PORTALLNEWS.ID (Pesawaran) – Dosen Bahasa Inggris FKIP Universitas Lampung (Unila), Prof. Cucu Sutarsyah bersama tim melatih 36 guru Bahasa Inggris SMP/MTs Pesawaran menggunakan evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis higher order thinking skills (HOTS). Dalam kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di SMPN 4 Padang Cermin, Pesawaran, pada 14 dan 15 Juli 2020 lalu, Prof. Cucu Sutarsyah dibantu oleh tiga dosen yaitu Ujang Suparman, MA., Ph.D., Drs. Huzairin. M.Pd. dan Drs. Deddy Supriyadi, M.Pd.
Cucu Sutarsyah mengatakan guru harus meningkatkan kompetensi dalam bidang penilaian (assessment) karena assessment tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Bentuk penilaian yang digunakan guru di dalam kelas akan berkorelasi positif dengan hasil belajar siswa.
Menurut Cucu dalam pembelajaran bahasa Inggris, juga bahasa lainnya, tidak semua jenis atau bentuk test atau assessment dapat mengukur semua keterampilan berbahasa siswa.
“Oleh karena itu para guru harus berinovasi, mencari alternatif penilaian yang bervariasi, tidak monoton. Gunakan penilaian yang tepat untuk meningkat keterampilan siswa dalam berbahasa Inggris,” ujar Cucu, baru-baru ini.
Untuk itu, lanjutnya, tim dosen dari Unila memberikan pelatihan evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan HOTS agar dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan kemampuan mengajar guru-guru Bahasa Inggris SMP/MTs di wilayah Kecamatan Padang Cermin, Pesawaran, terutama dalam memberikan penilaian yang lebih bermutu.
Dalam pelatihan tersebut, 36 peserta guru bahasa Inggris diberi materi teknik mengevaluasi keterampilan berbahasa Inggris yang meliputi empat keterampilan (listening, speaking, reading dan writing) dan dua komponen bahasa (vocabulary dan grammar), serta praktik membuat naskah soal bahasa Inggris yang bermutu selama 8 jam pada hari pertama.
Pada hari kedua peserta melanjutkan penulisan model naskah soal di tempat masing-masing. Sebelum sesi materi, peserta mengisi angket untuk melengkapi data akademiknya, dan mengerjakan pre–test untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka tentang evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan pendekatan HOT. Setelah penyampaian seluruh sesi materi selesai, pos–test diujikan kepada peserta untuk mengetahui pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran bahasa Inggris sesudah pelatihan diberikan.
“Semua peserta guru wajib mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir, dan menyerahkan tugas praktik. Dari hasil analisis data, terlihat telah terjadi perubahan dan peningkatan pengetahuan filosofis, pendekatan, strategi evaluasi pada para peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan,” tutur Cucu.
Begitu juga dalam mendesain naskah soal, peserta dapat menuliskan butir-butir soal yang relevan untuk masing-masing keterampilan berbahasa dan komponen bahasa, baik yang berbentuk esai yang bertahap berpikir kritis (HOTS).
“Keterampilan menulis naskah soal secara keseluruhan bisa termasuk dalam kategori baik, walau pun belum dikatakan sangat baik. Ini berarti kegiatan pelatihan ini berhasil dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru Bahasa Inggris di SMP/MTs di Kecamatan Padang Cermin dalam merancang tes/evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan berpikir tingkat tinggi atau HOTS,” tambahnya.
Cucu menjelaskan, penilaian berbasis HOTS ini merupakan evaluasi berpikir tingkat tinggi yang tidak hanya mengevaluasi hafalan semata, tapi tes ini menganut konsep penilain authentic yang mengutamakan komunikasi yang kontekstual dan pragmatis.
“Penilaian berbasis HOTS ini menekankan pada proses belajar bukan terfokus pada akhir akhir (produk). Sementara, metode evaluasi selama ini yang digunakan guru lebih banyak terfokus bagaimana menjawab soal UN, supaya nilai tinggi dan lulus. Coba kita renungkan, siswa belajar bahasa sebagai alat komunikasi dengan cara belajar menjawab soal yang umumnya berbentuk objektif. Apakah semua keterampilan berbahasa dapat diukur atau dinilai oleh penilain objektif?” ujar Cucu mengajak semua peserta guru merefleksikan metode evaluasi penilaian pembelajaran yang digunakan selama ini.
Sementara itu, Kepala SMPN 4 Pesawaran, Dra. Uniroh, mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh para dosen senior Bahasa Inggris Unila tersebut. Menurut Uniroh, para guru harus banyak beinterakssi dengan unsur perguruan tinggi penghasil guru, dalam hal ini para dosen untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam dunia pembelajaran.
“Hal ini adalah salah satu bentuk tuntutan untuk meningkatkan profesionalisme guru,” kata Uniroh.
Recent Comments