Mahasiswa KKN Unila Bantu Warga Atasi Masalah Sampah Organik

Mahasiswa Unila memperagakan cara membuat pupuk kompos dari sampah organik kepada warga Desa Labuhan Batin, Way Serdang, Mesuji.

PORTALLNEWS.ID (Mesuji) – Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) membantu warga Desa Labuhan Batin, Way Serdang, Mesuji, mengatasi permasalahan sampah organik dengan mengolah menjadi pupuk kompos. Pelatihan pembuatan pupuk kompos menggunakan larutan efektif mikroorganisme 4 (EM4) tersebut dilaksanakan di Balai Desa Labuhan Batin, Kamis, 18 Januari 2024.

Kelompok mahasiswa KKN Unila yang mendemonstrasikan pembuatan pupuk organik terdiri dari Agnes Febrianti, Ardika Kusuma, Anggun Zairatul Arifa, Muhammad Barry Salaki, Puspita Agustin, Septi Imania, Teresia Rosa, dipandu oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr. Indah Listiana.

Sebelum melakukan praktik pembuatan pupuk kompos, tim KKN terlebih dahulu menyampaikan materi tentang pentingnya mengatasi sampah organik agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

Salah satu mahasiswa KKN, Teresia Rosa mengatakan pupuk kompos dapat dibuat menggunakan bahan-bahan alami atau sampah organik yang ada di sekitar kita, seperti dedaunan, sisa sayuran, kulit buah-buahan dan lainnya.

“Warga di sini masih kurang familiar dengan bahan-bahan yang ada dan tidak tahu cara menggunakannya secara maksimal. Program ini bertujuan membantu mengurangi sampah organik dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat,” kata Teresia Rosa.

Mahasiswa juga menjelaskan fungsi larutan EM4 sebagai bakteri dekomposer atau bakteri pengurai yang akan mengubah sampah menjadi pupuk kompos.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos, antara lain sampah organik, larutan EM4, gula putih dan gula merah (sebagai sumber makanan mikroorganisme), dan air. Perbandinga n gula : EM4 : air adalah 1:1:50.

“Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan secara fermentasi anaerob atai tanpa oksigen selama satu minggu, jadi semua bahan harus dimasukkan di dalam tempat yang ditutup rapat,” kata Teresia.

Sementara, Triyanto, petani di desa setempat, mengatakan senang dengan adanya program KKN pembuatan pupuk kompos tersebut. Menurutnya, pupuk kompos bisa menjadi alternatif untuk menggunakan pupuk kimia yang kini harganya semakin mahal.

“Bagus programnya, saya senang, karena tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tapi juga membantu kebutuhan pupuk petani,” tuturnya. (R-1)