan Anies Baswedan dengan mengirimkan Pengajar Muda di berbagai daerah di Sumatra dan juga Indonesia, merupakan upaya untuk ikut mencerdaskan masyarakat Indonesia. Semoga upaya tersebut terus berlanjut dan berkembang, sehingga upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa seperti diamanatkan Undang-undang Dasar bisa diwujudkan,” tutupnya. (R-1)
Recent Comments