• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Tuesday, July 1, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Membeli Mimpi, Menukar Janji

OPINI

by portall news
June 12, 2025
in Headline
Jalur Langit

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S.

145
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh: Sudjarwo, Guru Besar Universitas Malahayati Lampung

PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Seperti halnya wabah yang menular cepat dan “beringas” ; hampir semua kepala daerah terpilih membentuk pola untuk mendekatkan diri dengan rakyatnya, dikenal dengan program seratus hari. Dari yang membongkar bantaran sungai, masukkan anak-anak bermasalah ke barak militer, membebaskan uang komite sekolah, melakukan bedah rumah, pelayanan kesehatan gratis, dan masih banyak lagi.

Semua dilakukan bagai air bah dimana-mana; para pemimpin ingin menunjukkan komitmennya kepada rakyatnya. Namun ada juga yang duduk manis menikmati mimpi di singgasana yang diperoleh dengan mengeluarkan dana luar biasa banyaknya. Sesekali biar kelihatan bekerja menandatangani sambil tiduran penggantian kepala sekolah, dari pelaksana tugas ke pelaksana tugas lainnya; atau mendatangi rakyat yang sedang berduka dengan menyelipkan sedikit amplop; setelah itu kembali tidur lagi mengikuti irama lagu almarhum Mbah Surip.

Baca Juga

Pemprov Lampung Hadiri Rakor Nasional, Bahas Percepatan Pembangunan Rumah dan Pengendalian Inflasi

Apel Tiga Pilar, Walikota Eva Tegaskan Peran Penting RT dan Pamong Jaga Keamanan Kota

Jalan Sehat HUT Kota Bandar Lampung Meriah, Hadiah Mobil hingga Umroh Dibagikan!

Sudah semacam ciri realitas politik modern, terutama di era demokrasi elektoral seperti sekarang, mimpi kerap kali menjadi komoditas. Setiap kali pemilu tiba, ruang publik dipenuhi janji-janji politik yang menjanjikan kesejahteraan, keadilan sosial, dan perubahan besar, pendidikan gratis, bantuan sembako murah, bahan bakar murah, listrik gratis dan sebagainya.

Janji-janji itu dikemas dalam bentuk narasi, slogan, dan visi yang menyentuh emosi rakyat. Dalam proses ini, suara rakyat ditukar dengan harapan yang kadang-kadang terlalu idealis bahkan terkadang utopis. Fenomena seperti ini, yang dalam bahasa awam disebut sebagai “menjual janji”, dalam konteks filsafat bisa dilihat sebagai praktik “membeli mimpi”.

Menjadi pertanyaan apakah sah menjual atau membeli mimpi dalam politik? Apakah mimpi tentang keadilan, kemakmuran, dan perubahan sah diperjualbelikan dalam ruang demokrasi? Jawabannya tentu tergantung dari sudut mana kita memandang, dan dalam perspektif apa.

Dalam konteks politik, janji sejatinya bukan hanya sekadar alat kampanye, melainkan kontrak moral antara pemimpin dan rakyat. Maka ketika politisi menjanjikan sesuatu kepada rakyat, ia bukan hanya sedang bernegosiasi secara politis, tetapi juga mengikat dirinya secara moral dan spiritual. Janji politik, jika dimaknai dari perspektif religiusitas, adalah bagian dari pertanggungjawaban di dunia dan akhirat.

Setiap bangsa besar dimulai dari sebuah mimpi. Mimpi tentang masyarakat adil dan makmur, bebas dari penjajahan, korupsi, dan kebodohan. Dalam politik, mimpi itu menjadi bagian penting dari visi kepemimpinan. Tanpa mimpi, politik kehilangan arah. Namun, mimpi yang disampaikan tanpa kejujuran, tanpa perencanaan yang matang, dan hanya digunakan untuk meraih kekuasaan, maka dia berubah menjadi manipulasi.

Di tengah derasnya kontestasi politik, terutama di negara demokratis yang sedang berkembang, mimpi sering dijadikan alat manipulasi. Rakyat dijanjikan hal-hal besar seperti pendidikan gratis, lapangan kerja melimpah, dan harga-harga terjangkau, makan siang gratis, dan serba gratis lainnya; namun tanpa perhitungan rasional dan rencana implementasi yang matang dan jelas. Maka tidak jarang begitu ditagih janji ini menjadi kebingungan tersendiri bagi sang pemimpin; walhasil dipenuhi dengan setengah hati.

