PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Lampung Fashion Tendance 2024 dengan tema “Predictshion 2025” menampilkan koleksi busana 45 perancang dari 9 provinsi yang menggunakan beragam material dipadukan dengan wastra nusantara, seperti batik, tenun, batik Lampung, tapis Lampung, sulam usus Lampung dan sulam jelujur Pesawaran.
Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Lampung Ida Giriz mengatakan pada even Fashion Tendance ke-2 ini para desainer menunjukkan karya-karya busana untuk tahun 2025. Meningkatnya keterlibatan para desainer mengikuti Lampung Fashion Tendance di tahun ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri.
“Ini merupakan sebuah progress yang menarik karena Fashion Tendance di Lampung sudah menjadi lirikan para desainer nasional,” kata Ida saat diwawancara disela acara, di Hotel Radisson Bandar Lampung, Selasa, 8 Oktober 2024.
Terkait tren mode di tahun 2025, Ida memprediksi wastra dengan corak colourful akan tetap digemari pasar. Untuk mendekatkan wastra kepada gen Z, banyak desainer yang mendesain busana-busana kasual, simple dan praktis, berupa t-shirt, kulot, tunik, dan rok.
Ida mengatakan, APPMI juga mencari para desainer muda untuk dididik dan dibimbing serta diberi panggung untuk menampilkan karya-karya mereka. Menurutnya, ini juga bagian dari upaya melestarikan wastra dan mengenalkan wastra kepada gen Z melalui desainer-desainer muda yang kreatif.
Salah satu desainer yang menampilkan koleksi batik colourful adalah Larasati dengan tajuk “Una”. Dia memadukan tanktop rajut dengan outer batik nan colourful.
Ida memprediksi, sentuhan wastra nusantara juga akan menyasar fashion busana muslim. “Beberapa tahun ke depan potensi pasar fashion muslim juga diprediksi akan semakin meningkat,” ujar Ida
Tampak pada fashion show, beberapa desainer menampilkan koleksi-koleksi busana muslim berbagai bahan, seperti sutra, katun, linen, dan bordir yang dipadu dengan batik dan tapis. Desainer Reni Diliyanti mendesain busana muslim berupa gamis dan long dress yang memadukan bahan linen dengan tapis. Gamis serta dress berwarna nude menjadi semakin anggun dengan sentuhan selempang tapis memanjang dari dada hingga kaki, atau list tapis di belahan outer serta di lengan.

Desainer Nurhayati juga menyasar fashion muslim, tetapi dengan tampilan kasual. Nurhayati menggunakan bahan katun untuk rancangan busana t-shirt batik yang dipadu dengan kulot batik. Karya busana Nurhayati didominasi oleh gradasi warna hijau mulai hijau tua hingga hijau pupus.
Busana-busana pria tidak kalah menarik. Para desainer banyak mendesain blazer atau rompi tapis yang dipadu celana kain.
Beberapa desain lain yang menampilkan karyanya adalah Rudy Chandra, Kekean, Layla Ninda, Yasmin Wiwid, Diana, Lia Afif, Sugeng Waskito, Arien, Djoe, Yudha, dan Linda Soedibyo.
Salah satu desainer nasional, Rudi Chandra, menjelaskan tren warna dunia mengarah pada warna ringan dan basic seperti hitam, putih, abu-abu, dan krem. Sementara trend warna di Jakarta lebih ke denim blue dan hitam.
Rudi mengapresiasi parade busana adat Lampung pada gelaran tersebut. Ia berharap desainer Lampung terus mengembangkan kreasi tapis. “Ayo desainer Lampung, ciptakan karya sebanyak-banyaknya dengan tapis dipadu sulam usus. Jadikan itu tren 2025,” kata dia.
Even Lampung Fashion Tendance 2024 secara resmi dibuka oleh Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Mamiyani Fahrizal mewakili Ketua Dekranasda Riana Sari Arinal. Dalam sambutannya, Mamiyani memberikan apresiasi kepada APPMI Lampung yang menyelenggarakan even fashion tendance untuk kedua kalinya.
“Tentunya ini adalah suatu prestasi yang membanggakan dan menunjukkan komitmen besar untuk terus memajukan industri mode dan kerajinan di Lampung,” katanya.
Dia berharap, pada even ini semakin banyak produk-produk lokal Lampung yang ditampilkan dan diperkenalkan sehingga dapat memberi dampak positif bagi para pelaku UMKM maupun para desainer.
“APPMI sudah melakukan terobosan yang luarbiasa, membawa wastra dan kerajinan Lampung sampai tingkat nasional, tentunya nanti bisa mendunia,” tutur Mamiyani Fahrizal.
Pada ajang ini, APPMI juga memberikan penghargaan kepada Aan Ibrahim sebagai desainer ternama yang memproduksi kain sulam usus. (RIN/R-1)
Recent Comments