PORTALLNEWS.ID (Jakarta) – Anies Baswedan meresmikan Kafe Pedjuang yang berlokasi di area strategis stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (22/2/2023). Kafe Pedjuang merupakan usaha kemitraan antara Gerakan Turun Tangan dengan pengusaha Alwi Bagir Mulachela.
Peresmian Kafe Pedjuang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Anies Baswedan bersama Alwi Bagir Mulachela selaku owner Kafe Pedjuang, didampingi oleh Founder Turun Tangan Sudirman Said, Direktur Eksekutif Gerakan Turun Tangan Juan Akbar Magenda, dan Ketua Gerakan Turun Tangan Chozin Amirullah.
“Saya sampaikan terimakasih kepada para relawan Turun Tangan yang sudah membuat kemitraan sehingga muncul gagasan membuat sebuah kafe yang pesannya penuh makna,” kata Anies Baswedan.
Menurut Anies, biasanya nama kafe itu, tidak semua pelanggan tahu apa artinya, kadang-kadang kafe memiliki nama yang tidak langsung dipaham pengunjung.
“Kalau kafe ini namanya memberi kesan yang semua tahu, jadi kira-kira yang datang ke sini, punya semangat pejuang, yang dibahas soal perjuangan, dan Insyaallah hasil perjuangannya bisa dirayakan sama-sama di tempat ini,” ujar Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini.
Anies juga mengapresiasi semangat Owner Kafe Pedjuang, Alwi Bagir Mulachela yang akan membuka Kafe Pedjuang di beberapa kota di Indonesia.
Alwi Bagir Mulachela menyampaikan terimakasih atas kehadiran Anies Baswedan yang meresmikan langsung pembukaan Kafe Pedjuang di Lebak Bulus.
Menurut dia, dalam waktu dekat, Kafe Pedjuang akan didirikan di Bogor, Bandung, dan kota-kota lainya.
“Pak Anies, Kafe ini namanya Kafe Pedjuang, lokasi yang kami pilih apa yang sudah Pak Anies buat di bidang transportasi, masuk di pintu situ Pak Anies (halte MRT), langsung sampai ke ke Jakarta Utara,” tutur Alwi Bagir.
Sementara, Direktur Eksekutif Gerakan Turun Tangan, Juan Akbar Magenda mengatakan, Kafe Pedjuang hadir dari kemitraan Turun Tangan dengan pengusaha. Kafe Pedjuang merupakan tempat bertemunya para pejuang-pejuang kehidupan, baik pejuang ekonomi, pejuang keluarga, pejuang pendidikan, bahkan pejuang cinta sekalipun.
“Mungkin, di sini jadi tempat mengungkapkan perasaan,hahahaha. Tempat berkumpul pejuang politik, juga boleh. Jadi di sini tidak hanya menjadi tempat nongkrong, tapi juga menjadi tempat diskusi dan melahirkan gagasan-gagasan , program program yang pro terhadap masyarakat sekitar,” ujar Juang.
Dia juga memaparkan tentang aktivitas Gerakan Turun Tangan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Juang, gerakan Turun Tangan adalah gerakan yang mengajak anak muda untuk turun tangan menyelesaikan masalah di sekitar lingkungannya.
“Jadi apapun masalahnya, yang penting anak muda mau turun tangan, mau ikut terlibat, peduli terhadap masalah masyakat dan memberikan solusi terhadap masalah di masyarakat,” kata Juan.
Menurutnya, bentuk gerakan Turun Tangan sangat beragam, tidak spesifik pada satu gerakan saja. Saat ini, ada 78 gerakan Turun Tangan di berbagai daerah, ada yang gerakannya fokus pada lingkungan, pendidikan, sosial, kemanusiaan, kesehatan, budaya, dan politik.
Uniknya lanjut Juan, anak muda yang terlibat dalam gerakan Turun Tangan melihat gerakan sosial itu tidak bisa dipisahkan dari gerakan politik. Bahwa gerakan sosial dan politik harus berkolaborasi.
“Ketika kita punya gerakan sosial, hanya berdampak pada beberapa orang saja, atau satu lingkup daerah yang sangat kecil, tetapi ketika kita punya kolaborasi dengan tokoh politik atau pejabat politik yang mampu membuat kebijakan yang nilainya sama dengan gerakan kita, maka dapat menjangkau lebih luas dan memberi manfaat kepada lebih banyak masyarakat,” paparnya. (R-1)
Recent Comments