PORTALLNEWS.ID (Pesawaran) – Ketua Yayasan Pesona Siygh Hati yang menaungi PKBM Pesona Pulau Tegal, Uniroh menegaskan bahwa lulusan PKBM setara dengan lulusan sekolah formal, memiliki hak dan akses yang sama ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja.
“Kita punya misi menunjukkan kepada dunia luar bahwa sekolah PKBM itu sama dengan sekolah formal lainnya. Kita harus percaya diri, coba lihat kakak-kakak kalian yang lulusan PKBM, sekarang ada tiga orang yang sudah kuliah, ada Suhadi, Hani, dan Mala. Juga ada yang sudah bekerja di perusahaan swasta dan BUMN,” kata Uniroh saat memberikan sambutan pada kegiatan halal bihalal PKBM Pesona Pulau Tegal, Sabtu, 12 April 2025, di Pulau Tegal, Teluk Pandan, Pesawaran.
Menurut Uniroh, Suhadi mengambil jurusan Penjaskes dan Hani mengambil jurusan guru PAUD di STKIP Al Islam Tunas Bangsa (STKIP Al ITB) Bandar Lampung, sedangkan Mala kuliah di jurusan PGSD Universitas Terbuka.
“Bahkan Mala yang saat ini mengambil jurusan PGSD sudah mulai praktik mengajar membantu guru-guru di pulau ini. Kalian inilah ke depan yang akan menggantikan Bapak-Ibu guru dalam pelayanan pendidikan di pulau ini,” kata Uniroh.
Kesetaraan sekolah non-formal dan sekolah formal dipertegas oleh Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Nomor 800/933/V.01/DP 4/2025 tentang Lulusan Program Kesetaraan Paket B Bisa Diterima di Sekolah Formal SMA dan SMK.
“Jadi kalian harus percaya diri, saat ini sekolah PKBM telah diakui setara dengan sekolah formal. Lulus dari Paket B, kalian bisa masuk ke SMA dan SMK,” tutur Uniroh.
Halal bihalal dihadiri oleh puluhan siswa dan guru dari empat kelompok belajar (Pokjar), yakni Pokjar Pulau Tegal, Pokjar Gebang, Pokjar Talang Mulya, dan Pokjar Srengsem Panjang. Turut hadir ibu-ibu warga Pulau Tegal memeriahkan kegiatan halal bihalal.
Uniroh menyatakan, perjalanan panjang pelayanan pendidikan PKBM Pesona Pulau Tegal sejak 2016, kini mulai menunjukkan hasil. Kesadaran pentingnya pendidikan sudah tertanam dalam diri para orang tua dan anak-anak Pulau Tegal. Bahkan, Uniroh bersama para guru relawan mengembangkan misi pendidikan ke desa-desa lain yang minim akses pendidikan dan tinggi angka anak putus sekolah, seperti di Desa Talang Mulya, Desa Gebang, dan Srengsem Panjang.

Uniroh mengingatkan siswa-siswa PKBM untuk tidak meremehkan sekolah, karena sekolah membuka banyak kesempatan dan peluang untuk masa depan.
“Kalian jangan sampai berpikir, ah sekolah itu nggak ada gunanya, bisa kok nyari duit walau nggak sekolah, jangan seperti itu! Karena dengan bersekolah, kesempatan kita lebih banyak untuk meraih masa depan, bukan hanya soal mencari uang,” tegas Uniroh.
Menurut Uniroh, kegiatan halal bihalal hari ini sekaligus menjadi tanda pembelajaran segera dimulai. Semua siswa diminta mulai menyiapkan diri untuk konsentrasi belajar kembali, terutama bagi siswa kelas 6 (Paket A/ setara SD), kelas 9 (Paket B/ setara SMP), dan kelas 12 (Paket C/ setara SMA) untuk menyiapkan diri menghadapi ujian kelulusan.
Lulusan PKBM Menjadi Guru
Pada kesempatan ini, Uniroh juga mengundang guru SMPN 25 Pesawaran, Dwi Susilowati yang dulunya juga lulusan Paket C PKBM Kali Bening Lampung Timur.
Dwi memberi motivasi secara langsung kepada siswa bahwa lulusan PKBM memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan sekolah formal.
Menurut Dwi, setelah lulus paket C, dia melanjutkan kuliah di jurusan Ekonomi Universitas Satu Nusa Lampung, dan kini bekerja sebagai guru di SMPN 25 Pesawaran, mengampu mata peajaran IPS dan prakarya.
“Pendidikan adalah investasi utama kita di masa depan, jangan pernah malu dan ragu untuk aktif belajar di PKBM. Saya lulusan PKBM! Kita punya hak pendidikan yang sama untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita di masa depan. Para ibu dan wali murid, jangan minder anaknya sekolah di PKBM, karena kita punya hak yang sama dalam pendidikan,” ujar Dwi.
Kegiatan halal bihalal dimeriahkan dengan penampilan shalawat dan asmaul husna dari siswa-siswa Pulau Tegal. Dilanjutkan dengan tausiyah dan doa oleh Ustadz Masnur yang juga Koordinator Pokjar Srengsem Panjang.
Makna Halal Bihalal

Ustadz Masnur menyampaikan arti halal bihalal adalah melepas keterikatan pada keselahan dan dosa, mencairkan yang beku, mengurai benang yang kusut, dan merekatkan yang pecah.
“Kita manusia yang dhoif, tidak lepas dari kesalahan, baik murid dengan guru, guru dengan murid, orang tua dengan anak, dengan tetangga dan sesama manusia. Semua kesalahan itu memisahkan kita dari silaturahmi antara sahabat, guru, teman, dan makna halal bihalal itu melepaskan keterikatan atas kesalahan dan dosa dengan sesama manusia lewat saling maaf dan memaafkan,” jelas Masnur.
Dia menyebutkan, bahwa orang yang paling buruk adalah orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain. Oleh sebab itu, momen halal bihalal ini menjadi sarana untuk saling memaafkan dan memperbaiki kembali tali silaturahmi. (RINDA/R-1)
Recent Comments