PORTALLNEWS.ID (Jakarta) – Perhelatan Green Press Community 2024 yang digelar Society Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) berupaya mempopulerkan isu perubahan iklim ke kalangan Generasi Z (Gen Z).
Salah satunya dengan menjadikan M Bloc Space, Jakarta Selatan sebagai venue utama Green Press Community 2024. Di lokasi yang menjadi representasi tempat nongkrong anak muda Jakarta ini, panitia menggelar rangkaian diskusi dengan beragam topik masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.
Ketua pelaksana Green Press Community 2024, Endah Lismartini mengatakan, event ini bertujuan untuk mendiskusikan sekaligus mempopulerkan isu perubahan iklim, dengan target utama audien adalah kalangan mahasiswa dan generasi muda.
“Generasi muda adalah ujung tombak dalam menghadapi perubahan iklim yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan,” kata Endah, Sabtu, 26 November 2024.
Selain diikuti oleh mahasiswa, Green Press Community juga diikuti jurnalis dan anggota SIEJ se-Indonesia. Mereka terlibat dalam diskusi dan bertukar gagasan mengenai pengelolaan isu lingkungan dan perubahan iklim di media massa, salah satunya kiat newsroom dalam memberitakan masalah lingkungan agar bisa berdampak.
“Masa depan anak muda hari ini sangat bergantung pada kondisi lingkungan saat ini. Dan kami ingin menyebarkan semangat bahwa anak-anak muda harus peduli dan menjadi penentu arah kebijakan yang pro-lingkungan. Dan media harus mengambil peran penting mencapai tujuan itu,” ujar Endah.
Dia menyampaikan, Green Press Community juga menghadirkan pemangku kebijakan dan terlibat langsung membicarakan masalah lingkungan dan perubahan iklim. Ini bertujuan agar setiap kebijakan dan pembangunan ke depannya menjadikan isu lingkungan sebagai fokus utama.
“Masalah lingkungan tentunya tidak hanya menjadi perhatian media dan publik, tetapi juga pemerintah. Kami berharap, agenda ini bisa menjadi salah satu pendorong lahirnya kebijakan yang pro-lingkungan,” kata Endah.
Kolaborasi Banyak Pihak
Ketua Umum SIEJ, Joni Aswira Putra mengatakan, isu lingkungan dan perubahan iklim adalah masalah yang kompleks dan sukar dipahami oleh publik secara umum. Joni berharap agenda semacam ini konsisten terselenggara dengan cakupan dan skala yang lebih luas.
Untuk mencapai hal tersebut, dia mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak adalah faktor penting. Green Press Community 2024 terselenggara atas kolaborasi antara SIEJ dengan British Embassy Jakarta, Journalism Network, Konservasi Indonesia, Pulitzer Center, Climateworks, dan Green Justice Indonesia.
“Kolaborasi adalah kunci penting agar isu lingkungan selalu menjadi topik yang dibicarakan oleh publik,” tuturnya.
Joni mengatakan pada 2023, Green Press Community mengusung topik pemilihan umum dan masa depan lingkungan hidup. Pada tahun lalu, agenda ini berlangsung bertepatan saat berlangsungnya proses pemilihan Presiden dan anggota legislatif.
Dukungan dari Kedubes Inggris
Kedutaan Besar Kerajaan Inggris menjadi salah satu lembaga yang memberikan dukungan besar untuk pelaksanaan Green Press Community 2024. Ini sejalan dengan peringatan 75 tahun kerja sama diplomatik antara Kerajaan Inggris dengan Indonesia.
Selain itu, secara global, Kerajaan Inggris memiliki kepedulian besar terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, juga mendukung kebebasan media. Inggris masuk salah satu pendiri Koalisi Kebebasan Media dan dukungan terhadap inisiatif seperti Dana Pertahanan Media Global UNESCO.
Kedutaan Besar Inggris juga turut memperjuangkan jurnalisme independen, dan mengakui peran penting pers dalam mengatasi krisis iklim dan alam. Awal tahun ini, bermitra dengan UNESCO, Kerajaan Inggris ikut merayakan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2024, yang didedikasikan untuk menyoroti pentingnya jurnalisme dan kebebasan berekspresi dalam konteks krisis lingkungan global saat ini.
Amanda McLoughlin, Konselor Pembangunan untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Kedutaan Besar Kerajaan Inggris mengatakan, kemitraan Kerajaan Inggris dengan Indonesia menjadi landasan aksi iklim Kerajaan Inggris.
“Bersama-sama, kita memajukan inisiatif di bidang energi terbarukan, infrastruktur berkelanjutan, dan solusi berbasis alam. Hal ini memerlukan upaya dari seluruh lapisan masyarakat,” ujar Amanda dalam sambutannya, mewakili Kedutaan Besar Kerajaan Inggris di acara tersebut.
Menurut Amanda, unsur penting lainnya untuk mencapai kemajuan adalah transparansi dan akuntabilitas. Dan disitulah letak peran penting media. Amanda menegaskan, media yang berkembang, profesional, dan pluralistik sangat diperlukan untuk menegakkan institusi demokrasi secara umum, termasuk meminta pertanggungjawaban pemerintah dan masyarakat dalam memerangi krisis bumi.
Ia juga menyampaikan tentang isu-isu yang dibahas dalam COP29 dan perlu ditindaklanjuti.
“COP 29 bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah titik arah. Ke depan, Inggris akan bekerja sama dengan mitra seperti Indonesia untuk mengimplementasikan hasil COP29 dan memajukan kolaborasi global melalui inisiatif, seperti coal transition committee, just energy transition partnership, energy transition council, global clean power alliance, global plastic action partnership, global ocean kemitraan akun, dan banyak lainnya. Aliansi ini akan memperkuat upaya kolektif kita untuk mengamankan planet yang layak huni,” ujarnya.
Amanda juga memastikan, Kerajaan Inggris akan terus mengadvokasi keterlibatan pemuda, komunitas adat, dan aktor lokal dalam membentuk solusi global.
“Suara pemuda adalah inti dari upaya kami. Energi dan inovasi Anda akan menentukan dunia yang kita bangun bersama. Inilah sebabnya kami memperkuat partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan dan memastikan bahwa kekhawatiran mereka merupakan bagian integral dari strategi iklim,” ujarnya.
Saat ini, Inggris menyusun strateginya di Indonesia berdasarkan 4P, yakni Planet, People (masyarakat), Prosperity (kemakmuran), dan Peace (Perdamaian). Empat hal ini dijalankan dengan visi yang progresif, yaitu dunia yang bebas dari kemiskinan dan planet yang layak huni.
Sebagai penutup, Amanda mengingatkan sebuah motto bersama yang harus dijunjung tinggi.
“Mari kita terus bekerja sama untuk memastikan bahwa pertumbuhan hijau dan planet yang layak huni adalah sebuah kenyataan, bukan sebuah aspirasi. Bersama kita bisa! Bersama-sama, kita dapat membangun dunia yang lebih hijau dan berketahanan,” pungkasnya. (RLS/R-2)
Recent Comments