PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Universitas Lampung melakukan finalisasi pengisian borang Times Higher Education (THE) Impact Rankings untuk tahun 2025 di Emersia Hotel, Jumat—Sabtu, 1-2 Oktober 2024.
Ketua Tim Kerja Pemeringkatan THE Rankings Unila Hadi Prayitno, S.T., M.T., bersama sekitar 9 dosen dan 5 tenaga kependidikan ditarget menyelesaikan pengisian borang hingga 11 November 2024.
“Pengisian borang sudah dilakukan sejak 16 September, jadi dua hari ini tim melakukan finalisasi dan pada tanggal 11 November sudah harus submit,” ujar Hadi Prayitno, Jumat, 1 Oktober 2024.
Dia menjelaskan, data yang diinput merupakan data kinerja tahun 2023 terkait implementasi 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) di Unila. Yaitu SDGs 1 tetang menghapus kemiskinan, SDGs 2 mengakhiri kelaparan, SDGs 3 tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan, SDGs 4 terkait pendidikan bermutu, SDGs 5 kesetaraan gender, SDGs 6 tentang akses air bersih dan sanitasi, SDGs 7 energi bersih dan terjangkau, SDGs 8 terkait pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDGs 9 tentang industri, inovasi dan infrastruktur.
Lalu, SDGs 10 tetang berkurangnya kesenjangan, SDGs 11 terkait kota dan komunitas yang berkelanjutan, SDGs 12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, SDGs 13 penanganan perubahan iklim, SDGs 14 tetang ekosistem laut, dan SDGs 15 tentang ekosistem daratan. Kemudian SDGs 16 terkait perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, serta SDGs 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan secara global.
Hadi mengatakan, tahun ini, Unila berada di peringkat 30 THE Impact Rankings. Dia optimis di tahun 2025 terjadi peningkatan karena ada beberapa peningkatan dalam kinerja mencapai 17 tujuan SDGs di kampus Unila.
“Unila punya beberapa kekuatan, diantaranya SDGs 7 tentang energi bersih dan terjangkau, SDGs 13 penanganan perubahan iklim, SDGs 15 ekosistem daratan, serta SDGs 16 perdamaian, keadilan dan lembaga yang tangguh. Semua ini masuk pada peringkat 9 dan 7 besar nasional,” jelas Hadi.
Empat tujuan SDGs tersebut didukung oleh kekuatan Unila pada berbagai penelitian dan pengabdian dosen-dosen budidaya perairan, kehutanan, dan pertanian, seperti memiliki empat embung dalam kampus, konservasi rusa, konservasi anggrek alam, budidaya ikan endemik Lampung di embung Unila, pengelolaan sampah terpadu di TPST, dan impementasi lainnya. “Konservasi lingkungan hutan kita powerfull juga,” ujar Hadi.
Menurut Hadi, saat ini Unila sedang mendorong pengembangan bidang kesenian khas Lampung untuk meningkatkan skor SDGs 11 terkait sustainabel cities and communities. Salah satu tujuan SDGs yang juga harus dipenuhi adalah SDGs 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan global.
“SDGs 17 itu cukup sulit sebenarnya karena Unila harus terlibat dalam capaian regional, baik terkait isu perubahan iklim, keamanan dan lainnya. Bukti capaiannya berupa policy brief (dokumen analisis dan rekomendasi kebijakan) atau report,” tutur Hadi.
Untuk meningkatkan nilai SDGs 3 terkait kesehatan yang baik dan kesejateraan, yang masih rendah, lanjut Hadi, Unila harus mengoptimalkan kegiatan pengabdian Klinik Unila, diantaranya memberikan sosialisasi kesehatan reproduksi kepada mahasiswa, serta edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar.
Hadi menekankan, pemeringakatan Quacquarelli Symonds (QS) Rankings dan THE Rankings menjadi baseline utama dalam pembangunan jangka panjang Unila. Oleh sebab itu, Unila harus serius memulai pemeringkatan internasional ini agar bisa meraih sesuatu yang lebih besar ke depannya.
“UI (Universitas Indonesia) itu bisa meraih peringkat tinggi di perankingan internasional saat ini karena sudah dibangun sejak sepuluh tahun yang lalu. Maka Unila harus memulainya dari sekarang,” pungkasnya. (RIN/R-1)
Recent Comments