Kukang, Primata Eksotis Sahabat Petani Air Naningan

Kukang Sumatera yang dilepasliarkan oleh YIARI di Hutan Lindung Batutegi, Tanggamus. FOTO/DOK YIARI

PORTALLNEWS.ID (Tanggamus) – Danang membuka pintu belakang rumah dan berjalan menuju pohon johar dengan tinggi sekitar lima meter. Pohon itu dirambati oleh tanaman kaktus buah naga. Di beberapa bagian cukup rimbun menutupi cabang-cabang pohon. Kepala Danang menengadah, memandang dengan seksama salah satu cabang pohon yang biasa menjadi tempat mampir seekor Kukang Sumatera. “Owh, ada,” gumamnya ceria.

Pohon johar di belakang rumahnya di Dusun Negla Sari, Pekon Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, sudah bertahun-tahun menjadi wilayah teritori kukang tersebut. Hewan nokturnal ini sering tidur di sana pada siang hari dengan posisi meringkuk dan menyembunyikan kepalanya di bawah lengan. Dari kejauhan, satwa eksotis itu tampak seperti bola bulu berwarna coklat keoranyean.

“Kukang itu sering mampir di pohon belakang rumah, dua hari yang lalu saya lihat ada, kemarin nggak ada, untuk hari ini saya belum lihat lagi. Biasanya saat terang bulan, kukang itu akan keliling, jalan, nanti pasti mampir lagi di pohon itu. Makanya kami menyebutnya Kukang Bulan karena dia suka keluar saat terang bulan,” tutur pria bernama lengkap Danang Hardiansyah ini pada Rabu, 14 Mei 2025, dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Jurnalisme Konservasi, di Balai Pekon Air Naningan.

Danang sangat antusias menceritakan interaksinya dengan satwa langka yang dilindungi itu. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video saat meletakkan pisang muli matang di samping kukang yang sedang tidur menggunakan galah.

“Kasihan, daripada malam-malam dia nyari makan nggak dapat, saya kasih pisang aja,” kata Danang. Dalam video terlihat Kukang itu bangun, mendekati pisang, mencium dan menjilatinya, lalu kembali tidur.

Menurut Danang, dia tidak pernah mengganggu atau mengusir kukang itu. Sebelum berangkat ke ladang kopinya di Pekon Datar Lebuay yang berjarak lima kilometer, Danang selalu mengintip ke atas pohon johar belakang rumahnya untuk melihat keberadaan kukang.

Selama setahun belakangan menjadi volunteer Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Danang memiliki banyak pengetahuan tentang hewan bernama latin Nycticebus coucang itu.

Danang menjelaskan, kukang bukanlah hewan pengganggu, bukan tipikal hewan penyerang, malah sebaliknya kukang terkenal sebagai primata pemalu. Kukang memiliki makanan favorit berupa serangga yang juga hama tanaman, seperti tonggeret (Cicada), kumbang, ulat, belalang, laba-laba dan ngengat. Selain itu kukang memakan nektar, buah-buahan, sirih hutan, dan getah pohon sengon.

“Jadi kukang bukan penganggu tanaman petani, justru kukang itu membantu petani memberantas hama, dan membantu penyebaran biji-bijian di hutan,” tutur Danang.

Dia mengakui, sebelumnya tidak terlalu peduli dengan keberadaan kukang. Bahkan, beberapa petani menganggap kukang sebagai pengganggu tanaman. Dulu, petani sering mengusir kukang, tetapi kini petani hidup harmoni dengan kukang, membiarkan kukang tidur dan mencari makan di kebun dan permukiman.

Danang juga kerap mengedukasi anak-anak di sekitar rumahnya untuk menjaga populasi kukang agar tidak punah. Namun, Danang selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak menyentuh atau memelihara kukang karena kukang memiliki racun di bagian lengan atas dan giginya.

Sengatan Listrik Jadi Ancaman Utama

Kukang berjalan di kabel jaringan listrik Pekon Air Naningan. FOTO/DOKUMENTASI YIARI

Saat ini, kesadaran warga akan pelestarian kukang terus meningkat. Semua berawal dari kegiatan YIARI melakukan pelepasliaran Kukang Sumatera di Hutan Lindung Batutegi sejak 2008. Manager Program Resiliensi Habitat YIARI, Aris Hidayat mengatakan, awalnya YIARI fokus kepada rehabilitasi kukang yang sakit dan terluka, kemudian melepasliarkan kukang yang sudah sembuh ke habitat aslinya.

“Nah, untuk Kukang Sumatera yang kami rehabilitasi, setelah sehat harus dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya, di Sumatera itu salah satunya di Lampung, tepatnya di Hutan Lindung Batutegi, Tanggamus,” papar Aris saat menyampaikan materi pada “Pelatihan Jurnalistik: Meningkatkan Kapasitas Jurnalis Dalam Meningangkat Isu Konservasi”, di Batiqa Hotel Lampung, Selasa, 13 Mei 2025.

