Kagama Lampung Latih KWT Liman Benawi Membuat Olahan Makanan dari Singkong

Ibu-Ibu kelompok tani wanita Liman Benawi, Trimurjo, Lampung Tengah antusias melakukan praktik pembuatan keripik sanjai balado, Sabtu (22/7/2023).

PORTALLNEWS.ID ( Lampung Tengah) – Pengurus Daerah Keluarga Alumni Gadjah Mada (Pengda Kagama) Lampung melatih Kelompok Tani Wanita (KWT) Bina Petani Liman Benawi, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah membuat olahan makanan dari singkong, diantaranya keripik sanjai, peuyeum, marmer cassava cake, cassava quiche lorraine, dan brownies.

Pelatihan memasak makanan menggunakan bahan dasar singkong tersebut dilakukan dua kali. Pembuatan sanjai, peuyeum, dan marmer cassava cake oleh anggota Kagama Sri Wahyuni dan Rinda Mulyani dilaksanakan Sabtu (22/7/2023). Sedangkan pembuatan cassava quiche lorraine dan brownies oleh Mamiek akan dilaksanakan Sabtu depannya (29/7/2023).

Pelatihan berlangsung di rumah Ketua KWT Bina Petani Dusun 2 Kampung Liman Benawi, Ibu Widarmi yang diikuti oleh 20 anggota KWT.

Kegiatan turut dihadiri oleh Wakil Ketua Kagama Lampung Fauzan Khumaedi, dan pengurus Kagama Lampung Ely Jazdzyk.

Fauzan mengatakan, kegiatan pelatihan pembuatan makanan dan camilan berbahan dasar singkong merupakan tindak lanjut dari program ketahanan pangan dan diversifikasi kuliner berbasis
singkong di Kampung Liman Benawi.

Di kampung binaan Kagama Lampung tersebut telah dilakukan penanaman tanaman budidaya di lahan 0,85 hektar sejak 2019. Selain tanaman utama jagung, juga terdapat tanaman mangga, alpukat, duren, cabe dengan bibit berasal baik dari masyarakat secara mandiri, Pemerintah provinsi Lampung, Kagama Care, PT Great Giant Pineapple (GGP) dan BRI.

“Mulai awal 2023 kemarin, masyarakat memanfaatkan 1.000 meter lahan
untuk pembibitan dan penanaman lima jenis singkong, yakni Gatotkaca, Garuda, Randu, Melati, Maumere. Sebentar lagi bisa dipanen. Untuk itu, Kagama memberi pelatihan kepada KWT, supaya saat panen nanti, singkong tidak hanya dijual mentah, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan yang memiliki nilai jual tinggi,” kata Fauzan.

Sementara, Ely Jazdzyk menambahkan, selain pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar singkong, juga akan dilakukan pelatihan pengemasan dan pemasaran produk olahan singkong tersebut.

“Kami berharapnya poduk-produk olahan singkong ini nanti bisa masuk ke cafe-cafe sebagai alternatif camilan, toko oleh-oleh ataupun mini market. Ini sebagai bentuk dukungan Pengda Kagama Lampung dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Liman Benawi,” tutur Ely.

Singkong Kaya Gizi

Ely menjelaskan, pilihan ubi singkong sebagai alternatif bahan pangan di Kampung Binaan Liman Benawi karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Per 100 gram ubi singkong mengandung energi 154 kkal, protein 1 g, karbohidrat 36,8 g, lemak 0,3 g, kalsium 77 mg, fosfor 24 mg, zat besi 1,1 mg, vitamin B1 0,06 mg dan vitamin C 31 mg.

“Singkong memiliki jumlah kalori dua kali lipat dibandingkan kentang. Maka tak salah jika singkong menjadi salah satu pangan pokok sumber
karbohidrat,” kata Ely.

Selain itu, lanjut Ely, singkong kaya akan vitamin K yang memiliki peran dalam membangun masa tulang, sehingga konsumsi singkong dapat menurunkan risiko osteoporosis, dan berperan penting dalam pengobatan pasien Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak.

Singkong juga menjadi sumber mineral yang penting juga bagi tubuh, antara lain seng, magnesium, tembaga, besi, dan mangan. Singkong memiliki jumlah kalium yang cukup sebagai komponen penting pembentukan sel tubuh dan mengatur tekanan darah.

Selama proses pelatihan, seluruh anggota KWT langsung turun membantu dan melakukan praktik pembuatan keripik sanjai, peuyeum, serta marmer cassava cake, mulai dari mengupas singkong, mengiris singkong, memarut singkong, menyiapkan bumbu, hingga memasak olahan pangan berbahan dasar singkong tersebut.

Ketua KWT, Widarmi sangat berterima kasih atas pelatihan yang digelar Pengda Kagama Lampung. Menurutnya, ibu-ibu anggota KWT sangat senang dan antusias karena mendapatkan resep dan keterampilan baru dalam pengolahan singkong menjadi makanan dan camilan.

“Alhamdulillah senang sekali, kami jadi tahu cara membuat sanjai, peuyeum dan cake singkong, semoga nanti bisa buat tambahan usaha, paling tidak bisa untuk alternatif makanan dan camilan keluarga,” ujar Widarmi. (UNI/R-1)