Para politisi mengetahui bahwa rakyat ingin percaya dan mereka selalu dalam kondisi lapar akan harapan. Pada kondisi seperti itu; mimpi menjadi komoditas yang laku keras di pasar demokrasi. Dalam bahasa satir: “Politisi menjual mimpi, rakyat membelinya dengan suara, lalu banyak yang kecewa karena tidak ada barang yang dikirim ke rumahnya”.

Filsuf Islam kontemporer Muhammad Iqbal mengingatkan agar kita tidak hidup dalam dunia imajinasi kosong. Politik harus menjadi proyeksi kreatif dari nilai-nilai spiritual ke dalam tatanan sosial. Ia bukan tentang kekuasaan demi kekuasaan, melainkan pembentukan masyarakat yang adil, bermartabat, dan berorientasi pada ridha Ilahi.

Oleh sebab itu jika membeli mimpi dipahami sebagai tindakan rakyat memberikan kepercayaan kepada seorang pemimpin karena ia menjanjikan visi dan perubahan, maka tindakan itu adalah sah dan bahkan penting dalam politik. Namun agama memberikan satu syarat penting yaitu: “tanggung jawab”.

Pemimpin politik adalah penjaga amanah publik. Setiap janjinya adalah hutang moral. Maka ketika ia menjual mimpi dan gagal menunaikannya, ia bukan hanya gagal secara politik, tapi juga secara etis dan spiritual. Sebaliknya, rakyat yang membeli mimpi juga tidak boleh pasif. Mereka harus terlibat aktif dalam mengawasi, mengkritisi, dan menagih janji. Oleh karena itu para ahli terdahulu mengingatkan mimpi bisa menjadi industri politik yang kuat namun berbahaya jika tidak disertai dengan kedewasaan politik, pendidikan publik, dan kontrol sosial. Oleh sebab itu kita sebagai bagian dari warga negara harus berperan aktif dalam merawat mimpi kolektif yang realistis dan etis.

Dengan demikian “membeli mimpi” dalam politik bukan hal yang salah selama mimpi itu dilandasi oleh visi, niat baik, dan rencana nyata untuk perubahan. Namun, ketika mimpi hanya dijadikan alat meraih kekuasaan tanpa tanggung jawab, maka praktek seperti ini menjadi pengkhianatan terhadap nilai-nilai universal. Selamat membeli mimpi asal jangan ditukar dengan janji; karena kita sangat sering dikhianati oleh janji manis di awal pahit di kemudian.
Salam Waras (R-1)

Previous Post

Kemendagri Kawal Kinerja Pemprov Lampung, Fokus Tata Kelola & Pelayanan

Next Post

Guru TK Al Kautsar Dalami Pendekatan Deep Learning Untuk Anak Usia Dini

Next Post
Guru TK Al Kautsar Dalami Pendekatan Deep Learning Untuk Anak Usia Dini

Guru TK Al Kautsar Dalami Pendekatan Deep Learning Untuk Anak Usia Dini

Pemkot Bandar Lampung Bagikan Kompor Gas Gratis, UMKM Kini Lebih Efisien!

Pemkot Bandar Lampung Bagikan Kompor Gas Gratis, UMKM Kini Lebih Efisien!

Polri Gagalkan Penjualan Sisik Trenggiling ke Jaringan Narkoba, Dua Tersangka Ditangkap

Polri Gagalkan Penjualan Sisik Trenggiling ke Jaringan Narkoba, Dua Tersangka Ditangkap

PTPN I Regional 7 Tegas: Status Lahan di Way Berulu Sah dan Berkekuatan Hukum Tetap

PTPN I Regional 7 Tegas: Status Lahan di Way Berulu Sah dan Berkekuatan Hukum Tetap

Wagub Lampung Jihan Nurlela Tegaskan Aksi Cepat dan Terpadu untuk Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

Wagub Lampung Jihan Nurlela Tegaskan Aksi Cepat dan Terpadu untuk Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Pemprov Lampung Hadiri Rakor Nasional, Bahas Percepatan Pembangunan Rumah dan Pengendalian Inflasi
  • Apel Tiga Pilar, Walikota Eva Tegaskan Peran Penting RT dan Pamong Jaga Keamanan Kota
  • Jalan Sehat HUT Kota Bandar Lampung Meriah, Hadiah Mobil hingga Umroh Dibagikan!
  • Secangkir Kopi Dini Hari
  • Jalan Teuku Cik Ditiro Bandar Lampung Segera Dicor Beton

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist