PORTALLNEWS.ID – Ketua Umum MPW Ikatan Khotib Dan Dewan Masjid Indonesia (IK- DMI) Provinsi Lampung, Ahmad Dimyathi, S.Pd., MA., menyusun tata cara shalat Idul Fitri di rumah bersama keluarga.
“Tata cara sholat Ied bisa jadi tuntunan bagi umat Islam dalam melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah bersama keluarga, ” ujar Ahmad Dimyathi yang akrab disapa Gus Dimyathi, Rabu (20/5/2020).
Silahkan di kurangi atau ditambahkan sesuai kebutuhan, lalu print.
1. Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri berjamaah
– Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
– Shalat dimulai dengan menyeru _“ash-shalâta jâmi‘ah”_, tanpa azan dan iqamah.
– Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi;
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لله تعالى
“Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
– Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
– Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
– Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.
– Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
– Lalu pada raka’at kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara sela-sela tiap takbir disunnahkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.
– Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Al-Quran.
– Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
– Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.
.
2. Ketentuan Shalat Idul Fitri Di Rumah
– Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri.
– Jika shalat Idul fitri dilaksanakan secara berjamaah, maka ketentuannya sebagai berikut:
a. Jumlah jamaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.
b. Kaifiat shalatnya mengikuti ketentuan angka III ( Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah) dalam rangkaian ini.
c. Usai shalat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan angka IV dalam fatwa ini.
d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
.
3. Ketentuan Shalat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid)
a. Berniat niat shalat Idul Fitri secara sendiri.
b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).
c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada angka III ( Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah) dalam rangkaian tulisan ini.
d. Tidak ada khutbah.
.
4. Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri
– Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempuranaan shalat idul fitri.
– Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
– Khutbah pertama dimulai dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.
– Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi Saw., antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Berwasiat tentang pentingnya taqwa kepada Allah dengan membaca
اتقواالله حق تقاته.
e. Membaca ayat Al-Qur’an yang relevan dengan pesan yang ingin di sampaikan.
Sedangkan Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali
b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca الحمد لله
c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca اللهم صل على سيدنا محمد
d. Membacat Ayat Al-Qur’an yang relevan dengan pesan.
e. Berwasiat tentang taqwa.
f. Mendoakan kaum muslimin
Contoh Khutbah Singkat Idul Fitri di Rumah
A. KHUTBAH PERTAMA
Takbir 9 kali
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الله اكبر ، الله اكبر ، الله اكبر ،
الله اكبر ، الله اكبر ، الله اكبر ،
الله اكبر ، الله اكبر ، الله اكبر ولله الحمد.
اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلًا
Istri dan putra-putriku tercinta. Syukur alhamdulillah pada pagi hari ini, di tengah ujian fitnah Pandemi Corona yang dirasakan umat manusia di dunia, kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah dan masih di anugerahi hidayah-Nya sehingga ada kemampuan untuk ta’at melaksanakan ibadah puasa, Shalat Tarawih, menunaikan zakat fitrah dan dirangkai dengan jamaah Shalat Idul Fitri bersama-sama.
Berpuasa dibulan suci ramadhan adalah tanda bahwa seorang Muslim layak disebut sebagai orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
_”Wahai (ingatlah) orang-orang yang punya Iman (kepada Allah dan Rasul-Nya), telah ditetapkan atas kalian (wajib) berpuasa, sebagaimana telah ditetapkan (puasa wajib itu) atas orang-orang (beriman) sebelum kalian. Supaya kalian menjadi orang yang taqwa (takut kepada Allah)._
(QS. Al Baqarah : ayat 183)
Dan pada pagi hari ini, mari kita sekalian bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuasa agar segera melenyapkan fitnah Virus Corona, dengan wasilah amal puasa bulan suci ramadhan, berwasilah dengan amalan shalat tarawih kita, berwasilah dengan shodaqoh wajib fitrah kita, dan berwasilah dengan amalan shalat idul fitri yang serentak dilakukan oleh umat islam yang telah usai kita jalani.
*Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin Ya Mujibas Saa’ilin*
Setelah kita melaksanakan ibadah di rumah, mari kita sinari rumah kita dengan silaturahmi, dengan media apapun, Qiro’atul Quran dan bershalawat serta menjauhkan diri dari godaan syaitan yang culas, pelit dan licik.
Tatacara Mensyukuri Nikmat Rumah
a. Menjaga perasaan tetangga sebelum Rumah
Karenanya, Rasulullah SAW menjadikan keberhasilan kita dalam bertetangga sebagai standar iman kita :
( والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن ) . قيل ومن يا رسول الله ؟ قال ( الذي لا يأمن جاره بوائقه )
_Wallahi La Yu’minu, wallahi La Yu’minu, wallahi La Yu’minu_. _Qiila wa man ya Rasulallah ?_
Qola : _Alladzi La Ya’manu Jaarohu Biwa’iqihi_.
_“Sungguh demi Allah, Sungguh demi Allah, Sungguh demi Allah.” Dikatakan kepada beliau: Wahai Rasulullah, siapakah gerangan orangnya? Beliau menjawab: orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya._
.
b.. Rumah luas yang di syukuri
Rasulullah menggambarkan betapa bahagianya orang yang mendapat karunia rumah bagus nan luas dengan bersabda:
طُوبَى لِمَنْ مَلَكَ لِسَانَهُ ، وَوَسِعَهُ بَيْتُهُ ، وَبَكَى عَلَى خَطِيئَتِهِ
“Keberuntungan adalah milik orang yang kuasa menjaga lisannya, merasa cukup dengan rumahnya sebagai tempat berlindung dan senantiasa menangisi (menyesali) setiap kesalahannya. (HR.At Thabrani)
Sabda Rasulullah SAW :
اجعلوا في بيوتكم من صلاتكم ولا تتخذوها قبور ا
_ij’aluu fi buyitikum min sholatikum, wa la tat-takhidzuha quburaa_
“Tunaikanlah di rumah kalian, sebagain dari shalat-shalat kalian, dan janganlah kalian jadikan rumah kalian laksana pekuburan (sepi sunyi dari shalat dan dzikir).”
(HR.Bukhari)
.
Pada hadits lain beliau bersabda:
لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة.
*_La Taj’aluu Buyutakum Maqobir._*
*_innasy-syaythoona yanfiru minal baytil ladzi taqro’u fihi suratul baqarah_*
“Janganlah engkau jadikan rumahmu bak pekuburan, sesungguhnya setan lari tunggang langgang dari rumah yang padanya dibacakan surat Al Baqarah.”
(HR.Muslim).
Demikian:
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
(Duduk Sebentar)
(Berdiri untuk khutbah kedua)
.
KHUTBAH KEDUA
Takbir 7 kali
الله اكبر ، الله اكبر ، الله اكبر ،
الله اكبر الله اكبر ، الله اكبر ،
الله اكبر ولله الحمد.الله اكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً
لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
فياأيها الناس اتقوالله
(Faya Ayuhannas Ittaqullaha)
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
وَمَنْ يَتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
أَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَلْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ اْلمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ضَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.