PORTALLNEWS.ID – Bersama tim pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Lampung melalui kegiatan desa binaan, Labuhan Ratu 6 Kabupaten Lampung Timur merintis wisata edukasi lebah.
Hal ini menjadi tekad bersama Pemerintah Desa Labuhan Ratu 6, kelompok pembudidaya lebah Komunitas Kampung Lebah Bunga Mas, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Labuhan Ratu 6, bersamaan dengan pelaksanaan pengabdian LPPM Universitas Lampung, Sabtu, 8 Agustus 2020, di Balai Desa Labuhan Ratu 6.
Kepala Desa Labuhan Ratu 6 Prayitno dalam sambutannya juga mengapresiasi semangat warganya sehingga dapat berpartisipasi dalam rintisan wisata edukasi lebah.
“Ke depannya program ini dapat disampaikan ke musrenbang desa, sehingga apa saja yang menjadi kebutuhan pengembangan wisata edukasi lebah dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,”tegasnya.
Dia juga menjelaskan sangat terbuka dengan berbagai kerjasama untuk kemajuan desanya, termasuk dengan Universitas Lampung. Beberapa potensi penting di desanya menurut Prayitno adalah sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan, juga membutuhkan perhatian pengembangan, sehingga sebenarnya semua menjadi daya dukung desa sebagai penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Ketua pengabdian, Dwi Wahyu Handayani menjelaskan pendampingan wisata edukasi lebah ini direncanakan secara berkelanjutan, dalam rangkaian banyak kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas pemerintah desa maupun masyarakatnya.
“Awal kegiatan, ditujukan bagi kelompok pembudidaya lebah, agar mampu meningkatkan keterampilannya dalam membudidaya, meningkatkan produksi madu, dan memasarkan. Selanjutnya, tim pengabdian juga mendorong pemerintah desa memiliki kemampuan memfasilitasi kelompok pembudidaya lebah dan kelompok sadar wisata agar merancang konsep wisata edukasi lebah,” papar Dwi yang juga Dosen Ilmu Pemerintahan Unila.
Pada kegiatan keempat Sabtu lalu, tim membekali kelompok pembudidaya lebah dan pokdarwis dengan pemaparan tentang kewirausahaan sosial dan wisata edukasi, yang disampaikan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Gita Paramita Djausal dan Fitri Juliana Sanjaya.
Dalam pemaparannya, Gita menjelaskan bahwa di lingkup masyarakat yang memiliki sumber daya pengembangan ekonomi, kewirausaahaan sosial menjadi penting.
“Kewirausahaan sosial, menjadi konsep penting sebagai semangat maju bersama, gotong royong dalam membangun ekonomi masyarakat. Misal jika dibangun wisata edukasi lebah, itu akan memotivasi sumber ekonomi lainnya, spot foto, memanen lebah, mengemas lebah, ada sovenir, dan sebagainya. Jadi, ternyata dapat memberi peluang potensi lainnya juga untuk berkembang, harus terkelola dan terintegrasi dalam paket wisata edukasi yang menarik,”jelas Gita Dosen Administrasi Bisnis Unila.
Dia juga mencontohkan pengelolaan wisata edukasi Taman Kupu-Kupu Gita Persada di Bandar Lampung, dan beberapa wisata edukasi lainnya yang berada dalam sebuah lingkup masyarakat pedesaan dan telah berdampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Selanjutnya, Fitri Juliana Sanjaya Dosen Hubungan Internasional Unila menyampaikan pentingnya penambahan destinasi wisata desa yang dapat mendukung Taman Nasional Way Kambas.
“Wisatawan agar tidak hanya menyaksikan gajah sebagai salah satu ekosistem di taman nasional, tetapi juga memiliki banyak pilihan destinasi yang ada di desa-desa sekitar atau desa penyangga TNWK. Tentunya membutuhkan partisipasi semua pihak dalam pengembangan berbagai potensi wisata ini, baik pemerintah dan masyarakat, agar kedua pihak memeroleh manfaat dari sumber daya yang ada,”ujar Fitri.
Pada kegiatan ini, selain pemaparan gagasan dari tim pengabdian, juga hadir praktisi lebah Purwadi Purba dari Asosiasi Perlebahan Indonesia Daerah (Apida) Provinsi Lampung, yang mengajak masyarakat mensimulasikan cara panen dan pengemasan madu secara langsung.