Namun, lanjutnya, pelepasliaran kukang, jika tidak diiringi dengan menjaga habitatnya, maka akan sia-sia. Kukang akan kembali diburu, ditangkap, atau mengalami ancaman lainnya. Oleh sebab itu, YIARI akhirnya melakukan kegiatan konservasi kukang di daerah sekitar hutan lindung Batutegi, dengan fokus di Pekon Air Naningan yang ditemukan banyak populasi kukang. Kukang berkeliaran di kebun, atap-atap rumah warga, dan jaringan listrik karena ketersediaan sumber makanan berupa serangga, serta tanaman buah yang disukai kukang, seperti kakao, kopi, pisang dan durian.

“Pada tahun 2022, kami membaca berita di konsentris.id tentang tingginya angka kematian kukang yang disebabkan oleh sengatan arus listrik. Sumber dari PLN menyebutkan ada 6.328 gangguan listrik oleh satwa, dan diantaranya adalah kukang,” kata Aris.

“Sejak itu, kami fokus kepada mitigasi kematian kukang di jaringan listrik karena itu menjadi ancaman utama terhadap populasi kukang di Kecamatan Air Naningan. Kabel listrik itu seperti jalan tol bagi kukang, menjadi jalan untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Kami berkoordinasi dengan PLN Talang Padang untuk mencari cara agar kabel listrik aman dilalui kukang,” lanjutnya.

Jika tidak dilakukan mitigasi, maka populasi kukang akan terus menurun dan terancam punah. Selain kemampuan reproduksi kukang relatif lambat, yaitu satu kukang betina hanya melahirkan satu anak dalam satu tahun dengan jarak antarkelahiran sekitar 12-18 bulan, YIARI juga hanya mampu menyelamatkan 20 kukang setiap tahunnya.

Mitigasi di Jaringan Listrik

Salah satu peralatan mitigasi mencegah sengatan listrik terhadap kukang berupa caping di tiang listrik. FOTO/DOKUMENTASI YIARI

Data tersebut diperkuat oleh Supervisor Riset dan Biodiversitas YIARI, Aris Subagio saat menyampaikan materi tentang Konservasi Kukang, di Balai Desa Air Naningan, Rabu, 14 Mei 2025. Dia menyatakan, sejak 2022 sampai 2024, dari hasil penelitian yang dihimpun YIARI tercatat 364 temuan kukang berada di sekitar jaringan listrik Pekon Air Naningan.

Penyebab kukang berkeliaran di sekitar jaringan tidak hanya karena pakan potensial, tetapi juga jarak pohon tidur kukang yang dekat dengan jaringan listrik, hanya 4 meter. Kukang menjadikan kabel listrik sebagai jalur lalu lintas menuju tempat makan dan pohon tidur.

“PLN telah memasang alat mitigasi berupa caping untuk menghalangi kukang naik ke jaringan listrik, juga ada pemasangan serabut di jaringan listrik, tapi serabut ini tidak efektif karena kukang bisa melewatinya,” jelas Aris.

Oleh sebab itu, pihak PLN ULP Talang Padang terus melakukan inovasi peralatan mitigasi di jaringan listrik Air Naningan, salah satunya dengan menggunakan pengantar listrik berisolasi atau All Aluminium Alloy Conductor Shielded (A3CS). Kabel A3CS ini menggunakan aluminium sebagai konduktor dan memiliki lapisan pelindung yang terbuat dari PVC atau XLPE, mengurangi risiko sengatan listrik saat terjadi kontak sehingga aman dilalui kukang.

Team Leader PLN ULP Talang Padang, Yanuar Pribadi menjelaskan, beberapa tahun lalu sering terjadi pemadaman listrik disebabkan kukang tersetrum listrik di jaringan. Pihak PLN berdikusi bersama teman-teman YIARI untuk memasang alat anti kukang agar kukang bisa lewat dengan aman, dan jaringan listrik juga aman dari korsleting atau hubungan arus pendek.

“Fokus kami di Air Naningan ini memang hewan kukang, bagaimana kukang lestari, jaringan aman, dan listrik menyala. Sudah beberapa alat mitigasi kita pasang di jaringan listrik,” ujarnya.

Petugas Pelayanan Teknik, Yogi Irawan menambahkan, saat ini, 90% jaringan listrik di Kecamatan Air Naningan sudah menggunakan kabel A3CS yang aman dilewati kukang. Jaringan tersebut dipasang mulai dari Pekon Pulau Panggung sampai Pekon Air Naningan. Sedangkan 10%-nya, yaitu ke arah Pekon Datar Lebuay masih menggunakan kabel A3C yang tidak memiliki lapisan pembungkus atau sering disebut kabel telanjang.

Menurut Yogi, kukang berisiko tersengat listrik pada jaringan kabel telanjang ini jika kaki depan kukang masih memegang kabel dan kaki belakangnya memegang tiang listrik. Posisi ini akan memicu terjadinya arus pendek dan korsleting. Oleh sebab itu, pihak PLN memasang alat mitigasi berupa isolasi protective slevee dan tutup isolator di sambungan kabel pada tiang-tiang listrik untuk mencegah terjadinya arus pendek dan kukang aman dari sengatan listrik.

