PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Tim mahasiswa Universitas Lampung (Unila) membuat lilin aroma terapi menggunakan bahan utama sarang lebah. Lilin yang dicampur dengan ekstrak sereh wangi dan daun mint ini tidak hanya memberi aroma rileks, tetapi juga dapat mengusir nyamuk.
Penelitian yang diketuai oleh Mahfud Sidik (Biologi 2019), dengan anggota Ani Andri Yani (Biologi 2019), Indah Ayu Lestari (Biologi 2020), Lousanja Dira Sa’udah (Kimia 2019), dan Gustin Lestiani (Kimia 2018), ini berhasil menyabet Gold Medal kategori Life Science pada ajang World Sciences, Environmental, and Engineering Competition (WSEEC).
Lousanja Dira Sa’udah mengatakan, sarang lebah merupakan salah satu limbah budidaya lebah yang jarang diolah. Sarang lebah biasanya dibuang begitu saja setelah diambil madunya.
“Jadi kami memanfaatkan sarang lebah sebagai bahan utama membuat lilin aroma terapi. Sebenarnya sarang lebah jenis apa saja dapat dijadikan bahan membuat lilin, tetapi pada penelitian ini kami menggunakan sarang lebah Dorsata,” ujar Dira, Kamis (4/8/2022).
Menurut Dira, timnya memperoleh bahan sarang lebah dari salah satu peternak lebah di Bandar Lampung. Mereka menggunakan sekitar 1 kilogram sarang lebah untuk diolah menjadi lilin aroma terapi.
Proses pembuatan lilin aroma terapi cukup mudah. Sarang lebah dipanaskan hingga meleleh, kemudian ditambah ekstrak sereh wangi dan daun mint, setelah itu langsung dicetak.
“Posesnya cepat banget untuk bekunya, saat meleleh ditambahkan ekstrak sereh wangi dan daun mint, dan langsung cetak. Diberi sumbu sama seperti lilin biasa,” urainya.
Setelah lilin dicetak, dilakukan uji organolaptik aroma, dan uji pengusir nyamuk untuk mengukur seberapa optimal lilin mampu mengusir nyamuk. Menurut Dira, uji coba dilakukan di Laboratorium Biologi menggakan mosquito cage. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa lilin sarang lebah mampu mengusir nyamuk.
“Sebenarnya kemampuan mengusir nyamuk ini berasal dari campuran esktrak sereh wangi dan daun mint karena dua bahan ini memang terbukti dapat mengusir nyamuk. Sebab itu, sereh wangi dan daun mint sering digunakan untuk bahan minyak telon dan produk pengusir nyamuk,” kata Dira.
Menurutnya, penelitian dan pembuatan produk di lab hanya membutuhkan waktu selama 2-3 hari saja, tetapi penyiapan bahan hingga produk dicetak membutuhkan waktu sekitar dua minggu.
Selanjutnya, tim mereka menyusun laporan penelitian berjudul “The Formulation of Aromatherapy Candle Preparations FrFrom Bee-Wax as an Anti-Mosquito Combined with Citronella Essential Oils and Mint Leaves” untuk disubmit ke panitia WSEEC.
“Alhamdulillah, tim kami berhasil mendapatkan Gold Medal untuk kategori Life Science di ajang tersebut,” ujarnya.
Pada ajang WSEEC ini, ada dua tim Unila yang berhasil meraih medali emas. Satu tim lagi meraih medali emas untuk kategori Social Science dengan membuat Aplikasi Smalry berupa aplikasi pembelajaran yang mengangkat tentang sejarah para pahlawan lokal Lampung. Tim diketuai oleh Winda Pitriani Parhamah (Pendidikan Sejarah 2019), dengan anggota Vany Aswandi (Pendidikan Sejarah 2018), Ulfa Novitasari (Pendidika Sejarah 2021), Imroah Laina Kresno Mukti (Pendidikan Sejarah 2020), dan Dinda Uqnul Amalia (Pendidikan Ekonomi 2019), dan dibimbing oleh dosen Sumargono, S.Pd., M.Pd.
Sementara, dua tim lainnya meraih medali perak dan medali perunggu. Medali perak diraih tim yang diketuai Dona Oktavia (Pendidikan Sejarah 2019) dengan anggota Winda Pitriani Parhamah (Sejarah 2019), Nadira Febri Faradila (Sejarah 2019), Imroah Laina Kresno Mukti (Sejarah 2020), dan Satria Pratama dan (Hukum 2019), pada kategori Social Science, dibimbing oleh Sumargono, S.Pd., M.Pd. Tim ini mengusung topik Utilizationofthe Ruwai Jurai Museum as a Learning Resource in Increasing Understanding of Local Culture.
Sedangkan, Tim Unila peraih medali perunggu mengangkat tema DARO (Desa Produktif): Integrated Digital Cooperative Incubator Program Concept with Public Crowdfunding scheme to Support Rural Area Economic Development. (R-1)
Recent Comments