PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Sepuluh laboratorium Universitas Lampung (Unila) siap melayani publik pada 2025. Customer dapat mengakses layanan jasa laboratorium Unila melalui aplikasi marketplace yang saat ini sedang dibangun.
Aplikasi tersebut memiliki fitur jenis-jenis peralatan laboratorium, jenis-jenis uji laboratorium, kapasitas/volume alat, spesifikasi alat, durasi waktu proses uji laboratorium, dan tarif per uji lab.
Ketua Panitia Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) Prof. Mahrina Sari menjelaskan, Unila mendapat amanah dari Dikti melalui program PRPTN untuk merevitalisasi layanan laboratorium Unila. Selama ini, layanan laboratorium Unila masih fokus untuk kepentingan internal, seperti untuk pengajaran, penelitian, dan pengabdian dosen dan mahasiswa Unila.
Melalui program PRPTN dilakukan revitalisasi laboratorium dengan mengembangkan sistem layanan laboratorium Unila untuk khalayak yang lebih luas.
“Jadi nanti Aplikasi Layanan Laboratorium Unila bisa diakses lewat internet, layaknya shopee ya, kalau orang di shopee belanja barang, nah ini aplikasi marketplace penggunaan layanan jasa laboratorium,” jelas Mahrina diwawancara di sela-sela kegiatan Penyusunan Blue Print Proses Bisnis Sistem Manajemen Layanan Laboratorium, Jumat, 16 Agustus 2024, di Hotel Radisson Lampung.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Lokakarya Sistem Manajemen Layanan Laboratorium yang diikuti oleh 128 kepala laboratorium, laboran, dan dosen Unila.
Mahrina menjelaskan, ada 128 laboratorium tersebar di prodi-prodi yang ada di delapan fakultas Unila. Semua laboratorium ini terafiliasi dengan Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi (LTSIT) Unila sebagai center-nya. Namun, baru sepuluh laboratorium yang menyatakan siap untuk melakukan layanan terhadap publik melalui aplikasi marketplace pada 2025 nanti.
Sepuluh laboratorium tersebut adalah Lab Analitik dan Instrumentasi (FMIPA), Lab Kimia Organik (FMIPA), Lab Biokimia (FMIPA), Lab Pengujian Mutu Hasil Pertanian (Fakultas Pertanian), Lab Oseanografi (Fakultas Pertanian), Lab Ilmu Ukur Tanah (Fakultas Pertanian), Lab Jalan Raya (Fakultas Teknik), Lab Bahan dan Kontruksi(Fakultas Teknik), Lab Geofisika Geothermal (Fakultas Teknik), serta Lab Metrologi (Fakultas Teknik).
Marina mencontohkan, melalui aplikasi layanan laboratorium ini nanti, costumer yang menginginkan uji kualitas beton dapat memasukkan order secara online. Selanjutnya order akan diterima oleh petugas LTSIT untuk diteruskan ke Laboratorium Bahan dan Kontruksi yang ada di Fakultas Teknik.
“Untuk sementara ini, LTSIT menjadi center-nya. Jadi semua order akan masuk ke LTSIT terlebih dahulu, baru nanti petugas di pusat itu meneruskan order ke laboratorium yang bersangkutan,” kata Mahrina.
Pada kesempatan ini, Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani hadir di tengah para peserta memberikan motivasi dan arahan. Dia mengucapkan terimakasih kepada tim Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Prof. Yusril Yusuf selaku Kepala LPPT UGM, dan Sumadi sebagai staf LPPT UGM yang membimbing para kepala laboratorium Unila selama dua hari ini.
“Ini baru pertamakali kita lakukan kegiatan ini, supaya kita mengetahui bagaimana fungsi lab untuk pembelajaran, penelitian dan pengabdian, serta layanan kepada masyarakat karena pesan dari kementrian lab itu tidak boleh tidur. Jadi, kita siap mengelola lab ini sebaik-sebaiknya, kita siap melayani kepentingan pihak ketiga,” ujar Lusmeilia.
Menurut dia, sebenarnya banyak sekali orang yang ingin melakukan pengujian alat dan produk, tetapi tidak tahu tempatnya. Makanya, dengan adanya Aplikasi Manajemen Layanan Laboratorium Unila ini nantinya, masyarakat menjadi tahu bahwa Unila memiliki layanan laboratorium untuk umum. Namun, Lusmeilia mengingatkan agar layanan untuk dosen dan mahasiswa tidak terabaikan, karena dosen dan mahasiswa adalah customer pertama di perguruan tinggi.
“Kita mendapat dana Rp81 M dari kementrian untuk alat-alat lab yang sudah Bapak-Ibu usulkan melalui dekannya untuk dikontrakkan di tingkat universitas. Kalau sudah ada alat-alatnya nanti mohon dijaga dan dipakai alat-alat tersebut untuk kepentingan layanan mahasiswa, dosen, dan pihak ketiga,” ujar Lusmeilia.
Dia menambahkan, kucuran dana dari kementrian tidak hanya digunakan untuk pengadaan peralatan laboratorium, tetapi juga untuk pelatihan tenaga laboran, PLP, dan sertifikasi kompetensi para dosen Unila, serta rehabilitasi laboratorium. (RINDA/R-1)
Recent Comments