“Untuk trafo di gardu juga dipasang beberapa peralatan mitigasi, seperti cover fuse cut out (FCO), cover bushing, dan kejut binatang pada jaringan tegangan rendah (JTR),” kata Yogi.

Pemasangan peralatan mitigasi tersebut dilakukan secara bertahap selama dua tahun. Yogi mengklaim, saat ini gangguan listrik yang disebabkan oleh binatang, termasuk kukang menurun cukup drastis. Jika tahun lalu, tercatat sekitar 100 kejadian mati listrik akibat kukang, maka sejak Januari sampai Mei 2025 ini hanya tercatat 12 kali mati listrik.

“Sampai hari ini dalam bulan ini hanya satu kali mati listrik. Kalau dari periode awal Januari sampai sekarang terjadi 12 kali. Ini karena ada beberapa jaringan yang masih bocor dan akan segera dilakukan pengaplikasian kembali,” ujarnya.

Data ini tidak berbeda jauh dengan YIARI yang mencatat, hanya 6 temuan kasus kukang mati akibat sengatan listrik selama Januari sampai Mei 2025.

Selain pemasangan peralatan mitigasi di jaringan listrik, petugas pelayanan teknik juga melakukan patroli malam untuk mengecek kukang-kukang yang berkeliaran di jaringan listrik. Jika ditemukan kukang di jaringan, maka petugas akan menggiringnya perlahan untuk turun ke pohon.

Kecamatan Konservasi Kukang

Camat Air Naningan, Royensyah hadir ke Balai Pekon Air Naningan untuk memasang plang informasi tentang konservasi kukang di Kecamatan Air Naningan. Dia melihat dua plang besi yang ada di halaman depan balai pekon. Satu plang bertuliskan “Kukang Sumatera: Sang Pengontrol Hama di Kec. Air Naningan”, berisi informasi tentang makanan kukang berupa serangga yang selama ini merupakan hama dan musuh petani, bahwa kehadiran kukang turut membantu para petani mengontrol populasi serangga yang merugikan.

Plang satu lagi mengampanyekan “Harmoni Manusia dan Alam, Kecamatan Air Naningan Ramah Kukang”, berisi informasi tentang integrasi konservasi kukang, pertanian berkelanjutan, dan peningkatan ekonomi masyarakat Air Naningan.

“Ayo, ini plangnya sudah siap, kita pasang sekarang,” ujar Camat Royensyah kepada jajarannya, sekretaris kecamatan, dan sekretaris desa. Tim PLN Talang Padang, YIARI dan para peserta pelatihan jurnalisme konservasi turut serta dalam pemasangan plang informasi konservasi kukang ini.

Tim bergerak ke Pasar Air Naningan. Satu plang dipasang di lokasi stategis, tepat di pinggir jalan persimpangan empat yang menjadi lalu lintas utama masyarakat Air Naningan. Di tengah pemasangan plang, hujan turun cukup deras, sehingga pemasangan plang yang satu lagi ditunda esok hari.

“Salah satu tujuan pemasangan plang untuk sosialisasi penjagaan hewan kukang yang ada di Air Naningan ini,” ujar Royensyah saat diwawancara ketika berteduh di salah satu toko Pasar Air Naningan.

Dia menegaskan, bukan hanya tugas pekon untuk melindungi kukang, tetapi juga seluruh masyarakat yang ada di Air Naningan, diwajibkan untuk melestarikan dan menjaga kukang. Apalagi, lanjutnya, Kecamatan Air Naningan telah mendeklarasikan “Desa Ramah Satwa, Kecamatan Konservasi Kukang” pada Februari 2025 lalu.

Deklarasi ini dilakukan saat kegiatan Musrengbang yang dihadiri 10 kepala pekon, yaitu dari Air Naningan, Air Kubang, Batu Tegi, Datar Lebuay, Karang Sari, Margomulyo, Sidomulyo, Sinar Jawa, Way Harong, dan Sinar Sekampung. Deklarasi turut disaksikan oleh pimpinan dari dinas terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup, serta perwakilan PLN ULP Talang Padang dan YIARI.

“Dekalarasi ini mewajibkan seluruh kepala pekon dan masyarakat untuk menjaga dan merawat kukang yang ada di Kecamatan Air Naningan, salah satu yang kita cetuskan saat itu adalah pemasangan plang pemeliharaan dan pengawasan kukang ini,” jelasnya.

Dia berharap, melalui konservasi kukang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kecamatan Air Naningan, misalnya sambil berwisata ke Bendungan Batutegi, wisatawan bisa diajak untuk menginap di Desa Air Naningan untuk melakukan pengamatan kukang di malam hari.

Beberapa kegiatan kolaborasi yang akan dilakukan bersama YIARI adalah mendata populasi kukang di sepuluh pekon, edukasi konservasi kukang ke sekolah-sekolah, aparat desa dan masyarakat, serta mendata potensi wisata dan produk UMKM yang akan dijadikan paket tur wisata kukang di Air Naningan. (RINDA/R-2)