PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Siswa SMA Al Kautsar, Muhammad Abdullah Azzam mendapat kesempatan berbincang dengan Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), Prof. Ismunandar, Ph.D., yang hadir sebagai narasumber pada Kelas Sharing Succes Story di Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), Kamis, 3 Oktober 2024.
Prof Ismunandar yang baru saja menyelesaikan masa jabatannya pada 30 September 2024, berbagi pengalaman dan kiat sukses sebagai duta besar RI untuk Unesco.
Azzam mengaku antusias mendengarkan paparan Prof Ismunandar tentang peran dan capaian Indonesia di Unesco.
“Dalam kelas tersebut, peserta dan Prof Ismunandar berbincang mengenai peran dan partisipasi Indonesia dalam keanggotaan Unesco serta capaian Indonesia di Unesco dalam tiga tiga tahun terakhir. Selain itu, saya juga berdiskusi mengenai Konvensi Unesco untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda dan problematika konflik budaya di dunia,” kata Azzam, diwawancara Jumat, 11 Oktober 2024.
Menurut Azzam, Dubes Prof Ismunandar berpesan kepada para pelajar di Indonesia untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan atau peluang yang dimiliki. Hal ini memotivasinya untuk semakin rajin belajar dan berprestasi, serta menangkap berbagai peluang untuk mengasah kemampuan dan keterampilan dirinya.
Sementara itu, dalam paparannya, Prof Ismunandar menjelaskan banyak peluang yang ditawarkan Unesco sebagai lembaga yang berada di bawah naungan PBB. Unesco merekrut para talenta berkualitas dari seluruh dunia untuk bergabung menjadi anggota. Oleh sebab itu, Prof Ismunandar memotivasi para pelajar Indonesia untuk tidak ragu mengambil peluang, memperluas jaringan, dan meningkatkan kecerdasan diri.
Ia juga menjelaskan tentang status Taman Nasional Bukit Barisan dan Ujung Kulon yang saat ini menghadapi tantangan dalam perlindungan, menjaga keanekaragaman hayati, serta populasi badak dan komodo.
“Beberapa budaya Indonesia sedang dalam proses pengajuan sebagai warisan dunia di Unesco, seperti Reog Ponorogo, Kulintang, dan Kebaya,” tuturnya. (R-2)