Oleh: Sudjarwo, Pemerhati Masalah Sosial dan Pendidikan
PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Riak sudah menjadi gelombang, dimana-mana penggalangan dan apapun namanya lagi sedang dilakukan, baik langsung atau melalui media sosial; upaya penggiringan opini akan pimpinan negeri ini masif dilakukan dari semua penjuru. Seturut dengan itu beberapa teman dan keluarga ada yang berhasrat untuk maju ikut kontestasi politik guna menjadi anggota legeslatif. Semua dipersiapkan dari kunjungan ke Calon Dapil sampai penggalangan keluarga; bahkan materi dan dana dipersiapkan.
Bagi mereka yang berkantong tebal, mulai jor-joran membuat media luar ruang, namun bagi yang modal pas-pasan melakukan geriliya secara perlahan tapi pasti. Tetapi ada juga yang ikut hanya sebatas penggembira, karena diri yakin tidak akan menang, tetapi mundur surut berpantang, karena nomor urut ada di belakang; hanya kodrat yang diharap, apapun bisa terjadi jika Tuhan menghendaki.
Semua mengejar satu tititk kemenangan untuk calonnya; bisa dibayangkan kesibukan mereka saat ini, dan mungkin sangat mengasyikkan untuk diamati dan mungin diteliti. Para mahasiswa yang jeli tentu akan tertarik membahas dan menulisnya sebagai tugas akhir dengan payung tema “Perilaku Politik”. Walaupun tulisan itu sudah banyak dijumpai pada laman-laman jurnal, namun tidak salah jika ada upaya dokumentasi metaanalisis antarperistiwanya.
Ada satu hal yang menarik pada setiap periodesasi kepemilihan umum ini dari waktu kewaktu, yaitu mereka para calon legislator baik yang berasal dari partai maupun perorangan, tidak mempedulikan siapapun presidennya, akan tetapi dialah pemenangnya. Sehingga ada upaya dari seorang pimpinan partai politik di daerah ini yang mengkaitkan antara pilihan presiden partainya dengan calon legeslatornya; ternyata hanya berhenti di slogan Biner, tidak tampak nyata dalam kampanye diri. Mereka tetap bergeriliya atas nama dirinya, terlepas apakah presiden usungan partainya mau menang atau kalah, seolah olah itu biarkan nasib yang menentukan.
Kejadian seperti ini adalah lumrah, karena mereka merasa berjuang sendiri, membiayai sendiri, meniti nasibnya sendiri. Sementara partai hanya sebagai rumah besar tempat mereka tinggal sekaligus pagar, jika diperlukan dukungan kolektif kolegial, atau identitas diri sebagai bahan legitimasi. Kalaulah nanti jadi, maka ada kuwajiban moral untuk membesarkan baik cara material maupun moral kepada partai, itu adalah hal biasa sebagai orang yang tinggal dirumah besar, harus membiayai rumahnya.
Oleh karena itulah, maka tidak aneh jika ada peserta konstestasi politik yang pada waktu pemilu lalu ada di rumah A, pada pemilu yang akan datang ada di rumah B; karena pindah rumah tidak ada peraturan yang dilanggar. Hanya kepatutan dan kesetiaan yang dilangkahi, walaupun ini sangat subyektif; sebab secara naluriah manusia akan mencari zona nyaman. Jika pada rumah sebelumnya eksistensi dirinya merasa tidak dihargai, adalah wajar jika untuk berikutnya mencari rumah baru yang menjanjikan kenyamanan, dan masa depannya.
Namun perlu disadari oleh semua mahluk dimuka bumi ini, termasuk kita semua, bahwa ada yang Maha Menentukan, bahkan gugurnya selembar daun keringpun ada pada skenarioNYA. Oleh sebab itu Siapapun Presidennya, Saya DPR nya, jika Alloh menghendaki. Upaya memang ada pada wilayah kita, namun takdir bukan kita penentunya. Kunci utama adalah Sang Maha Penentu; karena tanpa itu, usaha apapun yang kita lakukan tidak akan berhasil adanya. Hanya doa dan harap atas keridhoanNYA-lah yang dapat kita lakukan pada setiap upaya.
Tinggal yang tersisa jika menang dan dilantik, ingatlah akan janji, karena janji itu hutang. Jika kalah, bersabarlah; karena Tuhan menyayangi kita dengan caraNYA. Kekalahan bisa jadi kemenangan yang tertunda, dan kemenangan bisa jadi juga bentuk ujian yang kita terima. Karena ujian terbesar dalam hidup ini adalah menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Tampaknya tidak ada satupun sistem buatan manusia yang sempurna, karena ketidaksempurnaannyalah yang menyempurnakannya. Oleh karena itu bersiaplah menyongsong matahari di hari esok. (R-2)
Recent Comments