PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Siswa SMA Al Kautsar, Feilitha Salsabilla Riestania berhasil meraih nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tertinggi di Provinsi Lampung dan masuk 30 besar nasional, dengan total nilai 814,05. Dengan nilai UTBK tinggi ini, Feilitha dinyatakan lolos di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) tahun 2025.
Pihak Unila dan SMA Al Kautsar mengapresiasi capaian Feilitha yang sangat membanggakan sekolah dan kampus di Provinsi Lampung.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unila Prof. Eng. Suripto Dwi Yuwono bersama tim PMB Unila, yakni Hero Satriani Arif, Dr. Ahmad Rifa’i, dan Muhammad Komarudin, serta Kepala SMA Al Kautsar Eko Anzair didampingi wali kelas XII.6 Mustakim mengunjungi rumah orang tua Feilitha di Perum BKP, Kemiling Permai, Bandar Lampung, Minggu, 1 Juni 2025.
Rombongan Unila dan Al Kautsar disambut oleh kedua orang tua Feilitha, yakni Eris Susanto dan Esti Comalaria.
Prof. Eng Suripto menyatakan, kunjungan ini sebagai bentuk apresiasi Unila kepada siswa dan orang tua siswa yang masuk ranking 30 UTBK nasional. Atas prestasi ini, Rektor Unila juga mendapat apresiasi dari Kemenditiristek.bersama tujuh perguruan tinggi lain yang memiliki calon mahasiswa dengan nilai UTBK tinggi.
“Setiap tahunnya, nilai tertinggi di Unila tidak pernah sampai segitu (814, red), dan biasanya nilai tertinggi itu bukan berasal dari kampus daerah, tapi kampus dari Jawa. Nah, baru tahun ini, nilai tertinggi UTBK yang masuk ke Unila berasal dari SMA Al Kautsar asal Provinsi Lampung juga, dan kebetulan juga mengambil jurusan kedokteran. Ternyata sekolah asal Lampung dengan proses pendidikan yang ada, juga bisa mengalahkan sekolah-sekolah lain dari pulau Jawa,” kata Eng Suripto.
Oleh sebab itu, lanjutnya, sesuai intruksi Rektor, dia bersama tim PMB Unila diminta turun ke rumah siswa tersebut untuk menggali sistem pembelajaran baik di sekolah, lembaga bimbingan belajar, dan dukungan kedua orang tua, sehingga bisa menciptakan anak yang unggul dan berprestasi.
“Kami juga menggali bagaimana kerja sama antara sekolah dengan orang tua itu bisa membuat proses pembelajaran menjadi unggul. Nah, ini tentunya juga setelah kami lapor ke Bu Rektor, akan ada tugas lagi untuk sosialisasi ke SMA-SMA, seperti apa sih pola pembelajaran yang unggul itu? Sehingga, siswa-siswa unggul di Lampung bisa semakin banyak,” tuturnya.

Program Persiapan UTBK SMA Al Kautsar
Kepala SMA Al Kautsar, Eko Anzair menyatakan syukur dan rasa bangga yang luarbiasa atas prestasi siswanya. Ia mengatakan, ini merupakan pertamakalinya siswa SMA Al Kautsar bisa mendapatkan nilai tertinggi di UTBK untuk Unila. Prestasi Feilitha tidak hanya mengangkat nama SMA Al Kautsar, tetapi juga nama Unila di tingkat nasional.
“Saya selaku kepala sekolah sangat senang, bangga pada anak kita dari Lampung bisa mengangkat nama sekolah dengan nilai tertinggi di Lampung dan 30 besar nasional. Harapannya juga nilai tinggi seperti ini menjadi motivasi untuk adik-adiknya agar bisa mengikuti jejak-jejak unggul dan prestasi senior-seniornya,” kata Eko.
Terkait program persiapan menghadapi UTBK di sekolah, Eko menyatakan, pihaknya memiliki program Peningkatan Prestasi Akademik Sekolah (P3AS) bagi siswa-siswa kelas XII yang dimulai sejak semester genap. Program ini dikhususkan bagi siswa-siswa yang akan masuk perguruan tingi melalui jalur UTBK. Siswa diberi bimbingan intens berupa latihan soal-soal prediksi UTBK menggunakan modul yang telah dibuat oleh guru-guru SMA Al Kautsar.
