PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Pada wisuda ke-20, Institut Teknologi Sumatera (Itera) meluluskan 1.449 sarjana baru dari berbagai program studi. Prosesi wisuda di kampus setempat, Sabtu, 9 November 2024, turut dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian (KA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Mohamad Risal Wasal.
Tahun ini, Program Studi Teknik Perkeretapian Itera perdana meluluskan 10 Sarjana Teknik Perkeretaapian untuk turut berkontribusi dalam pembangunan perkeretaapian di Indonesia.
Momentum kelulusan mahasiswa dari Prodi Teknik Perkeretapian ini ditandai dengan peresmian Laboratorium Perkeretaapian yang diresmikan langsung oleh Dirjen KA Mohamad Risal Wasal. Pada kesempatan ini, sekaligus dilakukan penandatanganan kerja sama bidang pendidikan antara Itera dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Dalam orasi ilmiahnya, Mohamad Risal memaparkan tentang rencana pembangunan dan perkembangan teknologi perkeretaapian di Indonesia. Menurutnya, berdasarkan masterplan pembangunan perkeretaapian, ditargetkan pada 2030 panjang jalur kereta api di Indonesia mencapai 10.524 km, termasuk kereta api perkotaan sepanjang 3.755 km.
Jalur kereta api tersebut akan menyebar di beberapa pulau, yakni Trans Sumatera, Trans Kalimantan, Trans Jawa, Trans Sulawesi, dan Trans Papua. Jalur eksisting di Sumatera saat ini sepanjang 1.854,4 km dan rencananya pada 2030 menjadi 2.900 km. Lalu, Pulau Jawa, Madura dan Bali eksisting 4.536,5 km, rencana pada 2030 menjadi 5.590 km, Pulau Sulawesi sudah terdapat progres jalur kereta api sepanjang 71 km, rencana pada 2030 menjadi 734 km, di Pulau Kalimantan rencananya 1.200 km, dan Pulau Papua rencana 100 km.
“Peluang bagi lulusan (perkeretaapian) sangat besar, Jakarta aja masih jauh, masih ada Trans Sumatera, Trans Sulawesi, Trans Jawa, Trans Kalimantan, Trans Papua, belum tuntas. Artinya, begitu besar peluang kita bagaimana membangun kereta api Indonesia ini,” ujar Mohamad Risal ketika diwawancara tentang prospek kerja lulusan Prodi Teknik Perkeretaapian, di sela kegiatan wisuda.
Dalam orasinya, Mohamad Risal menjelaskan peluang kerja di perkeretaapian Indonesia sangat besar, baik SDM regulator maupun SDM operator, seperti tenaga penguji, inspektur, auditor, tenaga pemeriksa, tenaga perawatan, petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian, awak sarana perkeretaapian, asesor, hingga administrasi/manajerial.
Proyeksi kebutuhan SDM teknis sampai dengan 2030 mencapai 59.029 orang. Selain SDM teknis perkeretaapian, juga dibutuhkan dukungan SDM yang bekerja pada sektor industri bidang perkeretaapian, diantaranya industri sarana perkeretaapian, industri teknologi persinyalan dan telekomunikasi, serta kontruksi dan manufaktur.
Menurutnya, MoU yang ditandatangani bersama Rektor Itera hari ini juga dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM perkeretaapian Indonesia ke depan. Ditjen KA bersama Itera bisa saling bertukar keilmuan, baik dalam bentuk dosen praktisi atau pun melakukan penelitian bersama, termasuk meningkatkan kualifikasi pendidikan melalui beasiswa S-2 dan S-3 ke luar negeri.
“Hari ini kami bersama Rektor melakukan Mou dalam meningkatkan kompetensi SDM. Kami bisa saling pertukaran, dan kami juga bisa membantu SDM Itera, baik mahasiswa atau dosennya, sama-sama meningkatkan kompetensi. Kalau kami mendapat beasiswa dari luar, kami akan mengajak dosen-dosen Itera untuk bersama-sama mencari S-2, S-3, belajar di tempat kami mendapat beasiswa tersebut. Intinya win-win solution, bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas SDM Itera dan SDM kita,” jelas Mohamad Risal.
Dia menyatakan, banyak kampus luar negeri yang menyediakan beasiswa. Ditjen KA sendiri telah mengirimkan ASN, mahasiswa, dan dosen-dosen untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri demi peningkatkan kualitas SDM agar perkeretaapian Indonesia bisa berkembang dan mandiri ke depannya.
“Kita ingin mandiri, bisa membangun kereta api, tidak hanya menerima, tetapi bagaimana menciptakan suatu kereta api made in Indonesia. Nah bagaimana membangun kereta api yang efesien, efektif, murah. Ke depan, itu tantangan yang perlu kita jawab,” katanya.
Terkait perkembangan teknologi perkeretaapian Indonesia, Mohamad Risal mengatakan, perkeretaapian menuju net zero emission berupa kereta api listrik, hybrid, dan battery.
“Untuk teknologi, sekarang ada KRL kereta api listrik, LRT listrik, MRT listrik, ART pakai battery. Justru kereta api mulai meninggalkan (bahan bakar) fosil, kecuali yang masih lokomotif. Jadi, (perkeretaapian) perkotaan sudah green dan smart pastinya,” tandas Mohamad Risal.
Sementara, Rektor Itera, Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha mengatakan, pada wisuda kali ini, Itera meluluskan 1.499 sarjana baru. Ini merupakan kontribusi Itera dalam menyediakan SDM berkualitas untuk membangun Sumatera dan Indonesia. Menurut I Nyoman, ada dua prodi yang perdana meluluskan mahasiswanya, yakni Prodi Teknik Perkeretaapian sebanyak 10 lulusan,dan Prodi Teknik Biomedis sebanyak 38 lulusan.
“Khusus untuk Teknik Perkeretaapian, ini merupakan lulusan pertama S-1 Perkeretaapian di Indonesia, karena belum pernah ada Prodi Perkeretaapian. Itera yang pertamakali membuka prodi ini. Tadi Pak Dirjen sudah menyampaikan tantangan ke depan tentang konektivitas antar kota, antar wilayah, yang membutuhkan moda transportasi berbasis rel. Mudah-mudahan dengan momentum ini, Itera bisa lebih meningkatkan kompetensi lulusannya sehingga nanti bisa berkiprah di dunia transportasi perkeretaapian,” ujar I Nyoman.
Menurutnya, dengan perkembangan teknologi, transportasi perkeretaapian saat ini tidak lagi melulu berbasis rel, tetapi juga bisa dituntun/digerakkan menggunakan artificial intelligence (AI), sehingga tanpa rel pun sudah bisa dibuat kendaraan (kereta). “Nah itu tantangan ke depan yang dihadapi teknik perkeretaapian ini,” tuturnya.
I Nyoman mengatakan, Laboratorium Perkeretaapian Itera yang telah diresmikan Dirjen KA Mohamad Risal Wasal, tidak hanya digunakan sebagai tempat praktek mahasiswa Prodik Teknik Perkeretaapian saja, tetapi juga menjadi rujukan uji kompetensi operasional perkeretaapian.
“Lab ini akan mengeluarkan sertifikat kompetensi yang legitimate sehingga bisa menjadi modal lulusan kita, atau pun lulusan kampus lain yang membutuhkan sertifikasi operasional perkerataapian ini di sini,” jelasnya. (RIN/R-2)
Recent Comments