PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Feilitha Salsabilla Riestania membuka layar ponselnya dan mencari sesuatu, setengah menit kemudian dia mengarahkan layar ponsel tersebut kepada Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila), Prof. Eng Suripto Dwi Yuwono. “Ini Pak nilai-nilai lengkap UTBK-nya,” kata Fei, sapaan akrab Feilitha.
“Wah, nilainya ada yang 900-an ya, hampir sempurna, tes penalaran Matematika lagi, hebat. Kirim ke Bapak ya, nanti buat laporan ke Bu Rektor,” ujar Eng Suripto kepada Fei yang berhasil meraih nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tertinggi di Lampung dan masuk 30 besar nilai tertinggi UTBK nasional.
Dengan nilainya tersebut, Fei dinyatakan lolos pada pilihan pertamanya ke Fakultas Kedokteran Unila lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025. Di pilihan kedua, Fei memilih Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad).
Kunjungan wakil rektor bersama tim PMB Unila, didampingi kepala SMA Al Kautsar Eko Anzair ke rumah orang tua Feilitha di Perumahan BKP Kemiling Permai, Bandar Lampung, pada Minggu, 1 Juni 2025, bertujuan mengapresiasi prestasi Fei. Tim Unila sekaligus menggali cara belajar Fei yang membuatnya berhasil meraih nilai tinggi di UTBK.
Pada sertifikat hasil UTBK Feilitha ditampilkan tujuh nilai subtes yang diujikan di UTBK, yakni nilai Penalaran Umum 788,63; Pengetahuan dan Pemahaman Umum 717,91; Pemahaman Bacaan dan Menulis 781,45; Pengetahuan Kuantatif 882,11; Literasi dalam Bahasa Indonesia 819,75; Literasi dalam Bahasa Inggris 760,28; dan penalaran Matematika 948,22. Dengan begitu, Fei meraih nilai rata-rata UTBK sebesar 814,05.
Menurut Fei, dia juga tidak menyangka akan mendapat nilai setinggi itu, sebab beberapa kali ikut try out (TO), dia baru mencapai nilai 700-an. “Sebenarnya ekspektasinya 700-an juga, nggak jauh-jauh dari TO lah, rupanya lebih tinggi, Alhamdulillah,” katanya sumringah.
Fei menceritakan, sejak kecil sudah bercita-cita menjadi dokter. Keinginan itu tumbuh karena terinspirasi dengan para dokter yang sering dia temui ketika ikut mamanya bekerja di Rumah Sakit Abdul Moeloek. “Ketemu dokter-dokter, ngelihatnya keren,” ujar anak kedua dari pasangan Eris Susanto dan Esti Comalaria ini.
Fei juga merasa memiliki panggilan jiwa di bidang medis, terutama sejak ikut membantu mamanya merawat sang nenek yang sakit. Dia memiliki jadwal rutin memberi susu dan makan neneknya melalui selang khusus, bergantian dengan kakak dan orangtuanya. Fei juga kerap membantu mamanya memandikan nenek yang kini hanya mampu berbaring di tempat tidur.
Oleh sebab itu, saat masuk sebagai siswa eligible di SMA Al Kautsar, dia memilih jurusan kedokteran umum di Unila lewat jalur SNBP. Namun sayang, Fei kalah bersaing dengan teman-temannya yang memiliki ranking di atasnya dan memilih jurusan sama di Unila. Namun, hal ini tidak mematahkan semangat Fei, justru semakin mendorongnya untuk giat berlatih soal-soal prediksi UTBK.
Tips Belajar Meraih Nilai Tinggi UTBK
Selain mengikuti program Peningkatan Prestas Akademik Sekolah (P3AS) dan try out di sekolah, Fei juga rajin berlatih soal di aplikasi Ganesha Operation (GO) tempat bimbingan belajarnya.
“Menjelang UTBK, saya mengerjakan TO sampai jam 2 malam, baik itu dari bank soal yang disediakan GO maupun TO dari situs-situs online,” tuturnya.
GO sendiri, lanjut Fei, menggelar try out cukup rutin, yaitu tiga kali dalam seminggu. Setiap mengerjakan soal, akan langsung keluar jawaban benar atau salah diikuti dengan pembahasan soal. Ini sangat membantunya memahami rumus, pola dan trik mengerjakan soal-soal Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi yang diujikan di UTBK.
“Di aplikasi GO itu sudah banyak soal-soal, dan kita ngerjainnya bisa dimana aja, setelah kita jawab itu langsung keluar jawaban benar atau salah, yang diikuti oleh pembahasannya,” jelas Fei.
Dia mengaku tidak hanya mengerjakan soal-soal dari modul yang disediakan SMA Al Kautsar dan GO, tetapi juga aktif mengikuti try out online, baik yang gratis, maupun berbayar. Paket try out berbayar biasanya berupa try out khusus untuk memasuki perguruan tinggi negeri tertentu, seperti paket try out UGM, ITB, atau UI.
“Aku kemarin ikut yang paket TO ITB,” katanya.
Menurut Fei, pencapaian nilai try out di atas 700-an tidak dia dapat seketika. Walau sudah mulai belajar mengerjakan soal-soal melalui buku yang dia beli sejak kelas XI, tetapi begitu pertama kali mengikuti try out, dia hanya mampu mengumpulkan nilai 400-an.
“Aku latihan terus, mengerjakan soal-soal setiap hari, mengerjakan TO lewat aplikasi. Pas gagal SNBP itu, semakin intens belajar, jadi langsung naik melejit, udah diatas 600-an, dan di TO terakhir mencapai 714,” ujar Fei.
Kegigihan dan ketekunannya belajar, memahami kisi-kisi UTBK, dan berlatih soal, membuatkan optimis mengerjakan soal-soal UTBK. Walau ada beberapa soal yang tidak pernah dia temui di try out, tetapi Fei memiliki trik untuk mengerjakan soal-soal yang mudah dan dia pahami terlebih dahulu, setelah itu baru fokus kepada soal-soal sulit.
Kini Fei bisa bernafas lega. Cita-citanya mulai menemukan jalan. Dengan masuknya Fei sebagai peraih 30 besar nilai UTBK nasional, dia berniat mencoba beasiswa unggulan dari program talenta unggul Kemendiktiristek. Fei masih punya mimpi untuk menjadi dokter spesialis kulit dan membuka klinik kecantikan kelak.
“Insyaallah mah maunya spesialis, kalau bisa buka praktek buka praktek, kerja rumah sakit juga,” tuturnya. (RINDA/R-2)