“Di dalam program P3AS itu juga ada tryout, rata-rata dua sampai tiga kali dalam satu program itu, setelah didapat nilai-nilai tryout, siswa bisa ke tim konsultasi, ke guru BK dan wali kelas untuk mendapatkan arahan pilihan jurusan dan perguruan tinggi negeri sesuai nilai tryout dengan passing grade di kampus yang dituju,” jelas Eko.
Gagal SNBP, Lolos SNBT
Sementara, Feilitha mengaku sangat senang dinyatakan lulus di jurusan kedokteran yang memang menjadi cita-citanya sejak kecil.
“Pas dinyatakan lulus pasti senang lah, udah dari kelas XI kan nyicil belajar, beli-beli buku UTBK segala macam, jadi seneng banget, udah terbayarkan semua. Terus tahu paling besar juga, sebenarnya ekspektasinya 700-an, nggak jauh-jauh dari nilai tryout lah, rupanya lebih tinggi, Alhamdulillah,” tuturnya.
Menurut Feilitha, sebenarnya dia juga masuk siswa eligible SNBP, dan memilih satu pilihan saja, yaitu di jurusan kedokteran Unila. Namun, dia gagal lolos karena teman-temannya yang memiliki rangking di atasnya juga banyak yang memilih kedokteran Unila. Tercatat ada empat siswa SMA Al Kautsar yang diterima di Fakultas Kedokteran Unila melalui jalur SNBP, dan sembilan siswa lolos lewat jalur SNBT.

Kegagal di jalur SNBP semakin memacu semangatnya untuk lebih giat mengerjakan latihan soal dan try out, baik dari bank soal yang disediakan sekolah, lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation tempat dia les, maupun link-link try out yang direkomendasikan oleh kakak-kakak tingkat yang sudah kuliah di berbagai PTN favorit di pulau Jawa.
“Di UTBK kemarin, ada sih beberapa soal yang tidak pernah ketemu di try out, berupa materi pelajaran gitu, jadi saya skip-skip, saya kerjain yang saya bisa dulu, yang belum bisa dikerjainnya terakhiran,” kata Feilitha.
Cita-Cita yang Tak Tergoyahkan
Ayahanda Feilitha, Eris Susanto juga sangat bersyukur atas kerja keras anaknya yang akhirnya membuahkan hasil membanggakan. Menurut Eris, anaknya sejak awal kukuh memilih jurusan kedokteran. Walau dinyatakan gagal di jalur SNBT, anaknya tetap gigih mencoba peruntungan lewat jalur SNBT. Padahal dia sempat merayu anaknya untuk mengambil jurusan lain seperti jurusan hukum, tetapi cita-cita anaknya tidak tergoyahkan.
“Masyaallah, luarbiasa, bersyukur kepada Allah karena memang menjadi target kami sebagai orang tua bagaimana caranya bisa tercapai cita-cita anak. Pastinya doa kami tidak putus-putus, karena anak punya cita-cita yang luarbiasa, saya setiap hari upayakan ke masjid, nggak pulang-pulang, sampai dimarahin saya sama istri, karena itu tadi ya untuk memohon, kita bersandar kepada Allah saja,” ujarnya.
Eris menyatakan, sebagai orang tua, mereka hanya bisa mendukung dan memfasilitasi keinginan anak, seperti untuk biaya pendidikan, biaya les, try out online, dan membeli buku-buku soal UTBK, tetapi usaha aktif dilakukan sendiri oleh anaknya.
“Kami orang tua nggak begitu paham, yang pasti ketika anak mau melakukan tes, artinya biaya-biaya untuk pendidikan harus kami sediakan. Saya bilang sama anak saya, Papa dan Mama hanya bisa mendoakan, biaya apapun kami penuhi, tapi kamulah yang harus lebih aktif untuk mencapai cita cita kamu,” tuturnya.
“Alhamdulillah, ternyata Feilitha behasil mencapai lebih dari yang kita harapkan,” timpal Ibundanya, Esti Comalaria. (R-1)
Recent Comments