PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Ketua UI GreenMetric, Prof. Riri Fitri Sari menyatakan, di tahun ini ada sekitar 126 universitas yang mengikuti UI GreenMetric dari potensi 4.000 universitas yang ada di Indonesia. Bahwa kampus tidak hanya memperhatikan masalah akademik saja, tetapi juga memperhatikan susntainability atau keberlanjutan.
Ada enam indikator yang digunakan UI GreenMetric dalam menilai keberlanjutan di kampus, yakni, pertama, setting and infrastructure, penataan Infrastuktur kampus yang memperhatikan ketersediaan ruang terbuka hijau dan vegetasi tanamannya ; kedua, energy and climate change, dengan menghemat energi konvensional dan mengembangkan energi terbarukan; ketiga, waste, pengelolaan limbah menerapkan prinsip zero waste.
Keempaat, water, bagaimana kampus menyediakan air bersih dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, menyimpan cadangan air, mendaur ulang air, dan melakukan penghematan air ; kelima, transportation, mengurangi emisi kendaraan di dalam kampus; dan keenam, education, melalui pembelajaran dan riset yang berhubungan dengan lingkungan.
Selain itu, Riri mengimbau pihak universitas untuk menjadikan dosen dan mahasiswa sebagai pemimpin atau agen of change gerakan keberlanjutan di tempat tinggal dan lingkungan mereka masing-masing.
“Bahwa pemuda dan mahasiswa harus menjadi penggerak dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan di tempatnya masing-masing, seperti tadi yang disampaikan gubernur melalui asisten dua, ada masalah toilet, masalah sampah, dan lainnya. Ini harus kita atasi bersama-sama,” kata Prof. Riri dalam konferensi pers Lokakarya Nasional UI Greenmetric 2023 dengan tuan rumah Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Kamis (10/8/2023).
Lokakarya Nasional UI GreenMetric dengan tema “Nature Based Solution in Achieving Sustainable Higher Education” diikuti oleh ratusan peserta yang merupakan perwakilan dari 50 perguruan tinggi se Indonesia. Turut hadir Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, mewakili gubernur Lampung.
Riri menekankan, kerja sama tripartit antara perguruan tinggi, pemerintah dan swasta harus diperkuat lagi agar gerakan keberlanjutan dapat diperluas ke masyarakat. Konsep keberlanjutan ini adalah menerapkan visi kawasan ekologis dengan teknologi, karakter, komunitas, dan program yang menciptakan dan membentuk gaya hidup ramah lingkungan.
“Kami juga sudah mengumumkan kemarin UI Green City Metric yang disampaikan oleh Pak Dirjen Kemedagri. Itu memperluas keberlanjutan di kota-kota kecil, jadi apa yang bagus di kampus diterapkan lebih luas lagi di kota-kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Itu juga yang kita harapkan dari ITERA nanti untuk menyebarluaskan ke kota-kota kecil di sekitarnya,” tutur Riri.
Menurutnya, UI GreenMetric merupakan lembaga pemeringkatan pertama di dunia untuk bidang lingkungan hidup, setelah itu, beberapa tahun belakangan ini baru muncul lembaga pemeringkatan lainnya, seperti QS Sustainability Rankings.
“Kita diakui oleh seluruh dunia sebagai lembaga yang pertama kali melihat peluang kerja sama antar universitas untuk saling melihat keberlanjutan di kampus masing-masing. Misalnya, pada hari ini Pak Rektor ITERA akan mengajak peserta lokakarya untuk tur ke kebun raya, melihat embung, melihat pengelolaan sampah terintegrasi. Itu nanti akan diikuti oleh semua universitas. Semua kita melakukan tanggungjawab masing-masing, dan itu dicontohkan oleh dosen dan mahasiswa di kampus,” papar Riri.
Untuk proses penilaian UI GreenMetric perguruan tinggi, lanjut Riri, masih berlangsung hingga Oktober 2023 nanti. Dia meminta pihak perguruan tinggi untuk mempehatikan pengisian borang sesuai kriteria yang telah ditentukan hingga dilakukan proses validasi pada 31 Oktober 2023 nanti.
“Untuk pengumuman UI GreenMetric World University Ranking akan dilakukan di Abu Dhabi, ini pertamakalinya UI GreenMetric diumumkan dari luar negeri karena difasilitasi oleh Abu Dhabi University,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor ITERA, Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha menyatakan suatu kehormatan bagi ITERA menjadi tuan rumah lokakarya nasional UI GreenMetric. Dalam kegiatan ini, pihaknya akan menunjukkan program unggulan keberlanjutan kampus ITERA. Diantaranya adalah Integrated Waste And Agro Center atau IWACI yang merupakan pengelolaan sampah terpadu di ITERA.
Lalu, inovasi mobile garden berupa kebun diatas bus untuk menangkap karbon yang dikeluarkan kendaraan bermotor. Rektor juga akan mengajak peserta lokakarya untuk melihat embung ITERA, Kebun Raya ITERA, dan melakukan penanaman 2.000 bibit tanaman tembok sebagai program penghijauan gedung menggunakan sistem hidroponik. (RINDA/R-2)