PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Rinawati, Istri dari korban meninggal lift jatuh Selamet Saparudin, mengaku tidak mendapat firasat apa-apa atas musibah yang menimpa suaminya.
Rina sempat mengira, suaminya yang tiga minggu ini bekerja memasang kaca di Sekolah Az Zahra, kerja lembur hingga malam.
“Biasanya suami pulang jam lima sore, tapi kok sampai maghrib suami saya belum pulang-pulang. Saya ngubungi Pak Asep yang ngajak suami saya kerja di sana. Assalamualaikum Pak, lembur ya hari ini,” cerita Rinawati, Kamis (6/7/2023), saat ditemui di rumah duka di Negri Olok Gading, Telukbetung Barat, Bandar Lampung.
Menurut Rina, ketika itu pesannya dibaca, tapi tidak dibalas. Beberapa saat kemudian ada balasan bahwa handphone Pak Asep ketinggalan, tidak dibawa kerja.
Setelah maghrib, sekitar pukul 20.00 WIB, Rina mengaku ditelpon oleh paman dari suaminya mengabarkan ada dua pekerja dari sekolah Az Zahra yang dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras. Dia diminta segera melihat ke rumah sakit Bumi Waras untuk memastikan kondisi suaminya.
Rina masih sempat menelpon ke handphone Pak Asep untuk menanyakan kecelakaan yang menimpa suaminya, tetapi telepon diangkat oleh orang lain dan dia diminta untuk segera ke rumah sakit.
Begitu sampai di ruang IGD Rumah Sakit Bumi Waras, Rina melihat ramai keluarga pasien.
“Saya tanya ke orang-orang, Pak Asep mana? Saya mau nanya gimana kejadian suami saya. Ternyata Pak Asep udah nggak ada, saya tanya Pak Burhan, Pak Burhan juga sudah nggak ada. Ya Allah, jadi saya bisa nanya ke siapa,” kisah Rina sambil menangis.
Salah satu keluarga korban kemudian mendekatinya dan memberi tahu bahwa pekerja bernama Selamet Saparudin sudah meninggal.
“Saya melihat jenazah suami saya, berjejer dengan lima jenazah lainnya,” ujar Rina terisak.
Dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa atas musibah yang menimpa suaminya. Dia cuma berharap, pihak Az Zahra bertanggung jawab atas musibah yang menimpa suaminya karena tiga anaknya masih kecil-kecil.
“Kami meminta pertanggung jawaban seadil-adilnya lah karena bagaimana nasib anak-anak saya masih kecil, bagaimana masa depannya, sekolah mereka, kami juga keluarga tidak mampu,” kata Rinawati.
Menurutnya, pihak Az Zahra memberikan tali asih sebesar Rp2 juta untuk membantu pemakaman dan kegiatan tahlilan almarhum suaminya.
Nani, istri dari korban Ahmad Burhan yang juga tinggal di Negri Olok Gading mengaku ikhlas dengan musibah yang menimpa suaminya.
“Ikhlas aja, itu yang terbaik buat suami saya,” tutur Nani.
Menurut Nani, dia mendapat kabar tentang musibah yang menimpa suaminya dari kakak iparnya, sehabis maghrib. Nani tidak sempat melihat ke rumah sakit karena jenazah sudah diantarkan pihak rumah sakit ke rumah duka. Pihak sekolah Az Zahra memberikan bantuan Rp2 juta untuk pemakaman suaminya.
Sandi, adik dari korban Rahmatullah mengaku juga dikabari setelah maghrib tentang kematian adiknya.
Menurutnya, pihaknya menerima musibah ini, tetapi dia meminta pihak Az Zahra memiliki perhatian kepada keluarga yang ditinggalkan korban.
“Pihak Az Zahra mohon ada perhatiannya lah, terutama buat keluarga yang ditinggalkan. Ada tiga anak yang ditinggalkan, umur 2 tahun, 4 tahun dan 8 tahun,” ujar Sandi menyampaikan harapannya untuk pihak Az Zahra. (R-1)
Recent Comments